Ketinggalan Kereta, Kante Main FIFA dan Makan Malam di Rumah Suporter

18 September 2018 8:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kante merayakan gol ke gawang Huddersfield. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Kante merayakan gol ke gawang Huddersfield. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Di tengah hiruk-pikuk dan tensi tinggi Liga Champions 2018/19, N'Golo Kante menjadi alasan bagi sebagian orang untuk merekahkan senyuman. Kemenangan 4-1 Chelsea atas Cardiff City di Premier League 2018/19 melahirkan cerita baru yang tak kalah menyenangkan.
ADVERTISEMENT
Sejak awal, Kante sudah berencana untuk menghabiskan akhir pekan di Paris dengan keluarganya. Kereta api menjadi pilihannya untuk pulang kampung. Lucunya, setenar apa pun keberadaannya, sehebat apa pun prestasinya sebagai pesepak bola, Kante serupa kita. Berkali-kali ketinggalan kereta atau pesawat karena macam-macam alasan.
Alih-alih segera bertemu dengan keluarganya, bagian dari skuat juara Piala Dunia 2018 ini justru ketinggalan Eurotrain (nama kereta -red) yang ditumpanginya. Alhasil, ia terdampar di kotanya sendiri, London. Kante tak menyia-nyiakan waktu dan apa pun yang dimilikinya saat itu. Dengan bantuan aplikasi di ponsel pintarnya, ia mencari masjid di dekat stasiun untuk beribadah. Dan voila, ia menemukan masjid yang dicarinya.
Namun, cerita Kante tak berhenti sampai di situ. Di masjid itu, ia tak sengaja berjumpa dengan para penggemarnya. Di ranah sepak bola, Kante adalah sosok yang menarik. Sebagai gelandang perebut bola, ia kerap tampil trengginas memutus serangan lawan.
ADVERTISEMENT
Tubuhnya sangat mungil untuk ukuran pesepak bola yang mengemban tugas defensif. Foto-fotonya bersama rekan setimnya begitu khas. Ia kerap menjadi yang terkecil di antara kawan-kawannya itu. Si kecil yang tak pernah bosan tersenyum.
Serupa dengan tugasnya yang merusak serangan lawan, perangai khasnya itu pula yang merusak imej kasar yang lama melekat pada sosok gelandang perebut bola sepertinya. Alih-alih dipandang sebagai sosok yang gahar, ia justru terlihat sebagai anak manis yang kerap malu-malu. Namun, dalam urusan pertarungan merebut bola, ia boleh diadu.
Pesonanya di luar lapangan dan etos kerjanya di atas lapangan membuatnya dicintai oleh rekan-rekannya dengan cara yang khas, menyenangkan, dan hangat. Kabar baik bagi Kante, yang mencintainya bukan hanya rekan-rekan setimnya, tapi juga para suporter.
ADVERTISEMENT
Di masjid yang ditemukannya tadi, beberapa orang penggemarnya itu menyapa Kante. Barangkali, ia menyambut mereka dengan cara yang begitu 'Kante': Dengan gelagat yang terkesan kaku dan malu-malu, tapi tak kehilangan senyum semringah yang menjadi ciri khasnya.
Para penggemarnya ini mengajak Kante untuk berkunjung dan makan malam di rumah salah satu dari mereka. Lantas, siapa pula yang menyangka Kante bakal menerima ajakan ini?
Kante di laga melawan Cardiff City. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
Kante di laga melawan Cardiff City. (Foto: REUTERS/Eddie Keogh)
Yang terjadi setelahnya adalah hal-hal sederhana. Saking sederhananya, sampai menjadi surealis. Menjadi surealis karena sanggup mengenyahkan jarak antara pesepak bola bintang dengan para penggemarnya.
Di rumah itu, Kante menghabiskan waktu selayaknya kawan lama. Ibarat teman yang tak selalu dekat, tapi tetap baik. Mereka makan kari bersama-sama di halaman rumah, main FIFA, dan menonton cuplikan pertandingannya sendiri lewat tayangan televisi bertajuk Match of the Day (MOTD).
ADVERTISEMENT
"Seorang juara Piala Dunia, mantan pemain terbaik Premier League, dan dua kali perebut gelar juara Premier League dengan santainya bergabung dengan kami untuk menonton MOTD setelah beribadah di masjid. Benar-benar seorang yang membumi. Orang yang luar biasa," seperti itu cuitan salah satu penggemar yang bermain bersama dengan Kante.
Sapaan para penggemar yang ditemui Kante di masjid itu adalah panggilan untuk bersenang-senang. Ajakan untuk menikmati waktu dengan cara yang tak rumit, untuk melupakan hal-hal menyebalkan yang gemar menguntit.
Ia selaras dengan ajakan kawan-kawan kita sepulang sekolah dulu, yang menyemarakkan siang hari dengan memanggil nama kita dari balik pagar rumah. Ajakan yang membuktikan bahwa kegembiraan yang diunduh dengan cara sederhana adalah kegembiraan yang awet. Dan beruntunglah Kante karena menerimanya.
ADVERTISEMENT