Kiat agar Timnas U-16 Tak Terbawa Sindrom Popularitas

7 Agustus 2018 15:00 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol pemain Timnas U-16. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol pemain Timnas U-16. (Foto: Antara/Zabur Karuru)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Performa Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-16 di ajang Piala AFF U-16 2018 tengah menanjak. Lima pertandingan fase grup dilalui dengan kemenangan hingga Timnas U-16 menapak babak semifinal dengan status juara Grup A.
ADVERTISEMENT
Tak berlebihan pula untuk mengapresiasi penampilan anak-anak asuh pelatih Fakhri Husaini. Mereka tak sekadar menang, tetapi juga menghukum lawan dengan penampilan tajamnya. Dalam lima laga, Timnas U-16 merangkum 21 gol dan cuma kemasukan 3 gol. Kurang impresif apa lagi?
Hasil itu sekaligus menelurkan beberapa pemain yang mendadak terkenal. Ambil contoh pemain depan Timnas U-16, Amirudin Bagus Khafi, yang telah menorehkan 11 gol.
Bagus memang menjadi pemain yang paling banyak diperbincangkan oleh pecinta sepak bola Tanah Air. Mulai dari celotehan di media sosial, 'pandit bola dadakan' di Twitter dan Instagram bahkan banyak yang memprediksi bahwa saudara Bagas Khafi ini akan menjadi sosok pemain depan gemilang di level senior.
Cukup mengagetkan tentunya karena mereka menilai hanya dari satu event Piala AFF U-16 ini saja. Sisanya?
ADVERTISEMENT
Fakhri Husaini dalam beberapa kali kesempatan selalu menekankan kepada anak asuhnya untuk selalu membumi. Tak ada pemain bintang di Timnas U-16, semua pemain yang berseragam timnas sama tujuannya, yakni berjuang untuk lambang Garuda di dada, bukan nama di punggung. Hasil kemenangan yang mereka dapatkan pada setiap pertandingan, oke, silakan kalian rayakan tapi tetap kembali lagi karena perjuangan masih panjang.
Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini. (Foto: Dok. PSSI)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas U-16, Fakhri Husaini. (Foto: Dok. PSSI)
Cerita Fakhri di atas disampaikan ulang oleh psikolog Timmas U-16, Asti Wirawati. Dalam perbincangannya dengan kumparanBOLA, Asti juga tak menampik bahwa saat ini tingkat popularitas Timmas U-16 semakin hari semakin menanjak. Tetapi, langkah apa, sih, yang dilakukan agar anak-anak tak terlena karena ketenaran?
"Kalau di Timnas U-16 itu coach Fakhri menerapkan sebuah sistem yang ia miliki kepada kami semua baik pemain ataupun ofisial. Sistem itu yang pertama, ambil contoh kemarin, walaupun Timnas U-16 melalui Bagus sudah cetak 11 gol dan jadi top scorer sementara turnamen ini, menurut coach Fakhri dia belum akan memberikan selamat karena turnamen belum selesai," kata Asti membuka perbincangan melalui sambungan telepon, Selasa (7/8/2018).
ADVERTISEMENT
"Dan yang kedua memberlakukan tim dengan adil itu adalah kunci. Oke mereka bintang sekarang dan kita semua tidak bisa juga yang namanya 'membunuh popularitas', tetapi bagaimana kemudian jalan keluar yang bisa kita pilih adalah mengatur diri dan memilih apakah kita terbuai atau tidak dengan popularitas itu," tutur ia menambahkan.
Tim Indonesia U-16 melakukan sujud syukur ketika berhasil mencetak gol ke gawang tim Filipina U-16 dalam laga penyisihan grup A Piala AFF U-16 di Gelora Delta Sidoarjo, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (29/7). (Foto: Antara/Zabur Karuru)
zoom-in-whitePerbesar
Tim Indonesia U-16 melakukan sujud syukur ketika berhasil mencetak gol ke gawang tim Filipina U-16 dalam laga penyisihan grup A Piala AFF U-16 di Gelora Delta Sidoarjo, Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (29/7). (Foto: Antara/Zabur Karuru)
Rasa-rasanya jika memuji penampilan Timnas U-16 tentu bukan hanya Bagus saja. Dari lini belakang dua palang pintu Komang Teguh dan Fadhillah Nur Rahman juga tak bisa dipandang sebelah mata. Piawai menjaga pertahanan dan sesekali hadir sebagai pemecah kebuntuan guna mendulang juga bisa mereka perankan.
Belum lagi sayap-sayap 'Garuda Asia' yang dihuni Bagas Khafa, Yudha Febrian, M. Supriadi dan Fajar Fathur Rahman lewat kecepatan serta skill olah bola yang mumpuni. Dan tentunya yang tak boleh dilupakan bagaimana David Maulana, Brilyan Aldama, dan Andre Oktaviansyah mengatur lini tengah Timnas U-16.
ADVERTISEMENT
"Sepak bola tentu berbicara tentang olahraga tim, di mana seorang bintang itu akan menjadi bintang bila dia bekerja kerja sama dengan semua lini di tim itu sendiri dan hal itu yang selalu ditekankan oleh coach Fakhri," kata Asti.
"Selanjutnya yang diterapkan oleh Fakhri membiasakan ungkapan terima kasih untuk semua yang telah dikerjakan. Karena setiap kemenangan yang dicapai, poin yang diraih ada usaha yang tak dikerjakan sendirian. Ini ada kerja sama tim, di balik semua kesuksesan.
"Kalau boleh saya memuji, karakter kepemimpinan coach Fakhri ini sehingga bisa membuat Timnas U-16 sampai di babak ini karena beliau sangat konsisten tentang bagaimana satu kemenangan berarti itu kemenangan buat semuanya, kemenangan tim. Jadi enggak akan ada itu yang namanya satu pemain bintang dan yang satu lagi enggak. Yang paling dikejar oleh coach Fakhri itu adalah team work," tuturnya menutup.
ADVERTISEMENT