Kiper Mesir Tolak Gelar Man of the Match karena Faktor Agama

18 Juni 2018 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Kiper Timnas Mesir, Mohamed El-Shenawy. (Foto: Andrew Couldridge/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Kiper Timnas Mesir, Mohamed El-Shenawy. (Foto: Andrew Couldridge/Reuters)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Tim Nasional (Timnas) Mesir memang menelan kekalahan 0-1 dari Uruguay pada partai matchday pertama Grup A Piala Dunia 2018, Jumat (15/6/2018) malam WIB. Gol tunggal ke gawang Mohamed El-Shenawy diciptakan oleh Jose Gimenez menjelang laga rampung.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, El-Shenawy tetap mendapatkan apresiasi berkat catatan 4 penyelamatan, termasuk terhadap peluang Luis Suarez dan Edinson Cavani, sepanjang pertandingan. FIFA mengganjar sang kiper dengan penghargaan man of the match.
Untuk pemain yang baru menjalani 4 penampilan di level internasional, debut di Piala Dunia plus predikat man of the match seharusnya menjadi sesuatu yang membanggakan. Sikap El-Shenawy ternyata tidak demikian.
Dikonfirmasi oleh ofisial Timnas Mesir bahwa El-Shenawy telah menolak penghargaan man of the match kepada dirinya. Alasannya menyangkut agama. El-Shenawy, seperti warga Mesir kebanyakan, memang menganut agama Islam. Dan, sudah bukan rahasia lagi bahwa konsumsi minuman beralkohol dilarang untuk seorang muslim.
Itulah yang melatarbelakangi penolakan El-Shenawy. Kiper yang membela klub Al Ahly ini mengetahui bahwa penghargaan man of the match di Piala Dunia 2018 disponsori oleh Budweiser, yang notabene perusahaan bir asal Jerman.
ADVERTISEMENT
Dituturkan pula oleh Direktur Timnas Mesir, Ihab Leheta, bahwa penolakan itu merupakan sikap personal dari El-Shenawy. Tidak ada instruksi khusus dari federasi agar pemain menolak penghargaan yang bertentangan dengan agama.
"Pilihan ini bergantung masing-masing individu," ucap Leheta kepada Associated Press.
Penyerang Timnas Mesir, Mohamed Salah. (Foto: Justin Tallis/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Penyerang Timnas Mesir, Mohamed Salah. (Foto: Justin Tallis/AFP)
Kebijakan Mesir berbeda dengan Arab Saudi. Pada Piala Dunia 2006, tim beralias The Green Falcons meminta semua pemain untuk menolak penghargaan man of the match lantaran mengandung sponsor bir.
Penolakan status pemain terbaik dalam sebuah laga memang kerap terjadi dalam sepak bola. Selain El-Shenawy dan instruksi Arab Saudi, ada pula kasus lain seperti Demba Ba. Saat bermain untuk Chelsea di Piala FA pada 2013, pemilik nama terakhir mendapatkan botol bir sebagai hadiah untuk penghargaan man of the match, tetapi memberikannya kepada Petr Cech karena enggan mengonsumsi alkohol.
ADVERTISEMENT