Komite Wasit PSSI Bungkam soal Isu Pengaturan Skor

29 November 2018 14:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pertandingan Semifinal Liga 2 antara Persita Tangerang vs Semen Padang (Foto: Dok. Liga Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Semifinal Liga 2 antara Persita Tangerang vs Semen Padang (Foto: Dok. Liga Indonesia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Praktik dugaan pengaturan pertandingan yang terjadi di kancah sepak bola Indonesia mengemuka ke publik. Kali ini pengadil di lapangan alias wasit yang mestinya menjadi juri yang tak tebang pilih bagi kedua kesebelasan, justru dituduh ikut bermain dengan mafia bandar judi.
ADVERTISEMENT
Persoalan ini mengemuka dalam acara 'Mata Najwa' dengan tema 'PSSI Bisa Apa?' yang membahas praktik jual-beli pertandingan. Dalam salah satu pembahasan adalah percakapan antara dua orang yang disamarkan untuk laga Persibat Batang vs PSPS Riau. Tak disebutkan secara rinci kapan pertandingannya dan apa ajangnya.
"Saya ingin sekali lagi memperdengarkan Anda percakapan eksklusif yang diterima Mata Najwa kali ini soal bagaimana peran wasit dalam mengatur skor di Liga 2, kita dengarkan," ujar pembawa acara, Najwa Shihab.
Dalam rekaman yang diperdengarkan, terjadi percakapan yang cukup rumit. Suara A yang disamarkan oleh tim Mata Najwa meminta Suara B--yang diduga wasit untuk memberikan kemenangan untuk Persibat Batang.
''Ikuti saja irama pemain, ya, saya ikuti saja dan diatur sendiri skornya. Babak pertama-kedua saya awasi, oh, diatur terserah aku ikuti saja,'' ujar Suara A.
ADVERTISEMENT
''Skornya 3-1, ya, sudah main yang cantik, ya. Kamu hati-hati, kamu masih muda, ya sudah main cantik itu anak-anak, tapi kalau orang yang mengerti bola, ya, ngerti lah,'' lanjut Suara A.
Semula, Suara B berpura-pura tidak memahami konteks percakapan. Akan tetapi, di tengah perbincangan Suara B memastikan bahwa Suara A sudah memberikan sejumlah uang pada Persibat batang.
''Saya mengerti dan manajernya Persibat Batang juga dikasih (uang) kan?'' tanya Suara B.
Miris memang ketika praktik jual beli pertandingan sudah sampai dicampuri oleh wasit. Kendati demikian, persoalan ini belum lagi menemui jalan keluar.
Ilustrasi wasit (Foto: taniadimas)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wasit (Foto: taniadimas)
kumparanBOLA sempat mencari tahu perihal praktik ini kepada anggota Komisi Wasit PSSI, Purwanto. Kendati demikian mantan wasit berlisensi FIFA ini enggan berkomentar banyak. Begitu pula ketika kami mempertanyakan hukuman terberat yang akan diterima oleh wasit yang terbukti menerima suap.
ADVERTISEMENT
''Pertama di situasi itu saya enggak ikut dan ketika disuruh berkomentar, saya juga mesti bagaimana?'' kata Purwanto pada Kamis (29/11/2018).
''Lha.. Saya cuma bisa berkomentar ketika diminta menjelaskan teknis wasit di lapangan. Ambil contoh ketika seorang wasit melanggar pasal-pasal yang tertera di Kode Disiplin. Yang mestinya offside dia tidak mengangkat bendera, nah di sana kan salah. Itu bisa dihukum," ucapnya.
''Tapi kalau kewenangan untuk menghukum, jujur bukan ranah saya buat berbicara,'' kata Purwanto menjelaskan.
Manta wasit asal Indonesai, Nasiruddin, sempat menerima hukuman dilarang berkecimpung di sepak bola Indonesia selama 10 tahun usai terbukti terlibat pengaturan skor di ajang SEA Games 1997. Ia kembali terlibat dalam match fixing di SEA Games 2015 pada laga antara Timor Leste vs Malaysia, yang membuatnya mendekam di dalam penjara selama 30 bulan di Singapura.
ADVERTISEMENT