La Masia yang Kini Tak Lagi Mewarnai Barcelona

8 Januari 2018 19:08 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Alba, Iniesta, dan Messi. (Foto: FC Barcelona)
zoom-in-whitePerbesar
Alba, Iniesta, dan Messi. (Foto: FC Barcelona)
ADVERTISEMENT
Nama asing menghiasi papan skor Balaidos saat laga berjalan seperempat jam. Kala itu, tuan rumah Celta Vigo dengan Barcelona di leg pertama babak 16 besar Copa del Rey.
ADVERTISEMENT
Bukan nama-nama kondang macam Lionel Messi dan Luis Suarez yang rutin mencetak gol bagi El Barca --yang memang tak dibawa oleh Ernesto Valverde dalam lawatannya ke Celta. Adalah Jose Arnaiz yang membawa Barcelona unggul lebih dulu, sebelum akhirnya disamakan Pione Sisto di menit ke-31.
Hasil laga tersebut bukan semata masalah hasil, sebab Gerard Pique dan kawan-kawan diprediksi akan mengamuk pada leg kedua yang dihelat di Camp Nou 11 Januari mendatang. Yang spesial dari pertandingan tersebut adalah kerinduan akan mencuatnya alumnus La Masia.
Sayangnya, Arnaiz bukanlah lulusan akademi La Masia. Pemain berusia 22 tahun itu dibeli Barcelona dari Valladolid pada Agustus 2017 silam.
Setelah ditempa di Barcelona B, sebulan kemudian dirinya tampil dan langsung mencetak gol perdana saat El Barca mencukur Real Murcia 3-0 di ajang Copa del Rey. Baru kemudian melanjutkan tren apiknya kontra Celta.
ADVERTISEMENT
Alhasil, dia kemudian melakoni debut perdananya saat Barcelona berhadapan dengan Levante di La Liga pekan 18 lalu. Sekarang pertanyaannya, ke manakah lulusan La Masia yang legendaris itu?
Apakah mereka mengalami penurunan kualitas yang begitu drastis sampai-sampai merekrut pemain muda dari tim sekelas Valladolid sebagai bagian dari regenerasi skuat. Mosi tidak percaya Barcelona kepada La Masia juga tertuang pada banyaknya jumlah uang yang mereka gelontorkan untuk merekrut personel anyar.
Di musim ini saja, Blaugrana sudah merogoh kocek sebesar 175 juta euro hanya untuk mendatangkan tiga pemain, Ousmane Dembele, Nelson Semedo, serta Paulinho.
Gerombolan tersebut belum ditambah dengan Philippe Coutinho yang jadi pembelian mereka termutakhir. Genap 317 juta euro sudah mereka keluarkan untuk ditukaar dengan empat pemain.
ADVERTISEMENT
Keberanian sebuah kesebelasan untuk merogoh kocek begitu dalam mengandung dua arti. Bisa jadi mereka memang kaya raya atau memang mereka tidak bisa memaksimalkan skuat yang ada.
Alasan yang pertama, tentu tak relevan untuk tim sekaliber Barcelona yang bertabur bintang dan dengan embel-embel La Masia-nya.
Sebenarnya bukan mereka tak mencoba sama sekali. Buktinya, Gerard Deulofeu, yang juga almamater La Masia, dipulangkan setelah tampil ciamik bersama AC Milan musim lalu.
Pemain yang pernah berseragam Everton itu diplot untuk mengisi pos Neymar bersama dengan Ousmane Dembele. Hasilnya jauh dari harapan, baru satu gol dan assist yang bisa dihasilkannya dari sembilan kesempatan di La Liga.
Bisa dibilang, Deulofeu adalah lulusan La Masia terakhir yang diproyeksikan oleh Barcelona saat ini. Selain dirinya, terhitung hanya tujuh pemain dalam skuat utama yang diorbit dari La Masia, yakni Messi, Iniesta, Gerard Pique, Sergio Busquets, Jordi Alba, dan Sergi Roberto.
ADVERTISEMENT
Jika menilik tentang performa, nama Messi tak perlu diperdebatkan lagi. Nyatanya kepergian Neymar sebagai pengakomodir La Pulga dalam beberapa musim ke belakang tak berpengaruh banyak.
Total 16 gol dan tujuh assist sudah dibukukannya di La Liga sejauh ini. Pun demikian dengan Pique dan Busquets yang masih konsisten. Nama yang disebut belakangan malah tampil lebih impresif karena berhasil mengemas satu gol dan tiga assist.
Progres tersebut juga dialami Alba yang makin rajin dalam membantu serangan. Hal itu tertuang lewat torehan enam assist yang dibuatnya dari 16 pertandingan, setara dengan kuantitas yang diraihnya pada akhir musim lalu.
Sedangkan Sergi Roberto, yang masih intens dipasang sebagai full-back kanan kini makin enjoy dengan peran tersebut. Buktinya, dia hanya membutuhkan 188 menit untuk memproduksi satu assist bagi rekan-rekan setimnya.
ADVERTISEMENT
Jika ada satu nama yang mengalami penurunan performa, dia adalah Iniesta. Metronom lini tengah Barcelona itu sekarang baru menghasilkan satu assist dari 15 penampilan. Tak dapat dipungkiri faktor usia memengaruhi penampilan mantan tandem setia Xavi Hernandez tersebut.
Para pemain Real Madrid merayakan gol. (Foto: Reuters/Vincent West)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Real Madrid merayakan gol. (Foto: Reuters/Vincent West)
Minimnya regenerasi La Masia cepat atau lambat bakal mengikis identitas Barcelona sebagai penghasil pemain berbakat.
Dalam hal ini, Real Madrid yang terkenal akan Los Galacticos-nya saja masih lebih baik karena memiliki beberapa pemain muda dari Castilla, semacam Nacho Fernandez, Lucas Vazquez, Borja Mayoral, dan Achraf Hakimi yang menyentuh angka 23 tahun jika dirata-rata.
Bandingkan dengan Iniesta telah berusia 33 tahun, Messi dan Pique sama-sama menginjak 30 tahun. Dalam tiga tahun ke depan, tak menutup kemungkinan apabila mereka akan tersisih dari skuat utama, digeser oleh para pemain anyar yang bukan dari La Masia.
ADVERTISEMENT
Ya, tak ubahnya seperti Manchester City dan Paris Saint Germain yang gemar belanja pemain dan minim mengembangkan kearifan lokal. Meski belakangan, City punya Phil Foden yang siap mencuat kapanpun.