Lawan Cardiff, Solskjaer Bawa Man United Bertanding sebagai Man United

23 Desember 2018 6:58 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Solskjaer kala menangani tim reserve United. (Foto:  Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Solskjaer kala menangani tim reserve United. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Manchester United melakoni akhir pekan dengan cara yang mengasyikkan, dengan merebut kemenangan atas Cardiff City. Melawat ke markas Cardiff pada Minggu (23/12/2018), United menyegel kemenangan telak 5-1. Dwigol Jesse Lingard ditambah masing-masing satu gol Marcus Rashford, Ander Herrera, dan Anthony Martial menjadi alasan mengapa kemenangan telak itu berhasil direngkuh di pekan ke-17 Premier League 2018/19.
ADVERTISEMENT
Hasil mayor ini tidak hanya menyoal tambahan tiga poin bagi United, tapi juga awal yang manis bagi debut Ole Gunnar Solskjaer sebagai pelatih interim United. Legenda hidup asal Norwegia itu memang menjabat sebagai bos baru United sebagai respons atas pemecatan pelatih sebelumnya, Jose Mourinho, sejak Rabu (18/12/2018).
Sebelum laga melawan Cardiff ini, United tidak sedang ada dalam kondisi baik-baik saja. Dalam lima pertandingan terakhir di semua kompetisi, hanya satu yang berakhir dengan kemenangan. Sementara, masing-masing dua laga berakhir dengan hasil imbang dan kekalahan. Salah satu cerita soal kekalahan paling tak sedap tentu dialami United di pekan ke-16, dalam laga melawan Liverpool yang berakhir dengan kekalahan 1-3.
Berangkat dari catatan buruk inilah, ditambah dengan masalah-masalah internal tim lainnya, United tidak datang ke Cardiff Stadium dengan langkah ringan. Beban berat ada di pundak mereka, tanggung jawab tak mudah menjadi bagian yang mesti dipikul oleh Solskjaer.
ADVERTISEMENT
Anthony Martial cetak gol ketiga untuk United di laga vs Cardiff. (Foto: Reuters/Craig Brough)
zoom-in-whitePerbesar
Anthony Martial cetak gol ketiga untuk United di laga vs Cardiff. (Foto: Reuters/Craig Brough)
Namun, Solskjaer beruntung karena ia bukan orang baru di United. Ia ada di Old Trafford sejak 1996 hingga 2007. Kurun waktu yang lama inilah yang membuatnya mengenal United, termasuk siapa-siapa yang pernah bertanding di balik panji-panji klubnya--termasuk Wayne Rooney.
Rooney memang tak memangku jabatan apa pun di United. Bahkan sosok asal Inggris ini sedang sibuk-sibuknya berkompetisi di Negeri Paman Sam sana. Hanya, pengenalan Solskjaer terhadap United yang sekarang berutang banyak pada pemahaman yang diberikan oleh Rooney. Pemahaman yang disampaikan dengan cara yang bersahabat, tanpa tendensi menggurui dan saling beradu hebat.
Rooney-lah yang menjadi salah satu sosok yang paling berjasa untuk mempersiapkan mental Solsjaer sebelum laga ini. Kalau ditanya apa yang sebenarnya dilakukan Rooney, maka jawabannya adalah membantu mengingatkan Solskjaer tim seperti apa United itu.
ADVERTISEMENT
"Sepak bola (pertandingan) adalah hal mudah jika Anda memiliki skuat yang mumpuni. Tim ini adalah kelompok yang luar biasa dan kualitas mereka tidak masuk akal (hebat sekali -red). Saya tiba di sini pada Kamis, semua nasihat yang saya dapat lewat pesan singkat dari Wazza (nama panggilan Rooney -red) memang berguna! Ia berkata kepada kami supaya tetap menikmati pertandingan, tersenyum, dan menjadi Manchester United," jelas Solskjaer kepada BT Sport.
Legenda United, Ole Gunnar Solskjaer. (Foto:  AFP/ANDREW YATES)
zoom-in-whitePerbesar
Legenda United, Ole Gunnar Solskjaer. (Foto: AFP/ANDREW YATES)
Selama masih menjadi pemain United, gelar super sub melekat erat dengan Solksjaer. Barangkali predikatnya mulai mendekat dengannya usai menjadi pahlawan United di final Liga Champions 1998/99 yang mempertemukan United dengan Bayern Muenchen. Kala itu, gol Solskjaer menjadi torehan penentu takhta United di ranah sepak bola Eropa.
ADVERTISEMENT
Kedatangan Solskjaer sebagai pelatih interim mau tidak mau membawanya kembali ke sebuah pola yang selama ini ia kenali: Masuk ke lapangan untuk menjadi penyelamat United. Ya, datang sebagai pelatih interim ketika United sedang buruk-buruknya membuat Solskjaer menjadi super sub sekali lagi.
Setidaknya di pertandingan ini Solskjaer membuktikan bahwa kedatangannya tidak sia-sia. United tidak hanya memenangi mengendalikan pertandingan lewat penguasaan bola, tapi juga agresivitas yang ditunjukkan dengan 17 upaya tembakan dengan sembilan di antaranya mengarah ke gawang.
Bahkan formasi 4-3-3 yang dipakai Solskjaer cukup menjanjikan untuk membangkitkan kreativitas Paul Pogba. Karena tak berperan sebagai salah satu tiang di poros ganda, Pogba dapat terbebas dari tugas bertahan sehingga dapat menyulut kreativitasnya. Keleluasaan ini pada akhirnya mewujud dalam dua assist dan dua umpan kunci yang dibukukannya.
ADVERTISEMENT
Solskjaer dan pemain-pemain United merayakan kemenangan atas Cardiff. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
zoom-in-whitePerbesar
Solskjaer dan pemain-pemain United merayakan kemenangan atas Cardiff. (Foto: REUTERS/Rebecca Naden)
Pemain-pemain United pun cukup berhasil untuk menebar ancaman merepotkan lewat keberhasilan mereka menembus pertahanan sehingga dapat melepaskan tembakan-tembakan dari dalam kotak penalti. Menyoal keberhasilan ini, maka sebagian orang akan teringat bahwa saat masih bermain: Solskjaer acap memerhatikan pergerakan para bek sehingga tahu benar apa yang harus ia lakukan untuk mencetak gol. Menyaksikan agresivitas serangan United pun orang-orang akan diingatkan bahwa sejatinya, Solskjaer adalah seorang predator yang kerap mengancap gawang lawan.
"Ini menjadi pekan yang sulit bagi mereka dan kalau mau jujur, juga pekan yang sulit bagi saya. Biarpun sebenarnya masih bisa dinikmati, ada banyak hal yang berkecamuk dalam kepala kami dan beruntung, mereka meresponsnya dengan fantastis. Di latihan, kami melakoni sesi pola permainan, Luke (Shaw) membantu Anthony (Martial)--dan semuanya berjalan dengan baik hari ini," ucap Solskjaer.
ADVERTISEMENT
"Fondasi kami ada di bek tengah. Di jersei para pemain ini tersemat lambang Manchester United. Kualitas merekalah yang membuktkan bahwa mereka pantas mengenakannya. Masih ada pekerjaan yang harus kami tuntaskan. Tapi kami tetap berusaha, sedikit demi seikit," jelas Solksjaer.
Ini baru laga perdana Solskjaer, terlalu naif untuk menjadikannya sebagai jaminan bahwa United bakal baik-baik saja di sepanjang sisa musim. Apalagi, yang menjadi lawan adalah Cardiff, tim yang di atas kertas memang tak lebih baik ketimbang United.
Namun, yang perlu diingat, United sekarang berbeda dengan United di masa Sir Alex Ferguson. Mereka belum hancur, tapi retak di sana-sini. Tak ada yang tahu pasti apa yang menjadi penyebabnya. Namun, barangkali keretakan itu muncul karena United bertanding tanpa identitas. Dan kehilangan inilah yang sekarang sedang coba disembuhkan oleh Solskjaer.
ADVERTISEMENT