Leroy Sane di Antara Sayap-sayap Jerman yang Lain

21 Maret 2018 18:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Leroy Sane, tumpuan baru Guardiola. (Foto: REUTERS/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Leroy Sane, tumpuan baru Guardiola. (Foto: REUTERS/Lee Smith)
ADVERTISEMENT
Sekitar musim panas 2016 silam, Leroy Sane mengambil keputusan yang tak terduga. Alih-alih tetap bertahan di Schalke 04, dia memutuskan untuk hengkang ke Inggris. Bukan klub semenjana yang dia bela, melainkan Manchester City. Keputusan yang, jika melihat apa yang terjadi pada dirinya sekarang, bukanlah keputusan salah.
ADVERTISEMENT
Sane adalah lulusan dari Knappenschmiede, akademi sepak bola milik Schalke 04. Knappenschmiede sendiri merupakan salah satu akademi sepak bola terkenal di Jerman, selain Fussballschule (akademi sepak bola SC Freiburg). Dari situ, bakat-bakat sepak bola Jerman seperti Mesut Oezil, Manuel Neuer, Benedikt Hoewedes, dan Julian Draxler muncul.
Pada 2015 silam, Knappenschmiede kembali menelurkan pemain dengan talenta apik bernama Leroy Sane. Satu gol yang dia cetak ke gawang Real Madrid pada leg kedua babak 16 besar Liga Champions musim 2014/15 menjadi tanda perkenalannya dengan sepak bola Eropa, juga dunia.
Setelah golnya melawan Madrid ini, Sane mulai mendapatkan kepercayaan untuk tampil lebih sering bersama tim senior Schalke. Di musim 2015/16, dia bahkan berhasil menorehkan 57 penampilan bersama Die Koenigsblauen,menorehkan 13 gol serta delapan assist.
ADVERTISEMENT
Torehan apiknya ini mengantarkan Sane kepada panggung yang lebih tinggi, yakni Manchester City. Sempat sulit beradaptasi pada musim 2016/17, di musim 2017/18 Sane sukses menorehkan 40 penampilan bersama City dengan torehan 12 gol dan 15 assist. Catatan ini membuat Sane mendapatkan panggilan dari Timnas Jerman senior untuk laga persahabatan melawan Spanyol (24 Maret) dan Brasil (28 Maret).
Mari berandai-andai sejenak. Apakah Sane, di usianya yang baru menginjak 22 tahun ini, layak untuk mendapatkan tempat di Timnas Jerman? Apakah dia sudah layak juga untuk tempat di Piala Dunia?
***
Jelang Piala Dunia 2018, seperti yang diujarkan oleh Joachim Loew, dia masih mencari komposisi yang pas untuk Timnas Jerman di Piala Dunia kelak. Berdasarkan ucapan Loew ini, tampak bahwa Sane masih berpeluang besar untuk masuk skuat Jerman di Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
Namun, jalan Sane untuk masuk ke dalam jajaran skuat Timnas Jerman untuk Piala Dunia tidaklah mudah. Ada banyak nama-nama yang akan menjadi pesaingnya. Nama-nama tersebut, beberapa di antaranya, merupakan nama yang cukup berpengalaman main untuk Timnas.
Pertama, mari kita mulai dengan catatan pribadi Sane sendiri bersama City. Selain torehan 12 gol dan 15 assist-nya, dia juga menjadi pemain yang cukup kontributif dalam setiap serangan-serangan yang dilancarkan oleh City pada musim 2017/18 ini.
Untuk total rataan umpan kunci per laga, Sane menorehkan angka 1,6 kali. Untuk rataan tembakan per laga, dia mencatatkan angka 1,8 kali per laga. Terbanyak, pemain kelahiran Essen ini mencatatkan rataan usaha dribel per laga sebanyak 2,8 kali per laga. Kontribusi Sane ini tampak jelas dalam formasi 4-3-3 yang diterapkan oleh Pep Guardiola.
ADVERTISEMENT
Di bawah tangan dingin manajer asal Spanyol tersebut, Sane yang memang pada awalnya sudah memiliki talenta, berkembang menjadi pemain yang lebih andal. Tidak hanya cekatan dalam melakukan dribel menembus pertahanan lawan, Sane juga menjadi lihai dalam mencetak gol.
Itulah catatan gemilang Sane musim ini. Lalu, bagaimana dengan pesaing-pesaing Sane di Timnas?
Untuk soal winger andal, Jerman tidak hanya memiliki Sane saja. Ada juga nama-nama lain yang memang berpotensi untuk menjadi winger pilihan Joachim Loew. Kemungkinan terbesar, ada nama Julian Brandt, Serge Gnabry, Thomas Mueller, serta Lars Stindl yang dapat menjadi sandungan bagi Sane.
Dari semua winger tersebut, jika menilik kemampuan dribel, ada nama Serge Gnabry dan Julian Draxler yang memiliki kemampuan hampir setara dengan Sane. Tercatat, Gnabry memiliki rataan usaha dribel per laga sebanyak 2,2 kali, sedangkan Draxler mencatatkan usaha dribel per laga sebanyak 1,4 kali.
ADVERTISEMENT
Sedangkan winger-winger yang lain, semisal Brandt, Stindl, maupun Mueller, mereka tidak memiliki catatan usaha dribel yang terbilang mumpuni. Tapi, mereka memiliki keunggulan yang tidak dimiliki Sane, yaitu soal penempatan posisi. Mueller, Brandt, dan Stindl, meski tidak memiliki lari cepat, tapi tahu bagaimana menempatkan posisi dengan baik.
Inilah sebab mengapa Stindl pada akhirnya cukup banyak mencatatkan tembakan ke arah gawang lawan (rataan tembakan 2,3 kali per laga), sedangkan Mueller dan Brandt menjadi sosok pengalir serangan yang apik bagi timnya. Mueller mencatatkan rataan umpan kunci per laga sebanyak 1,8 kali per laga, sedangkan Brandt sebanyak 1,6 kali per laga.
Jadi, setiap winger-winger yang dimiliki Jerman ini sebenarnya memiliki keunggulannya masing-masing. Jika menilik kemampuan dari mereka, tampaknya Sane bisa bersaing dengan winger-winger tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain cukup rutin bermain bersama City dan bermain apik, Sane juga benar-benar dipoles menjadi pemain yang cerdas oleh Guardiola. Sang pelatih menjadikan Sane sebagai winger yang tidak hanya pandai melakukan aksi cut-inside lalu menembak ke arah gawang layaknya Arjen Robben, Guardiola juga menjadikan Sane winger yang cerdas.
Dia kerap berkolaborasi dengan full-back untuk mengokupasi wilayah di sayap, menandakan bahwa Sane juga punya kemampuan untuk bertahan. Selain kemampuan tekel yang apik (rataan tekel 0,8 kali per laga), Sane juga dapat ikut membantu menekan lawan sejak mereka menguasai bola di lini pertahanan sendiri.
Memang sebenarnya, kemampuan menekan lawan ini juga dimiliki oleh pesaing-pesaing Sane yang bermain di Bundesliga. Namun, kemampuan menekan Sane yang apik, tidak asal dan menekan ruang gerak lawan, bukan langsung merebut bola dari lawan, setidaknya dapat menghambat serangan lawan. Sane, nyatanya, memang sama apiknya.
ADVERTISEMENT
***
Sebenarnya selain nama Stindl, Brandt, Gnabry, Mueller, dan Draxler, masih ada nama Andre Schuerrle, Mario Goetze, atau bahkan Marco Reus. Nama-nama itu cukup berpengalaman dan juga pernah membela Timnas Jerman di ajang resmi, sebelum Sane.
Namun, segala pengalaman yang dia dapat di City, serta tempaan dari Guardiola yang menjadikannya pemain yang apik, adalah bekal yang bisa digunakan Sane untuk bersaing dengan winger-winger lain agar bisa masuk skuat Jerman di Piala Dunia 2018.
Masih ada waktu, setidaknya sampai akhir Maret nanti, bagi Loew untuk menentukan siapa-siapa saja yang akan mereka bawa untuk Piala Dunia nanti. Selama itu pula, masih ada waktu bagi Sane untuk menunjukkan dan mengembangkan kemampuannya, baik bersama Timnas Jerman maupun City.
ADVERTISEMENT