Lewat Uji Tanding Lawan Iran, Fakhri Memindai Kekuatan Timnas U-19

7 September 2019 21:47 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain  U-19 seusai mencetak gol ke gawang Timnas U-19 Iran pada pertandingan persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain U-19 seusai mencetak gol ke gawang Timnas U-19 Iran pada pertandingan persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
ADVERTISEMENT
Pelatih Timnas U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, tak kecewa atas kekalahan anak asuhnya 2-4 saat melawan Timnas U-19 Iran di Stadion Patriot Candrabhaga, Sabtu (7/9/2019).
ADVERTISEMENT
Eks pelatih Timnas U-16 itu memang menjadikan uji tanding kali ini sebagai pemindai kelebihan dan kelemahan timnya. Tujuan ini yang membuatnya memasang sebagian besar pemain lapis kedua di laga tadi.
Yang membuat Fakhri puas, skuat berjuluk ‘Garuda Muda’ ini masih mati-matian mencari gol setelah tertinggal 1-4 pada babak kedua. Usaha ini kemudian berbuah gol Bagus Kahfi pada menit ke-87.
Pelatih kepala Timnas U-19, Fakhri Husaini, memberikan instruksi kepada para pemainnya pada pertandingan persahabatan melawan Timnas Iran di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Pada injury time, Timnas U-19 makin trengginas untuk menciptakan gol. Sejumlah kans muncul mulai dari Beckham Putra, hingga Bagus Kahfi.
Di sisi lain, tim lawan pun mulai menciptakan kecerobohan di sana sini. Walau begitu, Timnas U-19 gagal mencetak gol karena penyelesaian akhir yang begitu buruk.
“Mencari kemenangan bukan tujuan utama kami. Tujuan kami ialah memberikan jam terbang kepada para pemain yang jarang tampil. Terlepas dari kenyataan bahwa kami kebobolan empat gol, saya puas dengan penampilan tim pada hari ini,” kata Fakhri.
ADVERTISEMENT
“Beckham (Putra), Supri (panggilan Mochamad Supriadi, red), terus melakukan penetrasi dan mengancam pertahanan lawan hingga akhir sehingga setelah kebobolan pun, kami tak bisa dikatakan berada di bawah tekanan Iran,” lanjut Fakhri.
Fakhri bisa saja lebih puas, andai Timnas U-19 bisa menjaga konsentrasi tim. Ia merasa inilah sebab Iran bisa terus menggempur pertahanan timnya selama 20 menit awal babak kedua. Cukup ironis jika mengingat Fakhri sudah mengganti sejumlah pemain agar tim solid dalam menyerang dan bertahan.
Pemaintimnas Indonesia U-19, Amiruddin Bagus Kaffa Arrizqi (kedua kanan), berebut bola dengan pemain Timnas U-19 Iran pada pertandingan persahabatan di Stadion Patriot Candrabhaga, Bekasi, Jawa Barat. Foto: ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Gempuran-gempuran serangan Iran yang paling berbahaya muncul pada menit ke-61. Bermula dari serangan balik via umpan lambung, Mahadi Hashemnezhad lepas dari kawalan back-four Timnas U-19, dan berhasil mencetak gol dalam situasi satu lawan satu.
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya, kalau saya melihat di babak kedua, Iran lebih banyak menyerang dalam skema open play karena kesalahan kami sendiri, padahal pada babak pertama, kami masih bisa mengganggu. Tampaknya, konsentrasi yang menjadi masalah tim ini,” kata Fakhri.
“Setelah kebobolan dua gol cepat melalui bola mati, saya merasa tim menjadi mudah panik. Tiap lini bekerja sendiri-sendiri. Yang menyerang, menyerang. Yang bertahan, sibuk bertahan. Ini tidak sesuai harapan saya ketika menurunkan sejumlah pemain pada babak kedua,” lanjutnya.