Liga Champions: Valencia Kandaskan Chelsea di Stamford Bridge

18 September 2019 4:32 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi Rodrigo (kanan) ketika membobol gawang Chelsea. Foto: Hannah McKay/Reuters
zoom-in-whitePerbesar
Aksi Rodrigo (kanan) ketika membobol gawang Chelsea. Foto: Hannah McKay/Reuters
ADVERTISEMENT
Debut Frank Lampard sebagai pelatih di Liga Champions tidak berakhir manis. Klub yang ia besut, Chelsea, takluk 0-1 di tangan Valencia pada matchday perdana.
ADVERTISEMENT
Kemenangan Valencia pada pertandingan di Grup H ini ditentukan oleh striker mereka, Rodrigo. Gol tunggal Rodrigo pada menit ke-74 sudah cukup untuk membuat Valencia pulang membawa tiga poin.
***
Valencia mengawali musim ini dengan mendung menggantung di atas kepala mereka. Bukan apa-apa, selain mendapatkan serangkaian hasil buruk, mereka juga direpotkan dengan permasalahan internal.
Sepanjang empat pekan di La Liga, Valencia baru mengoleksi satu kemenangan --tiga pertandingan lainnya berakhir dengan satu hasil imbang dan dua kekalahan. Tampuk kepemimpinan pun berganti; pelatih mereka, Marcellino, didepak dan digantikan Albert Celades.
Pergantian itu berbuntut panjang. Eks kiper Valencia, Santiago Canizares, menyebut Celades tidak tahu etika. Sementara pemain-pemain Los Ches memboikot konferensi pers pralaga melawan Chelsea dengan tidak mengirim perwakilan.
ADVERTISEMENT
Namun, siapa sangka, di balik mendung itu ada awan cerah. Di Stamford Bridge, Rabu (18/9/2019) dini hari WIB, Valencia membawa pulang tiga poin usai membekuk si empunya rumah, Chelsea.
Pertandingan ini mengajarkan betul kepada para penontonnya menyoal seperti apa Chelsea versi Frank Lampard. Mereka memang menjanjikan, tetapi masih compang-camping di sana-sini.
Satu yang amat kentara adalah, Chelsea-nya Lampard begitu agresif ketika menyerang, tetapi keropos dan tampak rapuh ketika bertahan. Inilah yang terlihat pada laga versus Valencia.
Total, Chelsea melepaskan 22 (ya, 22!) percobaan untuk mencetak gol, tetapi cuma 6 yang mengarah tepat ke sasaran. Sebaliknya, Valencia melepaskan 6 percobaan dan 2 mengarah ke sasaran --dan salah satunya menjadi gol.
Tampil dengan mengandalkan Tammy Abraham, Willian, dan Mason Mount di lini depan, Chelsea memang sempat membuat Valencia kerepotan. Bahkan, gelandang Valencia, Francis Coquelin, sampai harus melakukan tekel keras terhadap Mount untuk menghentikannya pada suatu kesempatan.
ADVERTISEMENT
Tekel tersebut cukup bikin heran karena Coquelin cuma mendapatkan kartu kuning. Padahal, telapak sepatunya betul-betul telak menghantam engkel Mount. Akibatnya, Mount cedera dan langsung digantikan oleh Pedro Rodriguez.
Hampir sepanjang laga, Chelsea menyerang dengan cara yang relatif konsisten. Mereka biasanya membangun build-up secara perlahan seraya menunggu celah terbuka pertahanan lawan. Kalau celah itu muncul, biasanya mereka akan langsung mengirim umpan direct ke depan.
Chelsea juga tak jarang mengandalkan kelincahan pemain-pemain mereka dan melakukan serangan dari sisi sayap (terutama sayap kanan). Beberapa kali, mereka memang sukses menembus kotak penalti Valencia, tetapi gol urung tercipta.
Sebaliknya, Valencia, yang mencuri-curi kesempatan untuk melakukan serangan balik, justru berhasil mendapatkan gol. Pada menit ke-74, mereka membobol gawang Chelsea lewat sepakan kaki kiri Rodrigo.
ADVERTISEMENT
Gol tersebut bermula dari tendangan bebas tak jauh dari kotak penalti Chelsea. Dengan cerdik, Dani Parejo mengirim umpan lob ke arah Rodrigo, yang langsung melepaskan sepakan setengah voli dari sudut sempit. Skor berubah menjadi 1-0.
Chelsea bukannya tidak mendapatkan kans. Mereka malah mendapatkan penalti pada menit ke-87 setelah VAR memutuskan bahwa telah terjadi handball (atas nama Daniel Wass) di kotak penalti Valencia. Sial bagi Chelsea, tendangan Ross Barkley membentur mistar gawang.
Tidak ada kesempatan kedua buat pemain-pemain Chelsea setelahnya. Laga itu berakhir tanpa satu pun dari mereka berhasil mencetak gol.