Lima Alasan di Balik Kemenangan Liverpool atas Southampton

6 April 2019 9:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Liverpool dan Southampton berduel. Foto: REUTERS/David Klein
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Liverpool dan Southampton berduel. Foto: REUTERS/David Klein
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Harapan untuk jadi juara Premier League 2018/19 kembali hidup bagi Liverpool. Kemenangan atas Southampton jadi pemicunya.
ADVERTISEMENT
Bersua Southampton di St. Mary Stadium dalam laga pekan 33 Premier League 2018/19, Sabtu (6/4/2019) dini hari WIB, Liverpool mampu mendulang kemenangan dengan skor 3-1. Naby Keita, Mohamed Salah, dan Jordan Henderson jadi penentu kemenangan Liverpool di laga ini lewat gol-gol yang mereka ciptakan.
Berkat kemenangan ini, Liverpool untuk sementara sukses menggeser Manchester City di papan klasemen sementara Premier League. Liverpool mengumpulkan 82 poin, berselisih dua poin dengan City di peringkat kedua. Dengan sisa lima laga, Liverpool masih berpeluang untuk jadi juara di akhir musim nanti.
Khusus untuk laga lawan Southampton ini, berikut adalah lima alasan yang menjadi penyebab kemenangan Liverpool. Lima alasan yang juga membawa asa juara kembali ke dada para pemain 'Si Merah'.
ADVERTISEMENT
Respons Apik Liverpool Usai Tertinggal
Pada awal babak pertama laga lawan Southampton ini, Liverpool sempat kesulitan. Alih-alih mendominasi laga, mereka justru diimbangi oleh Southampton yang dengan apik menerapkan pola permainan direct. Gol yang dicetak Shane Long pada menit 9 adalah hasil dari permainan direct tersebut.
Sadar bahwa dominasi tidak mereka pegang, perubahan permainan mulai dilakukan oleh Liverpool memasuki menit 15 babak pertama. Tekanan mereka lakukan lebih intens. Ketika mendapatkan bola, mereka berusaha menguasainya selama mungkin, tak membiarkan Southampton menguasai laga.
Respons apik ini pun pada akhirnya membuat Liverpool jadi lebih dominan. Tidak hanya dominan, gol sukses mereka hadirkan pada menit 36 lewat sundulan Naby Keita.
Pergantian Babak Kedua yang Mengubah Liverpool
ADVERTISEMENT
Usai dominasi yang apik di sepanjang babak pertama, Liverpool melakukan sedikit modifikasi di babak kedua. Modifikasi ini hadir dalam bentuk masuknya James Milner dan Jordan Henderson.
Modifikasi ini ternyata berbuah manis. Di babak pertama, mereka sebenarnya sudah bisa bermain nyaman dengan sosok Georginio Wijnaldum dan Keita di lini tengah yang memiliki daya ledak. Namun, dengan masuknya Henderson, aliran bola jadi lebih terjaga karena Henderson memiliki kemampuan distribusi bola yang apik.
Jangan lupakan pula sosok Milner. Masuk menggantikan Trent Alexander-Arnold yang bermain tidak maksimal, Milner menjadi penjaga aliran bola dari sisi sayap. Tidak cuma itu, kehadirannya membuat terobosan dari sisi kanan lebih hidup, sesuatu yang tidak didapat ketika Alexander-Arnold masih bermain.
ADVERTISEMENT
Mohamed Salah yang Memberi Bukti
Mohamed Salah sempat dikritik. Pada musim 2018/19, ia dianggap tidak memberikan penampilan seperti yang ia tampilkan pada musim lalu. Salah sudah dianggap tidak produktif dan tajam lagi.
Namun, anggapan Salah sudah tidak tajam dan produktif lagi ini sepertinya harus dibuang jauh. Di laga melawan Southampton ini, Salah mampu tampil baik dengan menyumbang satu gol pada menit 80. Gol yang ia sumbang ini, jika dilihat dari prosesnya, adalah gol yang memang tipikal Salah.
Menerima bola di area tengah lapangan, Salah menggiring bola sendirian. Meski dibuntuti oleh para pemain Southampton, Salah mampu melepas tembakan yang berbuah gol kedua Liverpool. Sebuah proses gol yang sederhana, mencerminkan apa yang sudah sering dilakukan Salah di musim lalu.
ADVERTISEMENT
Salah berhasil menjawab kritik lewat sumbangsih satu gol, serta penampilan apiknya kala berkombinasi dengan Sadio Mane dan Roberto Firmino. Tapi, melihat ekspresi perayaan golnya yang sampai berteriak membuka baju, terlihat ia ingin membuktikan diri bahwa ia belum habis.
Skema Tiga Bek yang Hadirkan Tawa dan Tangis bagi Southampton
Dalam pertandingan ini, Southampton menggunakan skema tiga bek untuk menghadapi Liverpool. Skema ini sempat menghadirkan tawa, sekaligus juga tangis bagi Southampton.
Menghadirkan tawa, karena di awal babak, skema ini menopang permainan "direct" Southampton, sekaligus merepotkan Alexander-Arnold di sisi kanan pertahanan Liverpool. Lewat skema ini pula, mereka bisa menjaga lini tengah dari kuasa para pemain Liverpool.
Menghadirkan tangis, karena seiring jalannya laga, dua sisi sayap Southampton justru dicecar dengan mudah oleh para pemain Liverpool, terutama setelah masuknya Milner. Dengan leluasa, para pemain 'Si Merah' beroperasi di sayap, terutama sisi kiri Southampton yang diisi Ryan Bertrand.
ADVERTISEMENT
Pemain Liverpool dan Southampton berduel. Foto: REUTERS/David Klein
Dengan menggunakan skema tiga bek ini, niat hati ingin menekan Liverpool, malah akhirnya Southampton dihabisi oleh Liverpool dengan telak.
Southampton yang Mudah Kehilangan Bola
Satu hal lagi yang membuat Southampton kalah di laga ini adalah mudahnya mereka kehilangan bola. Tak jarang, kehilangan bola ini terjadi di area-area yang berbahaya.
Hal itulah yang mampu dimanfaatkan Liverpool dalam beberapa kesempatan, termasuk dalam melancarkan serangan balik. Ke depan, agar dapat mengimbangi lawan, setidaknya Southampton harus lebih kuat lagi ketika menguasai bola, jangan sampai mudah kehilangan.