Liverpool Buka Premier League dengan Kemenangan 4-1 atas Norwich City

10 Agustus 2019 4:06 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Liverpool berpesta gol di laga pertama Premier League 2019/20. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Liverpool berpesta gol di laga pertama Premier League 2019/20. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
Anfield bergemuruh lagi menyambut para pahlawan turun gelanggang. Premier League 2019/20 dimulai, ditandai dengan laga antara Liverpool dan Norwich City. Yang satu menutup musim 2018/19 sebagai kampiun Liga Champions, yang satu datang sebagai tim yang berhasil merangsek ke divisi teratas.
ADVERTISEMENT
Liverpool membuka musim dengan meriah. Pesta gol di Anfield. Perlawanan Norwich mereka bungkam, kemenangan 4-1 mereka amankan pada Sabtu (10/8/2019).
Keunggulan 1-0 yang lahir pada menit ketujuh via gol bunuh diri Grant Hanley bertambah lebar berkat lesakan Mohamed Salah (19'), Virgil van Dijk (28'), dan Divock Origi (41').
Sayangnya, Liverpool tak mampu mendulang gol di babak kedua. Norwich malah berhasil memperkecil ketertinggalan via gol Teemu Pukki pada menit 64.
Juergen Klopp masih bersetia dengan formasi dasar 4-3-3. Pembedanya ada di lini serang. Absennya Sadio Mane dari starting XI membuat Origi mengisi garda terdepan bersama Roberto Firmino dan Salah.
Daniel Farke memilih untuk turun arena dengan skema 4-2-3-1. Pukki ditugaskan sebagai penyerang tunggal yang ditopang oleh Emiliano Buendia, Marco Stiepermann, dan Todd Cantwell.
ADVERTISEMENT
Laga baru berjalan tujuh menit, tim tamu sudah harus merutuk kesal. Gol bunuh diri yang diceploskan Hanley itu menjadi penyebab. Tapi, terlalu pagi untuk melempar handuk. Norwich berupaya bangkit secepat mungkin. Memang belum menampakkan hasil riil, namun bisa merepotkan barisan pertahanan Liverpool.
Laga Liverpool vs Norwich City. Foto: Reuters/Carl Recine
Ingat namanya baik-baik: Marco Stiepermann. Bukannya tidak mungkin ia akan menjadi ancaman bagi tim jagoanmu. Dalam kurun 10 menit, ia dua kali mengacaukan pertahanan Liverpool.
Yang pertama terjadi pada menit kelima. Stiepermann menyambar umpan Pukki dan melepaskan sepakan kaki kiri. Ancaman kedua muncul pada menit ke-10. Kali ini, ia berhasil mengecoh Alexander Arnold dan merangsek masuk ke kotak penalti Liverpool.
'The Reds' akhirnya benar-benar merayakan gol mereka sendiri pada menit 19. Prosesnya bermula dari umpan yang dikirim Van Dijk dari tengah lapangan. Begitu menyambar umpan tersebut, Salah mencoba melewati kepungan lawan.
ADVERTISEMENT
Namun, para pemain Norwich yang sudah berkumpul di dalam kotak berhasil mengacaukan aksi individu sang penggawa Mesir dan merebut bola. Tapi, tenang saja. Ada Firmino di sana. Pesona sang penyerang Brasil belum redup. Dengan sekali cungkil, ia berhasil mencuri bola dan mengirimnya kembali ke Salah.
Same old Salah. Lesakan golnya berhasil menggeser skor pada kedudukan 2-0 untuk keunggulan Liverpool.
Meski memimpin dua gol bukan berarti Liverpool bisa bersantai-santai. Dalam kuru tujuh menit sejak gol Salah tadi, Liverpool direpotkan dengan dua tembakan mengarah gawang.
Penggawa Norwich City, Teemu Pukki. Foto: REUTERS/Phil Noble
Pukki yang bergelar GOAT-nya Norwich itu tak cuma mengecoh para bek, tapi juga Alisson Becker. Beruntung bagi suporter tuan rumah karena Alisson masih bisa mengejar bola yang menggelinding ke arah gawangnya.
ADVERTISEMENT
Empat menit berselang, Pukki berulah lagi. Kali ini ia melesakkan sepakan keras yang mengarah gawang. Penjagaan Alisson memang belum runtuh, tapi Klopp sudah mencak-mencak menyaksikan pertahanan timnya mengendur.
Keunggulan Liverpool bertambah pada menit ke-28. Van Dijk menyambar sepakan sudut Salah. Sundulan itu Van Dijk memantik sorak-sorai. Untuk kali ketiga Liverpool menggetarkan jala gawang lawan.
Barangkali Van Dijk tak percaya sundulannya itu tak mampu diamankan lawan. Bukannya langsung merayakan gol, ia malah nyengir tak percaya dulu. Salah memberi assist, Van Dijk mencetak gol: New season same bromance, kata orang-orang.
Petaka pertama Liverpool muncul pada menit 38. Bukan karena gawang mereka kebobolan, tapi karena Alisson mengalami cedera. Penyebabnya juga bukan karena ditekel.
ADVERTISEMENT
Alisson terpeleset ketika melepaskan tendangan gawang. Tak main-main, Alisson mesti diganti oleh Adrian.
Berkat datang bagi Adrian. Ia mendapat kesempatan untuk menjaga gawang di laga pembuka. Klopp tahu ini bukan tugas mudah. Ia menepuk-nepuk pundak dan memeluk si anak didik sebelum melepasnya ke depan gawang.
Alisson cedera, Adrian datang. Foto: REUTERS/Phil Noble
Anfield riuh oleh tepuk tangan. Aplaus tidak cuma diberikan kepada Alisson yang mesti menepi, tapi juga kepada Adrian yang bersiap melakoni tugasnya.
Empat menit sebelum waktu normal babak pertama tuntas, gemuruh Anfield menjadi-jadi. Liverpool merengkuh keunggulan 4-0 berkat gol cult hero mereka, Origi. Fragmen ini juga bicara tentang magi Trent Alexander-Arnold. Umpan silangnya merupakan assist yang membidani kelahiran gol Origi.
Dibandingkan Norwich, Liverpool memang tampil lebih efektif di babak pertama. Norwich bukannya tak melepaskan tembakan. Upaya mereka secara kuantitas bahkan unggul satu setrip atas Liverpool.
ADVERTISEMENT
Masalahnya adalah kualitas. Dari tujuh percobaan, hanya dua yang mengarah gawang. Sementara, Liverpool melepas empat tembakan mengarah gawang yang semuanya berujung gol.
Itu belum ditambah dengan pertahanan Norwich yang tak karuan. Pertahanan mereka begitu mudah diporak-porandakan oleh bangunan serangan lawan. Terlebih, mereka juga tidak memiliki gelandang perebut bola yang sanggup memutus serangan Liverpool sebelum sampai ke kotak.
Terlepas dari catatan negatif tadi, Norwich pantas bersyukur memiliki Pukki. Penggawa asal Finlandia ini tak hanya menggempur lawan dengan tiga tembakan, tapi juga aktif mengover pertahanan.
Berulang kali ia turun sampai ke depan gawang sendiri untuk meredam gempuran serangan Liverpool. Alasan krusial untuk memperhitungkannya sebagai ancaman baru di Premier League.
Laga Liverpool vs Norwich City. Foto: REUTERS/Phil Noble
ADVERTISEMENT
Pukki pantas mengenang laga ini sebagai waktu spesial. Bagaimana tidak? Ia berhasil mencetak gol pertamanya untuk Norwich di Premier League musim ini.
Umpan terobosan Buendia disambutnya dengan sepakan ke sudut kanan bawah gawang Liverpool. Adrian sebenarnya menebak arah bola dengan benar.
Tapi, footwork-nya kalah lincah sehingga terlambat merespons. Gol ini tak cuma bicara soal manuver telat Adrian, namun juga tentang lubang yang besar di area pertahanan Liverpool.
Tak sampai tiga menit setelah gol tadi, Pukki mengancam lagi. Peduli setan dengan bek sekaliber Van Dijk. Duel satu lawan satu dilakoninya di area pertahanan Liverpool. Sayangnya, upaya tersebut gagal berujung gol karena Van Dijk bisa membuang bola dengan cepat.
Mane akhirnya turun arena pada menit 73. Anfield tambah meriah karena menyambut Mane dan melepas Origi.
ADVERTISEMENT
Siapa tahu setelah ini gol bertambah, siapa tahu pesta kami belum usai--barangkali harapan itu yang berputar-putar dalam benak suporter Liverpool.
Pelatih Norwich City, Daniel Farke. Foto: Reuters/Carl Recine
Sayangnya harapan itu belum terwujud hingga 10 menit akhir waktu normal. Liverpool memang tampil beringas, ditandai dengan delapan tembakan. Masalahnya, hanya dua yang mengarah ke gawang.
Para pemain Norwich juga membangun pertahanan dengan lebih efektif usai turun minum. Mereka tak ragu untuk memutus serangan Liverpool sedini mungkin.
Kalaupun ada lawan yang masuk ke pertahanan, dengan cepat mereka merapatkan barisan. Alhasil, Liverpool sampai harus melepaskan tiga tembakan spekulatif dari luar kotak penalti.
Entah berapa banyak suporter Liverpool yang geregetan pada menit 85. Entah ada berapa suporter Norwich yang terkagum-kagum dengan Krul pada menit itu.
ADVERTISEMENT
Pasalnya, sang kiper berhasil menggagalkan tendangan bebas Alexander-Arnold yang mengarah ke tengah gawang. Sepakan itu begitu keras, tapi mungkin tekad Tim Krul tak kalah keras. Bola kiriman si pemuda Liverpool ditinjunya ke atas. Manuver itu sanggup menyelamatkan gawang Norwich dari kebobolan kelima.
Tambahan waktu tiga menit ternyata tak cukup untuk membuat kedua tim mencetak gol. Kemenangan memang berhasil disegel Liverpool. Tapi, catatan nirgol di babak kedua seharusnya menjadi alarm tanda waspada bagi Klopp.