Liverpool, Thomas Gronnemark, dan Seni Bersepak Bola dengan Tangan

6 September 2018 9:06 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bek Liverpoo, Joe Gomez, melakukan lemparan ke dalam. (Foto: Getty Images/Laurence Griffiths)
zoom-in-whitePerbesar
Bek Liverpoo, Joe Gomez, melakukan lemparan ke dalam. (Foto: Getty Images/Laurence Griffiths)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Rio Ferdinand tak pernah menyembunyikan ketidaksukaannya kepada David Moyes, atau mungkin lebih tepatnya, metode Moyes saat memanajeri Manchester United. Salah satu yang sempat menjadi buah bibir adalah kritikan terbuka Ferdinand soal pelarangan kentang goreng oleh Moyes yang disebut bek jebolan akademi West Ham United itu sebagai bentuk intervensi kebablasan.
ADVERTISEMENT
Terbaru, pada 19 Agustus 2018 lalu, Ferdinand kembali angkat bicara soal gaya manajerial Moyes yang tak disukainya. Dalam sesi perbincangan di BT Sport, Ferdinand menyebut bahwa Moyes berusaha terlalu keras untuk terlibat dalam berbagai aspek.
"Padahal," kata Ferdinand. "Di klub sebesar Manchester United, Anda harus tahu caranya mendelegasikan tugas. Anda harus bisa memercayai orang-orang di sekitar Anda."
Apa yang dilakukan Moyes itu memang tidak sejalan dengan semangat modernisasi sepak bola yang menuntut segala-galanya dilakukan dengan level detail tinggi. Oleh karenanya, klub-klub modern mempekerjakan beragam spesialis untuk menjalankan fungsi-fungsi tertentu. Ahli nutrisi dan analis pertandingan adalah dua spesialis yang paling laku di sepak bola modern.
Juergen Klopp adalah salah satu pelatih yang tahu persis bagaimana mendayagunakan spesialis dalam timnya. Kata eks pelatih Borussia Dortmund ini, seorang pelatih tidak pernah bisa kekurangan spesialis. Ucapan Klopp itu bukanlah pepesan kosong. Sebab, dalam tim kepelatihannya, dia memiliki seorang spesialis yang barangkali tiada duanya di dunia.
ADVERTISEMENT
Nama spesialis itu adalah Thomas Gronnemark. Kepada BBC, Gronnemark mengatakan bahwa pekerjaan yang dipunyainya saat ini adalah pekerjaan paling aneh di dunia dan, hey, dia sama sekali tidak salah. Gronnemark adalah spesialis lemparan ke dalam dan keberadaannya di Liverpool mengundang beragam reaksi -- beberapa di antaranya negatif -- dari berbagai pihak.
Andy Gray, pandit beIN Sports itu, misalnya. Dalam sebuah sesi analisis bersama Richard Keys, Grey mengolok-olok pekerjaan Gronnemark tersebut.
"Maaf, tetapi pelatih lemparan ke dalam? Ini ada bola, angkat dengan kedua tanganmu, tarik ke belakang kepalamu, dan lemparlah dengan kedua kaki tetap menjejak tanah," kata Gray dengan nada sarkastik.
Meski demikian, tak semua mencela apa yang dilakukan Gronnemark. Di kesempatan lain, pujian datang dari legenda Arsenal, Ian Wright. Pada acara 'Monday Night Club' milik Radio 5 BBC, Wright memuji kualitas lemparan ke dalam yang dieksekusi oleh bek Liverpool, Joe Gomez, saat bertanding menghadapi Leicester City.
ADVERTISEMENT
"Aku melihat Joe Gomez melakukan beberapa lemparan yang sangat bagus; lemparan yang belum pernah kusaksikan dalam dirinya sebelumnya. Sepertinya, dia [Gronnemark] sudah mengajarkan sesuatu kepadanya. Kalian harus mengakui bahwa Liverpool sudah memetik dampak positif dari kehadirannya," kata Wright.
***
Dalam sepak bola, lemparan ke dalam sebenarnya termasuk ke dalam eksekusi bola mati, seperti halnya tendangan bebas atau sepak pojok. Akan tetapi, eksekusi yang satu ini memang lain dari yang lain. Ia dilakukan dengan tangan dan terlihat seperti hal yang tidak selayaknya mendapat tempat khusus dalam sepak bola. Walau demikian, anggapan ini sebenarnya sudah bisa dipatahkan sejak lama.
Rory Delap, mantan gelandang Southampton dan Stoke City itu, pernah membuktikan bahwa dengan eksekusi yang benar, lemparan ke dalam bisa menjadi senjata, terutama bagi tim-tim lemah. Di Stoke, efek lemparan ke dalam Delap ini begitu besar sampai-sampai mereka sengaja melatih seorang pemain muda bernama Ryan Shotton untuk melakukan apa yang jadi spesialisasi Delap.
ADVERTISEMENT
Jika Delap tidak bisa dijadikan patokan, bagaimana dengan Joahn Cruyff? Legenda sepak bola Belanda itu menganggap lemparan ke dalam adalah sebuah cara untuk mempertahankan penguasaan bola. Dalam sebuah kesempatan, Cruyff pernah bercerita bagaimana dia suka mengambil sendiri lemparan ke dalam. Alasannya, supaya dia menjadi pemain bebas ketika bola sudah kembali masuk ke dalam lapangan.
Spesialis lemparan ke dalam, Rory Delap. (Foto: AFP/Paul Ellis)
zoom-in-whitePerbesar
Spesialis lemparan ke dalam, Rory Delap. (Foto: AFP/Paul Ellis)
Urgensi inilah yang sepertinya ditangkap oleh Klopp. "Sejujurnya, aku belum pernah mendengar tentang pelatih lemparan ke dalam sebelumnya, tetapi ketika aku mendengar tentang Thomas, jelas sekali aku ingin bertemu dengannya. Setelah kami bertemu, aku seratus persen yakin untuk merekrutnya," ungkap Klopp.
Gronnemark sendiri tidak punya latar belakang sepak bola. Dia datang dari dunia atletik di mana dulunya dia merupakan seorang sprinter. Akan tetapi, sejak kecil pria 42 tahun itu mengaku sudah tertarik dengan lemparan ke dalam. Pada akhirnya, ketertarikan itu terejawantahkan dalam bentuk rekor dunia Guinnness.
ADVERTISEMENT
Pada 2010, Gronnemark berhasil melakukan lemparan ke dalam sejauh 51,33 meter. Eksekusi tersebut dilakukannya dengan berjungkir balik terlebih dahulu seperti yang berusaha dilakukan -- tetapi gagal -- oleh bek Iran, Milad Mohammadi, di Piala Dunia 2018. Gronnemark memiliki metode tersendiri untuk melakukan lemparan ke dalam dan itu telah dipraktikkannya bersama dua klub Denmark, FC Midtjylland dan AC Horsens.
Bersama dua klub Denmark itu, hasilnya sudah terlihat. Musim lalu, baik FC Midtjylland maupun Horsens sama-sama mencetak sepuluh gol dari lemparan ke dalam. Jumlah itu terlihat sangat fenomenal jika dibandingkan dengan jumlah gol lemparan ke dalam di Premier League yang hanya mencapai angka 20 dalam lima tahun terakhir.
Gronnemark, kepada BBC, menuturkan bahwa ada tiga jenis lemparan ke dalam, yaitu lemparan panjang, lemparan cepat untuk melakukan serangan balik, dan lemparan cerdas yang bertujuan untuk mengambil alih penguasaan bola. Di Liverpool, yang diajarkan Gronnemark bukan cuma teknik melempar, melainkan juga bagaimana cara menerimanya, bagaimana melakukan pergerakan yang tepat, bagaimana memosisikan diri, dan bagaimana membuka ruang.
ADVERTISEMENT
Inilah mengapa lemparan ke dalam jadi begitu penting. Bagi Gronnemark, Liverpool tidak akan jadi Stoke baru karena apa yang diajarkannya ini. Malah, sosok yang juga bekerja untuk sejumlah klub Bundesliga Jerman ini mengatakan bahwa dia lebih suka apabila Liverpool mencetak satu atau dua gol dari hasil lemparan cepat atau lemparan cerdas, bukan cuma lemparan panjang.
Lemparan ke dalam sendiri, menurut hemat Gronnemark, bukan merupakan aksi unjuk kekuatan. Justru, dalam melakukan hal ini, yang dibutuhkan adalah kelentukan. Itulah mengapa, pemain-pemain yang berposisi sebagai full-back sudah semestinya fasih dalam melakukan hal ini, selain tentunya karena posisi mereka yang berada dekat dengan area eksekusi.
Salah satu full-back yang sudah merasakan betul efek latihan bersama Gronnemark adalah Andreas Poulsen yang musim ini hengkang dari Midtjylland menuju Borussia Moenchengladbach. Poulsen yang tadinya hanya mampu melempar sejauh 25 meter kini sudah bisa melempar sampai 37,9 meter. Semua itu lahir berkat proses latihan intensif yang diperkaya dengan sesi video analisis.
ADVERTISEMENT
***
Sampai sejauh ini, belum ada gol Liverpool yang lahir dari proses lemparan ke dalam. Namun, Gronnemark dan Liverpool sendiri baru saja bersanding mulai musim ini. Dengan demikian, mereka masih punya banyak kesempatan untuk membenahi perkara lemparan ke dalam tadi. Selain itu, seperti yang dikatakan Gronnemark, Liverpool tidak akan menjadi Stoke baru dan itu berarti keuntungan lemparan ke dalam yang mereka punyai tidak akan melulu bisa diukur secara kuantitatif.
Apa pun itu, Gronnemark adalah seorang pionir dalam sepak bola. Jika Liverpool nanti bisa mendapat keuntungan besar dari apa yang diperbuatnya, bukan mustahil lemparan ke dalam akan memiliki tempat yang sejajar dengan eksekusi-eksekusi bola mati lainnya.