Luis Milla, Tiki-Taka, dan Rumput Setebal 2,7 cm

2 Agustus 2018 17:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Timnas Indonesia, Luis Milla (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Bagi banyak kalangan, megahnya stadion mungkin sudah cukup untuk menikmati indahnya permainan sepak bola. Akan tetapi, tak sedikit pula orang yang menilai bahwa stadion besar tak akan ada artinya bila kondisi lapangan tak mumpuni.
ADVERTISEMENT
Benar, meski terkadang terlupakan, rumput sejatinya menjadi salah satu elemen terpenting dalam sebuah pertandingan sepak bola. Bahkan, kondisi kerataan tanah dan ketebalan rumput akan sangat memengaruhi kualitas permainan dari suatu tim. Tak percaya?
Tengok keluh-kesah pelatih Tim Nasional (Timnas) Islandia, Heimir Hallgrimsson, ketika hendak beruji tanding dengan Timnas Indonesia pada Januari lalu, terkait kondisi rumput Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK).
Menurutnya, rumput stadion yang baru saja direnovasi itu aneh dan terlalu tinggi. Pernyataan tersebut kemudian membuat pihak pengelola stadion memotong rumput jenis Zaysia matrella (Linn) Merr itu menjadi lebih tipis.
Namun, nyatanya bukan hanya Hallgrimsson yang cerewet soal ketebalan rumput. Pandangan serupa juga dimiliki oleh pelatih Timnas U-23, Luis Milla, yang memiliki preferensi sendiri terhadap ketebalan rumput lapangan.
ADVERTISEMENT
Latihan perdana Timnas U-22 bersama Luis Milla. (Foto: Lucky R./ANTARA)
zoom-in-whitePerbesar
Latihan perdana Timnas U-22 bersama Luis Milla. (Foto: Lucky R./ANTARA)
Hal itu diketahui ketika Milla menggembleng skuat ‘Garuda Muda’ di Lapangan Sekolah Pelita Harapan (SPH), Karawaci, Tangerang. Pada awal tahun lalu, Milla setuju untuk memakai SPH sebagai tempat untuk menggelar training centre (TC) menuju SEA Games 2017. Di situ, ia mengecek kondisi lapangan secara saksama, mulai dari kerataan tanah, ketebalan rumput, hingga drainase.
Untuk diketahui, PSSI ketika itu memilih SPH untuk tempat latihan Timnas U-23 menyusul masih direnovasinya Lapangan ABC di Komplek SUGBK yang dipersiapkan menyambut Asian Games 2018. Selain Timnas U-23 asuhan Luis Milla, Lapangan SPH juga lebih dulu dipakai oleh Timnas U-19 dan Timnas Indonesia (senior).
“Waktu Timnas U-23 latihan di Lapangan SPH, Milla mengecek langsung kondisi lapangannya. Dia taunya rumput agak tebal. Dia juga mau tes sendiri apa sudah cocok belum (ketebalan rumput). Dia lempar bola ke atas, dilihat jatuhnya (membal) seperti apa. Pelatih ‘kan punya feeling, ketebalan rumput sudah cukup atau belum, kalau belum, dia minta potong lagi,” ujar Project Manajer PT Harapan Jaya Lestarindo (HJL), Agus Atok Urohman, ketika berbincang dengan kumparanBOLA di Karawaci, Tangerang, Kamis (2/8/2018).
ADVERTISEMENT
“Dia juga meminta ketebalan rumput dipotong dengan 2,7 cm. Pertimbangannya, karena dia kan suka main tika-taka (bola-bola pendek) ya, jadi ketebalan rumput segitu bagus buat aliran bola. Ya, kami ikuti permintaannya waktu itu. Karena memang ketebalan rumput sangat berpengaruh terhadap gaya main,” lanjutnya.
Luis Milla saat seleksi pemain Timnas U-22. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Luis Milla saat seleksi pemain Timnas U-22. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
PT HJL merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pembuatan dan perawatan lapangan. Mereka pula yang membangun Lapangan SPH dan telah merawatnya selama 11 tahun ini. PSSI selalu menggunakan Lapangan SPH untuk timnas segala lapisan umur berlatih semenjak 2016 silam atau bertepatan dengan direnovasinya Lapangan ABC.
Lain Milla, lain pula Alfred Riedl. Pelatih asal Austria yang menangani Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 itu memiliki preferensi mengenai ketebalan rumput sendiri. Jika Milla menginginkan ketebalan rumput pada 2,7 cm, Riedl memilih ketebalan rumput lebih tipis yakni 2,5 cm.
ADVERTISEMENT
Sama seperti Milla, keinginan Riedl tersebut, lanjut Agus, karena ingin menyesuaikan dengan gaya kepelatihannya.
“Waktu itu asistennya (Wolfgang Pikal) yang bicara dengan kami. Dia bilang kalau Riedl mau ketebalan rumputnya 2,5 cm. Pertimbangannya karena Riedl katanya senang dengan gaya main yang andalkan speed. Pemain Indonesia juga larinya kencang-kencang dan laju bola juga harus cepat. Ketebalan rumput segitu paling pas. Kami ikuti juga permintaannya,” kata Agus.
Pelatih kepala Timnas Indonesia Alfred Riedl. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih kepala Timnas Indonesia Alfred Riedl. (Foto: Aditia Noviansyah/kumparan)
Agus mengatakan sesuai standar internasional, ketebalan rumput untuk lapangan sepak bola ialah berkisar 2,5-2,7 cm. Ketebalan itu pula yang dipakai pada lapangan di Stadion Patriot Candrabhaga (Bekasi) dan Stadion Wibawa Mukti (Kab. Bekasi) yang akan dipakai untuk menggelar cabang olahraga sepak bola Asian Games 2018.
ADVERTISEMENT
Selain mengurusi lapangan dua stadion tersebut, untuk Asian Games 2018, PT HJL juga diberi mandat untuk merenovasi dan merawat lapangan latihan di Stadion Padjadjaran (Bandung) dan Stadion Persikabo (Kab. Bogor).
“Ukuran paten internasional itu 2,5-2,7 cm. Tapi, untuk di Patriot dan Wibawa Mukti, buat aman dan kebaikan semua, kami potong 2,7. Itu juga sudah sesuai supervisi dari PSSI. Kami rasa hampir semua pelatih setuju dengan ketebalan segitu. Jadi, tidak akan ada masalah,” pungkasnya.