Luke Shaw: Hampir Diamputasi Gara-gara Patah Kaki

5 September 2018 14:07 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Luke Shaw, pemain United. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
zoom-in-whitePerbesar
Luke Shaw, pemain United. (Foto: Reuters/Andrew Boyers)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Luke Shaw kini sudah boleh tersenyum. Perjuangannya menembus tim utama Manchester United tidaklah sia-sia. Malah, ia kini diganjar dengan panggilan ke skuat Tim Nasional Inggris.
ADVERTISEMENT
Shaw paham betul artinya bekerja dalam keterpurukan. Pada jeda musim panas silam, beredar fotonya saat tengah berlibur di pantai dengan postur tubuh yang lebih mirip om-om pemabuk ketimbang seorang atlet: Perut tambun dan lemak di mana-mana. Alhasil, Shaw dicaci habis.
Asal tahu saja, cacian tersebut bukan aral pertama yang datang ke hadapan Shaw. Pelatihnya sendiri, Jose Mourinho, pernah mengkritiknya secara terbuka. Alhasil, hubungan keduanya pun dikabarkan merenggang.
Kendati begitu, Shaw malas membalas dengan ucapan. Alih-alih protes atau mengeluh, ia memilih untuk berbicara di lapangan. Tubuh tambunnya itu ia babat di gym, sehingga begitu persiapan pramusim dimulai, ia sudah bugar kembali.
Performa apiknya selama pramusim pun berbuah manis: Mourinho memasangnya sebagai starter dalam empat pertandingan pertama Premier League musim ini. Dalam perjalanannya, Shaw pun mencetak gol debutnya untuk United.
ADVERTISEMENT
Shaw kini bisa menoleh dan tersenyum lebar. Semuanya terbayar. Terlebih kalau mengingat cerita tiga tahun silam, ketika ia mengalami patah kaki kanan pada laga melawan PSV Eindhoven di Liga Champions.
“Saya hampir saja kehilangan kaki saya, tapi saya tidak mengetahuinya sampai enam bulan kemudian ketika dokter memberitahu saya,” ujar Shaw seperti dilansir The Guardian.
Pada 15 September 2015, matchday I Liga Champions musim itu, Shaw terkapar di atas lapangan setelah Hector Moreno menghajarnya dengan tekel gunting. Ia mengerang kesakitan sembari memegangi kaki kanannya yang terkulai begitu saja.
Shaw tahu, kakinya patah. Ia kemudian mendapatkan penanganan di lapangan sebelum akhirnya ditandu dan diberi masker oksigen. Malam itu, Shaw menghabiskan waktu di sebuah rumah sakit di Eindhoven, Belanda, sementara Moreno —aktor di balik musibah itu— mendapatkan penghargaan Man of The Match dan dicaci habis oleh para pendukung United.
ADVERTISEMENT
Shaw merayakan gol. (Foto: Reuters/Andrew Boyers )
zoom-in-whitePerbesar
Shaw merayakan gol. (Foto: Reuters/Andrew Boyers )
“Waktu itu, mereka sempat berpikir untuk menerbangkan saya pulang. Tapi, jika saya pulang saat itu juga, kaki saya bisa diamputasi karena penggumpalan darah. Saya punya dua bekas luka di sisi kaki saya, tempat mereka membedahnya dan mengeluarkan gumpalan darah itu.”
“Ada banyak komplikasi di kaki saya, tapi sekarang saya sudah merasa kuat dan kaki saya sama baiknya seperti sebelum patah dulu,” ucap Shaw.
Tentu saja, pikiran macam-macam sempat terlintas di kepalanya: Bagaimana jika ia tidak bisa pulih seperti sedia kala? Lalu, apa sebaiknya berhenti main bola saja? Shaw pun memilih untuk pergi menemui psikolog.
Luke Shaw dalam laga menghadapi CSKA Moskow. (Foto: Oli Scarff/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Luke Shaw dalam laga menghadapi CSKA Moskow. (Foto: Oli Scarff/AFP)
“Bohong kalau saya bilang bahwa saya tidak berpikir untuk berhenti main bola waktu itu. Rasanya lama sekali waktu itu, setiap hari yang saya lakukan cuma itu-itu saja. Saya tidak bisa ngapa-ngapain karena patah kaki itu, betul-betul bikin frustrasi. Tapi, akhirnya saya bisa melewatinya,” kata Shaw.
ADVERTISEMENT
Shaw, 23 tahun, kini menjalani musim kelimanya bersama United. Selama lima musim itu, perjalanannya lebih banyak diwarnai masa pemulihan cedera dan kritik dari pelatih sendiri. Kini, ia berada di musim terakhirnya bersama ‘Iblis Merah’.
Shaw mengaku sangat ingin mendapatkan kontrak baru, tetapi ia tidak ingin meraihnya dengan cuma-cuma; ia ingin membuktikan diri dulu bahwa ia memang layak mendapatkan kontrak anyar.