Madura United Tuntut Penjelasan PSSI Soal Liga 1 yang Disetop

26 September 2018 17:43 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Aksi pemain Madura United saat melawan Persebaya Surabaya. (Foto: Dok. Liga Indonesia)
zoom-in-whitePerbesar
Aksi pemain Madura United saat melawan Persebaya Surabaya. (Foto: Dok. Liga Indonesia)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sabtu (29/9/2018) sore nanti, Madura United seharusnya melakoni pertandingan prestisius. Menurut jadwal Go-Jek Liga 1 pekan ke-24, Fachrudin Aryanto dan kolega akan melawat ke markas Persib Bandung, Stadion Gelora Bandung Lautan Api (GBLA).
ADVERTISEMENT
Momen bersua sang pemuncak klasemen terpaksa tertunda. Semua gara-gara kasus kematian Haringga Sirla di pelataran parkir GBLA, Minggu (23/9) lalu. Sebuah repetisi karena kekerasan suporter sudah mengakar dan memakan 76 korban meninggal sejak 1994. Demikian menurut data Save Our Soccer sebagai lembaga swadaya yang memantau isu sepak bola nasional.
Berkaca dari banyaknya korban, Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi menuntut solusi dan menyetop kompetisi selama dua pekan. Diamini pula oleh Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) yang menetapkan bahwa Liga 1 berhenti sementara dari Selasa (25/9) sampai waktu yang tak ditentukan.
Kubu Madura United, melalui Manajer Haruna Soemitro, memaklumi keputusan para pemangku kepentingan. Namun, dia tetap mengeluh karena banyak pihak yang dirugikan.
ADVERTISEMENT
"Harus diakui ini adalah kerugian besar untuk masyarakat sepak bola Indonesia, khususnya klub. Nila setitik rusak susu sebelanga gara-gara puluhan orang yang melakukan pembunuhan berencana, telah menciptakan teror bagi sepak bola kita," tutur Haruna kepada kumparanBOLA, Rabu (26/9).
Kartu anggota Jakmania milik Haringga Sirla. (Foto: Istimewa)
zoom-in-whitePerbesar
Kartu anggota Jakmania milik Haringga Sirla. (Foto: Istimewa)
"Yang pasti, klub sudah menjadi korban atas penghentian yang tidak pasti ini, tetapi jangan sampai pengorbanan ini tidak dibalas dengan penuntasan masalah secara kredibel dan memiliki efek jera," katanya menambahkan.
Lebih dari itu, Madura United juga menuntut penjelasan konkret dari federasi. Sebab, status sampai waktu yang tidak ditentukan membuat klub merasa digantung. Padahal, banyak konsekuensi yang lahir dari keputusan tersebut. Ambil contoh jadwal yang semakin padat ke depannya plus kewajiban klub untuk tetap membayar gaji pemain.
ADVERTISEMENT
Manajer Madura United, Haruna Soemitro. (Foto: kumparan/Alan Kusuma)
zoom-in-whitePerbesar
Manajer Madura United, Haruna Soemitro. (Foto: kumparan/Alan Kusuma)
"Jelas tidak ideal karena status week ke-24 itu postpone atau reschedule juga tidak jelas," pungkas Haruna.
Sejauh ini, Madura United tidak melakukan persiapan untuk perjalanan tandang ke Bandung. Pasalnya, sebelum Menpora dan PSSI menetapkan penghentian kompetisi, tim beralias 'Laskar Sapi Kerrab' ini telah merespons kematian Haringga dengan pernyataan boikot terhadap laga pekan ke-24.