Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Mampukah Schalke Mengatasi Aguero yang Tengah Moncer?
20 Februari 2019 17:59 WIB
Diperbarui 21 Maret 2019 0:04 WIB
ADVERTISEMENT
Kans Sergio Aguero terbuka untuk turun sejak menit pertama saat Manchester City melawat ke markas Schalke 04 pada leg pertama 16 besar Liga Champions, Kamis (21/2/2019) dini hari WIB. Hal itu disebabkan penyerang City lainnya, Gabriel Jesus, tak ikut serta ke Jerman.
ADVERTISEMENT
Hadirnya Aguero berpotensi menjadi momok buat Schalke. Bukan tanpa sebab, pemain asal Argentina itu tengah moncer-moncernya belakangan ini. Aguero sukses mengukir dua hat-trick dalam tiga laga termutakhir di pentas Premier League.
Bahkan, trigolnya ini lahir saat menghadapi lawan relatif kuat. Yang pertama saat The Citizens menekuk Arsenal 3-1 pada pekan ke-25, kemudian yang kedua lahir saat mencukur Chelsea 6-0 pada pekan ke-27. Torehan itu membuat Aguero tercatat sudah mencetak 23 gol dari 30 laga lintas kompetisi.
Jika dikerucutkan pada ajang Liga Champions saja, pemain berusia 30 tahun tersebut sudah mencetak 2 gol dari tiga laga. Tajamnya Aguero jelas menjadi tantangan berat buat lini pertahanan Schalke. Namun, skuat besutan Domenico Tedesco punya modal positif karena baru kebobolan empat gol dari enam laga Liga Champions musim ini.
ADVERTISEMENT
Cukup kokohnya pertahanan Schalke tak terlepas dari sistem permainan yang diusung Tedesco. Jika biasanya ia menggunakan pakem 4-2-3-1 di Bundesliga, ia memasang skema 3-5-2 atau 3-1-4-2 di Liga Champions. Salif Sane, Benjamin Stambouli, dan Matija Nastasic yang reguler mengisi trio bek, ada pula Naldo yang juga kerap dipasang mengganti Sane.
Formasi ini memungkinkan lini pertahanan Schalke menjadi lebih rapat untuk menutup pergerakan Aguero . Statistik tiga bek reguler mereka pun apik. Stambouli rata-rata melepas 4 tekel, 1,3 intersep, Nastasic 3,4 tekel, 2,2 intersep, sedangkan Sane 1,3 tekel dan 1,8 intersep per laga.
Skema ini pun memungkinkan Schalke memiliki lima pemain di belakang karena dua sayapnya ikut membantu pertahanan. Aksi bertahan Daniel Caliguiri dan Hamza Mendyl pun terbilang apik. WhoScored mencatat rata-rata Calguiri melakukan 2,8 tekel, 2 intersep, sedangkan Mendyl 1,5 tekel, 1 intersep per laga.
ADVERTISEMENT
Solid dan lugasnya pertahanan Schalke pun terbukti dengan rata-rata melepas 21,8 tekel dan 18,2 intersep per pertandingan. Mereka pun cerdik dalam mengelabui lini serang lawan dengan rata-rata sukses melakukan 3,3 jebakan offside.
Tiga bek Schalke ini berpotensi menyulitkan Aguero karena gaya bermain Pep Guardiola yang kerap mengandalkan serangan dari tepi lapangan. Jika lawan menggunakan empat bek, maka dua bek sayap biasanya tertarik untuk menghambat winger City. Tapi dengan skema tiga bek, dua winger Schalke bisa menjadi filter pertama untuk memutus serangan, sehingga tiga bek tengah dapat menjaga Aguero.
Bagaimana pintarnya Aguero mencari celah di antara dua bek terlihat di gol pertamanya ke gawang Chelsea. Eks pemain Atletico Madrid ini melepas tendangan di antara David Luiz dan Antonio Rudiger, sedangkan gol keduanya lahir usai lepas dari jebakan offside yang dibuat dua bek Chelsea.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, Nastasic mafhum bahwa kekuatan City bukan cuma Aguero . Namun, bek asal Serbia tersebut optimistis bahwa Schalke masih punya kesempatan di laga nanti jika bisa menghambat pergerakan Aguero.
"Sejak sepak mula, kami tak akan membiarkan mereka menang. Tentu saja, laga nanti tak akan mudah dan kami sadar, kami akan masuk ke lapangan sebagai underdogs. Terlepas dari itu, kami masih punya kesempatan, dengan dukungan para suporter, kami akan memberikan kemampuan maksimal," kata Nastasic.