Mari Menilik Peluang PSM Jadi Kampiun Liga 1 Musim Ini

26 Oktober 2018 16:20 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
PSM Makassar vs Persebaya Surabaya (Foto: Abriawan Abhe/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
PSM Makassar vs Persebaya Surabaya (Foto: Abriawan Abhe/Antara)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Menutup pekan ke-27 Liga 1 sebagai pemimpin klasemen, kans PSM Makassar menjadi kampiun musim 2018 semakin terawat.
ADVERTISEMENT
Performa PSM memang tengah menjanjikan. Dalam enam laga teraktual, 'Juku Eja' selalu mengakhiri pertandingan sebagai pemenang. Torehan itu plus performa Persib Bandung yang tengah menurun menyusul hujan skors.
Saat kompetisi menapaki pekan ke-26, PSM berhasil menggusur 'Maung Bandung' di puncak klasemen berbekal 47 poin atau unggul 2 angka. Gap poin PSM melebar manakala mereka sukses menekuk Persib dengan skor 1-0 dalam pekan ke-27 di Stadion Andi Matalatta, Rabu (24/10).
Pembicaraan terkait kemenangan itu tak cuma sebatas tripoin yang bertambah di kolom PSM, tetapi juga kans mereka untuk mengakhiri kompetisi sebagai juara yang tergolong besar. Kalau diakumulasi, PSM sudah membukukan 14 kemenangan --jumlah terbanyak di antara kontestan Liga 1 lainnya.
ADVERTISEMENT
Jika menilik laga-laga selanjutnya, semakin besar kesempatan PSM untuk menjaga puncak klasemen sampai akhir musim. Pertama, PSM akan memainkan 4 laga dari tujuh laga sisa di kandang. Hal itu jelas merupakan profit bagi PSM. Sebab, PSM punya catatan apik ketika berstatus sebagai tuan rumah.
Disitat Soccerway, PSM menjalani partai kandang musim ini dengan apik. Dari 13 laga yang sudah dilalui, skuat asuhan Robert Rene Alberts ini merangkum 10 kemenangan, 2 imbang dan 1 kekalahan. Superioritas PSM di kandang tertera juga dalam 26 gol dan 6 tanpa clean sheet.
Berangkat dari fakta dan data tersebut, PSM berpeluang besar menutup laga di markas, Stadion Andi Matalatta, dengan kemenangan, meskipun lawan yang mesti dihadapi adalah tim-tim kuat yakni Persipura Jayapura, Persija Jakarta, Bali United, dan PSMS Medan.
ADVERTISEMENT
Di antara tim-tim tersebut, Persija menjadi lawan terberat. Faktor penyebab adalah rekor tandang 'Macan Kemayoran' yang tergolong baik karena sudah menghimpun 6 kemenangan dengan total 23 gol dari 14 partai tandang. Rapor apik Persija itu jelas merupakan ancaman bagi PSM.
Agung Mulyadi ditekel Marc Anthony Klok. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Agung Mulyadi ditekel Marc Anthony Klok. (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
Lalu bagaimana kans PSM saat memainkan laga tandang? Nah, di sinilah konsistensi PSM diuji. Sebab, PSM akan melawat ke markas Madura United, Persebaya Surabaya, dan Bhayangkara FC. Dua tim yang disebut terakhir bahkan tengah dalam performa mengesankan.
Persoalan belum ditambah rekor tandang PSM yang bisa dikatakan biasa-biasa saja. Bagus enggak, tetapi belum masuk ke kategori buruk. Itu tercermin dari 14 laga tandang yang berakhir dengan 4 kemenangan, 6 imbang, dan 4 kekalahan.
ADVERTISEMENT
Kekuatan PSM Terletak Pada Fluiditas Permainan
Jika pertanyaan diubah menjadi bagaimana PSM menjaga kans tetap menyala di atas lapangan atau menyoal gaya bermain, maka jawaban dari pertanyaan itu adalah fluiditas permainan.
Fluiditas, dalam sepak bola, merupakan sesuatu yang tak bisa diukur dengan angka. Maka, satu-satunya cara untuk melihatnya adalah menilik pergerakkan pemain.
Musim ini, Alberts masih memakai pola 4-3-3. Lewat skema tersebut, juru taktik asal Belanda ini memberi keleluasaan kepada gelandang dan striker untuk bertukar posisi kala mode menyerang.
PSM Makassar vs PSIS Semarang (Foto: Yusran Uccang/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
PSM Makassar vs PSIS Semarang (Foto: Yusran Uccang/Antara)
Sebagai contoh, mari lihat menilik pergerakan Pluim dan Guy Junior kala melawan Persib. Pluim yang merupakan gelandang tak cuma menjadi pelayan, tetapi juga eksekutor. Dalam beberapa situasi, Pluim kerap berada di dalam kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Sedangkan, Junior yang diutus sebagai striker jarang berada di dalam kotak penalti dan justru kerap melayani Pluim dengan umpan-umpan yang apik. Eks pemain Bhayangkara FC ini punya tugas tambahan yakni menciptakan ruang dan merusak bentuk pertahanan lawan. Itu terlihat dari rajinya Junior bergerak ke kanan dan kiri lapangan.
Fluiditas itulah yang menjadi pangkal ketajaman PSM musim ini. Dengan strategi itu, lawan akan sulit untuk membaca arah bola dan pergerakan pemain PSM. Terlebih PSM mempunyai banyak penembak jitu.