Masa Depan La Liga Ada di Tangan para Pemuda Ini

14 Agustus 2019 14:35 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Adria Pedrosa, Bryan Gil, Diego Lainez, Samuel Chukwueze, dan Waldo Rubio, lima pemain muda yang layak diperhatikan di La Liga 2019/20. Foto: Dok. La Liga
zoom-in-whitePerbesar
Adria Pedrosa, Bryan Gil, Diego Lainez, Samuel Chukwueze, dan Waldo Rubio, lima pemain muda yang layak diperhatikan di La Liga 2019/20. Foto: Dok. La Liga
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ah, La Liga. Kata orang, kompetisi ini membosankan. Kata mereka, yang juara kalau bukan Real Madrid, ya, Barcelona. Karena hal ini, ada yang dengan lancang berkata bahwa La Liga adalah 'liga petani'. Tahu 'kan maksudnya? Liga petani, liga yang isinya bukan pesepak bola 'sungguhan' tapi 'petani' yang nyambi jadi pesepak bola.
ADVERTISEMENT
Tapi, hey, anggapan-anggapan itu sebenarnya tidak adil. La Liga tentu tidak seburuk itu. Justru, sebaliknya. Di liga ini yang namanya kejutan masih jamak terjadi. Musim lalu, misalnya, Getafe hampir lolos ke Liga Champions. Ekuivalennya di Premier League untuk hal itu adalah ketika Leicester City menjadi juara pada 2016 lalu.
Selain ladang kejutan, La Liga juga merupakan ladang talenta. Kalian tentu tahu Lionel Andres Messi. Kalau tidak, untuk apa kalian membaca artikel ini? Messi adalah produk asli La Liga. Dia dibesarkan La Masia dan membangun karier di La Liga sejak belasan tahun silam sampai akhirnya jadi pesepak bola terhebat sedunia.
Nah, reputasi itu belum luntur. Sampai sekarang pun La Liga masih menyimpan banyak talenta. Lewat sini, kumparanBOLA ingin bercerita secara singkat soal lima talenta terhebat yang mulai mencuat pada musim lalu dan diprediksi bakal lebih melejit lagi pada musim 2019/20. Siapa saja mereka?
ADVERTISEMENT
1) Adria Pedrosa (21, Espanyol)
Adria Pedrosa diprediksi bakal makin mencuat bersama Espanyol di La Liga 2019/20. Foto: Dok. La Liga
Adria Pedrosa adalah anak kemarin sore di Espanyol. Dia baru dipromosikan ke tim utama pada 2018/19 dan cuma diberi kesempatan bermain 12 kali, dengan 8 di antaranya sebagai starter.
Meski demikian, potensinya sudah tampak jelas. Bermain sebagai bek kiri, dia sanggup bertahan dan menyerang sama baiknya. WhoScored mencatat bahwa ketika bertahan Pedrosa bisa membukukan 1,2 tekel dan 1,8 sapuan per laga.
Saat menyerang, dia mampu mencatatkan 1,1 dribel tiap pertandingannya. Bukti konkret kepiawaian Pedrosa dalam menyerang adalah saat dia mencetak gol ke gawang Deportivo Alaves dan melakukan solo run 80 meter saat berhadapan dengan Atletico Madrid.
2) Bryan Gil (18, Sevilla)
Bryan Gil, pemain kelahiran abad ke-21 pertama yang mencetak gol di La Liga. Foto: Dok. La Liga
ADVERTISEMENT
Sama halnya dengan Pedrosa di Espanyol, Bryan Gil juga merupakan anak kemarin sore di Sevilla. Malah, Gil berusia lebih muda dan kesempatan yang didapatkannya di musim 2018/19 lebih sedikit. Namun, impak yang dia berikan sama besarnya.
Gil tampil 11 kali musim lalu di La Liga tetapi tak satu pun dari penampilan itu yang dia jalani sebagai starter. Total menit bermainnya pun cuma menyentuh angka 159. Namun, dari waktu yang sedikit itu dia sudah bisa membukukan 1 gol dan 1 assist.
Torehan Gil itu membuatnya jadi pemain kelahiran abad ke-21 pertama yang bisa mencetak gol di La Liga. Ini merupakan bukti bahwa dia punya potensi besar untuk jadi penyerang andal di masa depan.
ADVERTISEMENT
3) Diego Lainez (19, Real Betis)
Sensasi remaja asal Meksiko di Real Betis Balompie, Diego Lainez. Foto: Dok. La Liga
Jika Sevilla punya Gil, maka Real Betis memiliki Diego Lainez sebagai jawaban atas tantangan tersebut. Hanya, apabila Gil adalah produk asli akademi, Lainez adalah pemain yang dibeli dari Meksiko.
Lainez memang berasal dari Meksiko dan sebelum pindah ke Betis dia sudah menciptakan sensasi di Liga MX. Dia melakoni debut untuk Club America pada usia 16 tahun dan semenjak itu selalu dipercaya jadi pemain inti.
Pada Januari 2019 Lainez direkrut oleh Real Betis. Selama setengah musim, pemain sayap mungil ini tampil 12 kali. Meski demikian, dari 12 penampilan itu Lainez baru dipercaya turun sebagai starter 3 kali. Dari sana, dia mampu membukukan 1 assist.
ADVERTISEMENT
Musim 2019/20, Lainez kemungkinan besar bakal mendapat porsi bermain lebih banyak. Alasannya, pemain sayap utama Betis, Joaquin Sanchez, sudah semakin uzur dan kian tidak bisa diharapkan tampil penuh sepanjang musim.
4) Samuel Chukwueze (20, Villarreal)
Pemain muda Villarreal asal Nigeria, Samuel Chukwueze. Foto: Dok. La Liga
Tidak banyak sisi positif yang bisa dipetik dari capaian Villarreal pada musim 2018/19. Sepanjang musim mereka tampil angin-anginan dan hampir terdegradasi ke La Liga 1|2|3 alias Segunda Division.
Santi Cazorla, Pablo Fornals, dan Samuel Chukwueze adalah tiga pemain Villarreal yang tampil konsisten sepanjang musim. Cazorla dan Fornals pun sudah mendapat hadiah atas penampilannya. Cazorla dipanggil lagi ke Timnas Spanyol, sementara Fornals pindah ke Premier League.
Chukwueze sendiri mampu mencetak 5 gol dan 2 assist di La Liga musim lalu. Dua gol di antaranya terbilang krusial karena dicetak dalam laga melawan Barcelona dan Girona di pekan-pekan penghabisan. Berkat gol-golnya Villarreal bisa mengoleksi 4 poin yang menghindarkan mereka dari demosi.
ADVERTISEMENT
Musim 2019/20 bakal jadi panggung besar buat Chukwueze. Apalagi, pemain asal Nigeria ini tampil lumayan bagus di Piala Afrika silam dengan torehan 1 gol dari 6 laga. Kepergian Fornals membuat tanggung jawab Chukwueze sebagai sumber serangan bakal lebih besar.
5) Waldo Rubio (23, Real Valladolid)
Waldo Rubio merayakan golnya untuk Real Valladolid. Foto: Dok. La Liga
Seperti Chukwueze untuk Villarreal, Waldo Rubio juga punya peranan penting meloloskan Real Valladolid dari degradasi. Satu golnya ke gawang Athletic Club di pekan ke-36 memastikan tiga angka bagi Valladolid. Di akhir cerita, Valladolid mampu bertahan di La Liga.
Sebenarnya, Rubio sendiri merupakan pemain pinggiran di Valladolid. Dia adalah ban serep bagi penyerang-penyerang macam Enes Unal, Duje Cop, Oscar Plano, dan Sergi Guardiola. Akan tetapi, kontribusi Rubio sama sekali tak bisa diremehkan. Dia pun layak diberi kesempatan lebih di musim 2019/20.
ADVERTISEMENT