Matchday VI Hari Pertama Liga Champions: Sukacita Spurs, Lara Napoli

12 Desember 2018 11:03 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tottenham Hotspur juga yang berbahagia di Camp Nou. (Foto:  REUTERS/Albert Gea)
zoom-in-whitePerbesar
Tottenham Hotspur juga yang berbahagia di Camp Nou. (Foto: REUTERS/Albert Gea)
ADVERTISEMENT
Sepak bola masih bersahabat dengan kejutan di matchday keenam hari pertama fase grup Liga Champions 2018/19. Laga hari ini, Rabu (12/12/2018), menjadi pamungkas sebagian tim di empat grup. Disebut hanya sebagian karena 12 tim sudah mendapatkan tempat di babak 16 besar sebelum matchday keenam digelar.
ADVERTISEMENT
Tapi, sepak bola tetaplah sepak bola. Di antara lusinan perkara banal, masih ada ruang bagi kejutan yang menyadarkan bahwa sepak bola adalah permainan yang acap menolak buat disangka.
Grup A adalah tempat bagi mereka yang menancapkan dominasi sejak awal. Mereka yang ada di grup ini memilih untuk berlaga sekuat-kuatnya sejak awal, berlomba cepat merengkuh kepastian untuk menjejak ke babak 16 besar, langkah pertama di fase gugur.
Itulah sebabnya, Atletico Madrid dan Borussia Dortmund bertanding tanpa beban yang berat-berat amat. Bahkan pelatih Atletico, Diego Simeone, menegaskan dalam konferensi pers jelang laga bahwa karena tiket 16 besar itu sudah ada dalam genggaman, mereka bakal melakoni laga terakhir fase grup dengan memanggul satu asa, menjadi juara grup.
ADVERTISEMENT
Namun, Atletico tak mampu mewujudkan asa tadi. Melawat ke Stadion Jan Breydel, markas Club Brugge, Atletico diperhadapkan dengan perlawanan sengit sang tuan rumah. Brugge tahu mereka tak akan lolos ke 16 besar, tapi mereka masih punya kesempatan untuk tetap berebut gelar di Liga Europa jika menutup fase pertama di peringkat ketiga. Maka, bertarunglah mereka dengan liat hingga akhirnya wasit meniup peluit panjang walau kedudukan bergeming di 0-0.
Thierry Henry gagal meloloskan AS Monaco dari fase grup Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
zoom-in-whitePerbesar
Thierry Henry gagal meloloskan AS Monaco dari fase grup Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Eric Gaillard)
Di pertandingan lain, Dortmund menang dengan keunggulan dua gol atas AS Monaco. Tim asuhan Thierry Henry itu bahkan tak bisa mencetak gol balasan satupun. Raphael Guerreiro menjadi antagonis bagi kisah kepelatihan Henry lewat lesakan dua golnya.
Apa boleh buat, Henry menutup perjalanannya di Liga Champions 2018/19 dengan cerita muram, tertunduk berjalan dari lapangan menuju ruang ganti. Entah apa yang dikatakannya di ruang tertutup itu, di hadapan para pemain. Yang jelas, kekalahan tak akan menjadi perkara yang mudah buat ditanggung, termasuk oleh dia yang berulang kali dihajar kekalahan dan diganjar kemenangan semasa jersi masih membalut badan.
ADVERTISEMENT
Grup B menjadi kawan buat kejutan. Barcelona memang menapaki Camp Nou dengan berbekal tiket 16 besar dan predikat juara grup sekaligus. Mau bagaimana lagi? Mereka kelewat perkasa sehingga sanggup mematri 13 poin di ujung matchday kelima.
Namun, yang menjadi lawan mereka, Tottenham Hotspur, punya cerita berbeda. Anak-anak didik Mauricio Pochettino ada di ujung tanduk. Mereka bisa lolos jika tak kalah dan di laga lain, Inter Milan tak sanggup menorehkan poin yang melebihi mereka.
Itulah yang terjadi. Barcelona yang turun dengan beberapa pemain lapis kedua mencetak gol lebih dulu pada menit ketujuh via Ousmane Dembele. Tapi, bertarung sampai mampus adalah hakikat mereka yang hidup dari satu lapangan ke lapangan lain--termasuk Spurs.
ADVERTISEMENT
Di menit 85, Lucas Moura mencetak gol penyama kedudukan yang berarti sorak sorai seantero Wembley di London sana. Di babak 16 besar nanti, suporter Spurs tak akan menonton sebagai penonton netral. Mereka masih memiliki alasan untuk berteriak di stadion, mengguncang tribune dengan daya pemain ke-12 untuk 'Bunga Lili Putih'.
Inter Milan gagal lolos ke 16 besar Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
zoom-in-whitePerbesar
Inter Milan gagal lolos ke 16 besar Liga Champions 2018/19. (Foto: REUTERS/Stefano Rellandini)
Di Giuseppe Meazza, Inter tak kalah dan tak lolos ke babak 16 besar. Nerazzurri tampil garang, melepaskan 22 upaya tembakan yang berbanding dengan enam upaya milik PSV Eindhoven. Tapi, apa daya, mereka terseok juga melawan permainan efektif wakil Belanda ini. Bahkan di menit ke-13, bintang Meksiko, Hirving Lozano, sanggup memaksa Samir Handanovic memungut bola dari gawangnya sendiri.
Inter makin terancam, namun mereka mendesis layaknya ular yang diusik. Berbekal assist Matteo Politano, Mauro Icardi melesakkan gol pada menit 85. Perayaan masih terjadi, Giuseppe Meazza dinaungi asa yang menggelinjang. Turnamen ini begitu penting bagi Inter. Enam musim lamanya mereka berjarak, padahal merekalah yang menjadi juara pada 2009/10 di bawah kepemimpinan manusia sejuta ego, Jose Mourinho.
ADVERTISEMENT
Peluit panjang tetap berbunyi, para penggawa mengangkat tangan, memberi penghormatan kepada mereka yang setia mendukung walau hasil buruk ditelan bulat-bulat. Inter tak lolos ke 16 besar, Inter kembali ke Liga Europa. PSV pun demikian. Tiket babak 16 besar tak berhasil dikantongi anak-anak asuh Mark van Bommel. Ternyata di Liga Champions, hanya ada satu ruang bagi mereka yang datang dari negeri penguasa ruang.
Kejutan beranak-pinak di Grup C. Napoli yang tadinya memasuki pertandingan dengan perasaan lumayan tenteram menutup pertandingan dengan sesal dan kesal. Liverpool yang menjadi lawannya itu menggila di Anfield. Entah mereka yang gila atau memang ada kekuatan lain yang menopang Anfield, yang jelas, laga berakhir dengan kemenangan 1-0 untuk Liverpool.
ADVERTISEMENT
Gol tunggal Mohamed Salah itu menjadi biang kerok hilangnya senyum dari bibir Carlo Ancelotti. Don Carlo berjalan diam, mengingat-ingat lagi ucapannya di konferensi pers jelang laga melawan Crvena Zvezda di matchday kelima. Untuk sementara, Napoli menjadi sekumpulan orang goblok.
Pemain-pemain Liverpool merayakan gol Salah ke gawang Napoli. (Foto: Paul ELLIS / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain-pemain Liverpool merayakan gol Salah ke gawang Napoli. (Foto: Paul ELLIS / AFP)
Paris Saint-Germain bertanding layaknya Napoleon yang turun ke medan perang. Di Belgrade sana, Crvena Zvezda dipaksa menanggung kekalahan 1-4. Edinson Cavani, Neymar, Marquinhos, dan Kylian Mbappe menjadi pemangsa yang tegar tengkuk sebelum bola bersarang di gawang lawan.
Kabar baiknya, Crvena juga bukannya tanpa perlawanan. Marko Gobeljic melahirkan gol yang membikin timnya tak akan menutup laga dengan tangan kosong. Ya sudah, menjejaklah Liverpool dan PSG ke babak 16 besar, beradu hebat memperebutkan 'Si Kuping Besar'.
ADVERTISEMENT
Grup D terlihat tak seekstravaganza tiga grup lainnya, tapi ia punya ceritanya sendiri. Kemenangan 3-2 yang diukir FC Porto atas Galatasaray tak cuma soal raihan poin penuh, tapi juga tentang kemenangan ke-100 Iker Casillas di Liga Champions. Si tua Casillas bahkan menjadi pesepak bola kedua yang menorehkan catatan itu setelah Cristiano Ronaldo. Laga ini berjalan dengan beringas. Sebabnya, ada tiga penalti yang dihadiahkan wasit di pertandingan ini, dua untuk Galatasaray, satu untuk Porto.
Gol Felipe untuk wakil Portugal ini dilanjutkan oleh gol sepakan penalti Moussa Marega di menit 42. Namun, tiga menit berselang, hadiah penalti juga diberikan wasit Alexey Kulbakov kepada tuan rumah. Sofiane Feghouli sukses menjadi algojo yang menggeser kedudukan menjadi 1-2. Porto bukan tim yang gampang menyerah, begitu pula dengan Galatasaray. Pada menit 57, Sergio Oliveira menggetarkan jala si wakil Turki, sementara pada menit 65, Eren Derdiyok membawa Galatasaray memperkecil ketertinggalan menjadi 2-3.
ADVERTISEMENT
Asa Galatasaray untuk menutup laga tanpa kekalahan pupus karena Feghouli gagal menunaikan tugasnya saat ditunjuk sebagai eksekutor penalti untuk kali kedua. Artinya, melangkahkah Porto ke babak 16 besar sebagai juara Grup D. Ya, sebelum laga ini dimulai pun, Porto sudah menahbiskan diri sebagai petarung di babak 16 besar.
Di rumahnya sendiri, VELTINS-Arena, Schalke 04 pun bertanding tanpa belenggu. Serupa Porto, mereka juga sudah pasti lolos ke fase gugur. Penyebabnya adalah kemenangan Galatasaray atas Lokomotiv Moskva. Padahal, jika Lokomotiv menang, wakil Rusia ini masih bisa bertarung sampai hari terakhir untuk satu tempat di 16 besar Liga Champions.
Gol Alessandro Schoepf di menit 90 itu sudah cukup untuk menutup laga melawan Lokomotiv dengan sukacita ala Schalke. Di kompetisi Eropa sana, Jerman akhirnya tak cuma tentang Bayern Muenchen dan Dortmund melulu. Maka, bersiap-siaplah para petarung dari Lembah Ruhr untuk mengadu daya di babak 16 besar.
ADVERTISEMENT
Jadi, demikianlah jalannya matchday keenam hari pertama fase grup Liga Champions 2018/19. Nama-nama yang mengisi slot di babak 16 besar sudah hampir penuh karena sudah ada 15 tim yang merengkuh panggung. Satu tempat tersisa akan diperebutkan oleh Shakhtar Donetsk dan Olympique Lyonnais. Berada di posisi dua Grup F, minimal Lyon harus menahan imbang Shakhtar. Sementara, Manchester City yang sudah pasti lolos hanya membutuhkan hasil imbang untuk melangkah ke fase gugur sebagai juara grup.
Artinya, tujuh laga di matchday keenam yang akan digelar di hari kedua, Kamis (13/12/2018), adalah arena pertarungan bagi mereka yang hampir terdepak. Mengakhiri pertandingan babak grup di posisi ketiga akan membawa mereka ke kompetisi Eropa lainnya. Tapi, di posisi buncit, sang pesakitan menanggung lara sambil mengejar waktu terbaik untuk berlaga di panggung elite Eropa.
ADVERTISEMENT