Melalui Surat Terbuka, Icardi Memecah Keheningan

1 Maret 2019 6:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Striker Inter Milan, Mauro Icardi. Foto: MARCO BERTORELLO/AFP
zoom-in-whitePerbesar
Striker Inter Milan, Mauro Icardi. Foto: MARCO BERTORELLO/AFP
ADVERTISEMENT
Mauro Icardi tak hanya kehilangan ban kapten di Inter Milan, tapi juga sudah tak tampil di lima laga terakhir yang telah dijalani I Nerazzuri di seluruh kompetisi. Menyadari itu, jelas ada yang salah dari hubungan Icardi dan Inter dalam beberapa pekan terakhir.
ADVERTISEMENT
Semua gara-gara konfilk yang dipanaskan Wanda Nara dan manajemen klub. Istri Icardi itu sempat mengatakan kepada Tyc Sport bahwa suaminya takkan meneken kontrak anyar yang akan habis pada Juni 2021. Padahal, Inter berencana untuk memperpanjang kontrak Icardi di tengah musim ini.
Perkataan Wanda itulah yang pada akhirnya membuat Inter yakin untuk memberikan dua hukuman sekaligus untuk Icardi. Tanpa peduli kontribusi hebat penyerang asal Argentina itu, yang menjadi topskor klub dengan catatan 13 gol di seluruh kompetisi musim ini.
Selama masa hukuman, selalu pihak Inter yang berbicara mengenai hubungan dengan Icardi. Sementara, jebolan akademi Barcelona itu terus bungkam. Namun, hening itu terpecah pada Jumat (1/3/2019). Melalui surat terbuka yang diungggah di akun Instagram pribadinya, Icardi melampiaskan semua perasaan yang selama ini terpendam.
ADVERTISEMENT
Icardi merayakan gol kemenangan. Foto: REUTERS/Alessandro Garofalo
Dalam surat itu, Icardi menceritakan betapa hebatnya cintanya terhadap Inter. Namun, perasaan itu rupanya tak bisa dibalas Inter dengan sepadan. Lantas, bagaimana isi suratnya? Tenang, kami telah menerjemahkannya dari Bahasa Italia untuk Anda.
Berikut isi suratnya:
Di masa sulit, cinta sejati akan diuji. Di momen seperti ini saya biasanya menyatakan kesudian untuk bertahan dan bersama Inter. Ketika saya merasakan perasaan ini saat mencetak gol, saya bisa membuat Inter kuat melebihi apapun.
Lebih kuat daripada masalah FFP (Financial Fair Play, red), ataupun masalah seperti ketika tim-tim lain menganggap remeh kami. Rasa cinta inilah yang membuat saya bisa menolak tawaran yang saya yakini akan diterima pemain lain.
Tak jarang saya merasakan rasa sakit selepas laga, dan beberapa hari setelahnya. Namun, saya bisa melupakan derita itu hanya demi memberikan segalanya untuk biru-hitam. Untuk cinta saya terhadap warna Inter, karena hanya ada satu Inter di dunia ini.
ADVERTISEMENT
Saya telah mengajarkan kepada anak-anak saya bahwa harapan perlu dirawat. Saya mengajarkan kepada mereka tak mudah untuk menjadi pemenang, tapi melakukannya dengan Inter menimbulkan perasaan berbeda. Karena hanya Interisti saja yang bisa merasakannya. Mata tak pernah berbohong, dan dari mata anak saya, saya paham mereka mengerti.
Saya menyadari mimpi saya sendiri, dan juga mimpi segala Interisti, yakni kembali mentas di Liga Champions dengan saya sebagai kapten. Saya tahu itu, karena saya betul-betul mencintai tim ini. Saking cintanya, saya selalu tak setuju jika ada yang ingin tinggalkan klub dalam percobaan pertama.
Saya menghargai fans, rekan-rekan, tim dan seluruh pelatih yang datang dan pergi selama saya di sini. Saya berkolaborasi dengan mereka semua ketika ada pemain baru datang di dalam dan di luar lapangan. Menunjukkan kepada si pemain baru itu bahwa dengan determinasi, target bisa tercapai.
ADVERTISEMENT
Saya tahu apa artinya cinta untuk Inter, dan penyokong Inter mengetahui itu. Karena mereka telah melihat saya menderita, menangis, terpuruk, sebelum pada akhirnya menyukai warna biru-hitam. Cinta ini hanya untuk Inter, dan demi Inter.
Tapi, saya perlu bilang, pengorbanan yang saya lakukan ini akan terasa indah ketika seluruh pihak saling menghargai. Saat ini, saya tak tahu apakah masih ada kasih sayang dan rasa hormat terhadap Inter dan saya menjadi salah satu alasan mengapa semua ini terjadi.
Saya tak tahu apakah sekarang saya masih punya hasrat untuk menuruti maunya Inter. Mengingat banyak hal bisa terjadi dalam keluarga, entah itu baik dan buruk. Saya pada akhirnya tersadar bahwa seseorang bisa berdiri untuk membela hal-hal selain cinta.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, rasa hormat tak boleh hilang. Itulah nilai kehidupan saya, dan itu juga yang selalu saya pertaruhkan dalam cerita saya dengan Inter dan bersama Inter.
Salam,
MI9