Menakar Urgensi Manchester United Mendatangkan Thomas Partey

21 Mei 2019 17:03 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Thomas Partey, pemain Atletico Madrid. Foto: ANDER GILLENEA / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Thomas Partey, pemain Atletico Madrid. Foto: ANDER GILLENEA / AFP
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
“Dia seperti (Paul) Pogba, dia adalah gelandang box- to-box, tapi dia lebih baik daripada pemain Prancis itu, karena dia mampu melakukan pekerjaan yang lebih defensif," demikian penggambaran kualitas Thomas Partey oleh Jose Daniel Jimenez Pozanco.
ADVERTISEMENT
Jimenez tentu saja sedang promosi. Lha, wong ia merupakan agen dari Partey. Di satu sisi, pujiannya kepada Partey bukan hiperbola belaka. Gelandang Atletico Madrid itu baru saja terpilih sebagai Pemain Terbaik Ghana dan juga masuk dalam susunan 11 pemain terbaik Afrika musim ini.
Klausul pelepasan yang "cuma" 50 juta euro berpotensi membuatnya jadi komoditi panas di bursa transfer nanti. Terlebih, Atletico juga telah ditinggalkan para penggawa andalan mereka, yakni Antoine Griezmann dan Diego Godin.
“Dia memiliki klausul pelepasan 50 juta euro dan dalam sepakbola apa pun mungkin terjadi, lihat saja Diego Godin yang pergi untuk bergabung dengan Inter dan Antoine Griezmann mungkin dalam perjalanannya ke Barcelona," ucap Jimenez.
ADVERTISEMENT
Inter sejauh ini memang berada di jalur utama dalam perburuan Partey, sebagaimana diungkapkan Jimenez. Akan tetapi, mereka tak sendirian. Manchester United dikabarkan tengah berburu tanda tangan Partey. Bisa jadi, dasarnya itu tadi, bahwa Partey memang lebih komplet ketimbang Pogba. Lagipula, United juga baru saja ditinggalkan Ander Herrera.
Ander Herrera (kanan) berbicara dengan Ole Gunnar Solskjaer setelah laga Manchester United vs Chelsea. Foto: Jason Cairnduff/Reuters
Partey bergabung dengan Atletico pada 2011. Lucunya, tak ada satu pun keluarganya yang tahu kalau ia telah terbang ke Spanyol untuk memperkuat Los Colchoneros, bahkan sampai enam hingga tujuh bulan kemudian.
"Ayah saya tidak ada di rumah dan tidak ada anggota keluarga saya yang tahu apa yang terjadi dengan saya atau bahwa saya akan pergi hari itu," kata Partey seperti dilansir Marca.
ADVERTISEMENT
Singkat cerita, Partey ketahuan "minggat" oleh orang tuanya. Bukannya marah, sang ayah malah memberikan dukungan penuh kepada putranya yang saat itu masih berusia 18 tahun. Ia bahkan menjual sebagian hartanya dan mengirimkan uang untuk putranya --yang kemudian dibelanjakan sepatu bola oleh Partey.
"Saya selalu pergi ke tempat yang terasa benar dan itulah sebabnya, saya mengambil keputusan untuk bepergian tanpa memberi tahu siapa pun," lanjut Partey.
Intuisi Partey tepat. Atletico menjadi wadah ideal baginya. Kendati butuh waktu lumayan panjang untuk menembus tim utama Los Colchoneros. Partey pernah menempuh masa sebagai pemain pinjaman di Real Mallorca dan Almeria lebih dulu hingga akhirnya dilirik Diego Simeone pada 2015.
ADVERTISEMENT
Kepergian Raul Garcia ke Athletic Bilbao di awal musim membuat Simeone kudu memutar otak untuk mencari penggantinya. Simeone membutuhkan gelandang bertahan murni dengan fisik mumpuni. Saul Niguez serta Gabi kurang memiliki postur menjulang dan akhirnya Partey jadi pilihan ideal Simeone.
Namun, bukan cuma determinasi dan keunggulan fisik--sebagaimana tipikal pemain Afrika lainnya. Partey cukup cerdas dalam membaca permainan lawan. Itulah mengapa Simeone menurunkannya dalam 23 pertandingan di lintas ajang pada musim pertamanya.
Atletico Madrid vs Real Valladolid. Foto: Reuters/Juan Medina
Dalam pakem 4-4-2 miliknya, Simeone membutuhkan gelandang yang mumpuni untuk menyeimbangkan area sentral. Perannya menjadi vital karena Atletico mengusung permainan defensif. Sampai-sampai, Simeone menggunakan winger yang dengan atribut bertahan tinggi macam Koke.
ADVERTISEMENT
Di satu sisi, gelandang juga dituntut untuk memainkan peran ganda. Ya, mereka kudu benar-benar mahir dalam membantu serangan dan mampu mencetak gol saat tim mengalami kebuntuan. Karena permainan defensif itu juga mengundang risiko lainnya, yakni tumpulnya daya serang.
Toleh saja laga versus Sevilla di La Liga pekan ke-37 musim ini, lihat bagaimana Partey memainkan peran penting dalam duel yang dihelat di Wanda Metropolitano itu.
Sementara Koke menyapu kedua sisi tepi, Partey aktif berpatroli dari kotak ke kotak, melindungi back-four dan mengebiri build-up serangan Sevilla sejak dini. Tercatat, ia memblokir 6 tembakan penting yang dilepaskan lawan.
Sekarang, mari mundur tiga pekan kala Atletico dengan susah payah menaklukkan Valencia. Pada laga tersebut, 'Kelelawar Mestalla' dua kali sukses menyamakan kedudukan. Sampai akhirnya gelandang Atletico, Angel Correa, mencetak gol kemenangan pada menit ke-81. Yang perlu disimak, gol itu tak bisa dilepaskan dari kejelian Partey dalam mengirimkan umpan matang ke arah Correa.
ADVERTISEMENT
Oh, ya, keputusan Simeone untuk memasukkan Partey pada menit ke-71 sebenarnya bertujuan demi menjaga keunggulan. Akan tetapi, rencana itu gagal karena Valencia berhasil mencetak gol balasan via titik putih.
Nah, inilah nilai plus Partey. Selain oke dalam bertahan (dan oleh karenanya Simeone memainkannya untuk menjaga keunggulan), ia cukup mahir memanfaatkan peluang dari lini kedua.
Partey tidak hanya oke sebagai kreator, tetapi juga eksekutor. Ia bisa menjadi contoh bagaimana gelandang bertahan modern kelas satu bekerja. Mereka bukan sekadar tukang jagal, tetapi juga memiliki visi dan klinis dalam menyelesaikan peluang.
Sudah 3 kali Partey mencetak gol di La Liga musim ini. Selain itu, ia juga telah menyumbang 4 assist --terbanyak kedua setelah Griezmann. See? Bisa dibayangkan bagaimana kompletnya peran Partey untuk seorang gelandang bertahan.
ADVERTISEMENT
Aksi Thomas Partey bersama Atletico Madrid. Foto: JAVIER SORIANO / AFP
Lalu, apakah Partey bisa saja menjadi jawaban atas kebutuhan United akan sosok gelandang bertahan?
Secara karakteristik, sih, bisa. Toh, kesejahteraan kontestan Premier League amat bergantung kepada lini kedua. Partey, bisa menjadi jawaban United atas kebutuhan semacam ini.
Kepergian Herrera adalah hilangnya seorang gelandang petarung. Nemanja Matic, Fred, dan Scott McTominay lebih condong kepada gelandang distributor ketimbang fighter. Pun demikian dengan Pogba, yang kinerjanya tak akan maksimal andai dipasang terlalu dalam.
Namun, perlu digarisbawahi bahwa Partey juga bukan pengganti yang apple to apple untuk Pogba. Lebih bagus, sih, kalau mereka bisa diduetkan dan tampil berbarengan.