Menang Telak Lawan Iran, Jepang Melenggang ke Final Piala Asia

28 Januari 2019 22:57 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi gol Yuya Osako ke gawang Iran. (Foto: Reuters/Thaier Al-Sudani)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol Yuya Osako ke gawang Iran. (Foto: Reuters/Thaier Al-Sudani)
ADVERTISEMENT
Jepang berhasil menggamit satu tiket ke final Piala Asia 2019 usai menundukkan Iran dalam laga semifinal yang dihelat Senin (28/1/2019) malam WIB di Hazza bin Zayed Stadium, Abu Dhabi. Dua gol dari Yuya Osako (56' & 67') serta sebiji gol Genki Haraguchi (89') mengantarkan Jepang menang dengan skor 3-0.
ADVERTISEMENT
Bagi Jepang, ini adalah final kedua mereka dalam tiga edisi Piala Asia terakhir. Pada partai puncak nanti mereka akan menghadapi pemenang laga antara Qatar dan tuan rumah Uni Emirat Arab.
***
Laga antara Jepang dan Iran, meski terjadi di semifinal, tetap saja kepagian untuk ukuran Piala Asia. Ada tujuh trofi Piala Asia yang sudah berhasil dikumpulkan dua negara ini. Plus, mereka berdua ada di tiga besar negara Asia dengan peringkat FIFA tertinggi. Iran pertama, Jepang ketiga.
Pada pertandingan ini pelatih Iran, Carlos Queiroz, mempertahankan pakem 4-2-3-1 andalannya. Serdar Azmoun didapuk sebagai striker tunggal dengan disokong Ashkan Dejagah persis di belakangnya. Sebagai penjaga gawang, Alireza Beiranvand yang kabarnya tengah diincar Besiktas itu masih menjadi andalan.
ADVERTISEMENT
Jepang, sementara itu, tampil dengan format 4-4-2. Genki Haraguchi dan Gaku Shibaasaki menjadi motor di lini tengah. Di belakang, bercokol nama Maya Yoshida, Yuto Nagatomo, serta Hiroki Sakai, tiga pemain yang telah makan asam garam kompetisi Eropa. Di depan, pelatih Hajime Moriyasu bertumpu pada Yuya Osako.
Formasi serta komposisi pemain Jepang sebenarnya didesain untuk memainkan sepak bola yang lugas dan efisien di mana serangan balik lewat sayap jadi andalan. Akan tetapi, pada pertandingan ini mereka justru mampu mendominasi penguasaan bola. Rapatnya jarak antarpemain tengah Jepang membuat Iran, yang unggul jumlah personel di tengah, kewalahan.
Kendati begitu, agresivitas Jepang itu tidak betul-betul terasa hasil nyatanya. Iran memang tidak bisa lama-lama menguasai bola, tetapi juara Asia tiga kali ini mampu membendung gelombang tekanan Jepang lewat kedisiplinan empat bek serta dua poros gandanya. Iran pun, pada akhirnya, jadi tim yang lebih efektif dalam melancarkan tekanan.
ADVERTISEMENT
Pada babak pertama peluang yang tercipta cukup minim karena permainan kerapkali berganti arah sebelum salah satu tim sampai kotak penalti. Namun, dari situ Team Melli sanggup mencatatkan satu peluang emas via Azmoun yang melakukan penetrasi dari kiri.
Sayang, tembakan jarak dekat Iranian Messi bisa diselamatkan dengan cemerlang oleh kiper Jepang, Shuichi Gonda. Seandainya Azmoun bisa mengonversi peluang tersebut, babak pertama takkan berakhir dengan skor kacamata.
Yuya Osako mencetak gol ke gawang Iran. (Foto: Reuters/Thaier Al-Sudani)
zoom-in-whitePerbesar
Yuya Osako mencetak gol ke gawang Iran. (Foto: Reuters/Thaier Al-Sudani)
Pada babak kedua Iran mencoba untuk langsung tampil lebih agresif. Lewat bola-bola panjang mereka membuat barisan pertahanan Jepang kerepotan. Akan tetapi, lagi-lagi tidak ada hasil nyata dari berbagai upaya ini. Malah, Iran akhirnya justru kebobolan melalui sebuah serangan balik.
Prosesnya cukup rumit. Berawal dari bola yang direbut di lini tengah, Takumi Minamino mendapat umpan terobosan cantik. Bola digiring oleh Minamino ke kotak penalti, tetapi kemudian dia diganjal oleh pemain Iran. Minamino tak diam saja. Dia lari mengejar bola yang hampir keluar, mengirim umpan silang, dan bola pun ditanduk oleh Osako persis di mulut gawang. Jepang mencetak gol pada upaya tepat sasaran pertamanya.
ADVERTISEMENT
Gol Osako tadi langsung membangkitkan semangat Jepang. Mereka pun, meski harus kehilangan Wataru Endo yang cedera, menggencarkan tekanan ke pertahanan Iran. Rangkaian tekanan itu akhirnya berbuah hasil ketika wasit Chris Beath dari Australia menunjuk titik putih setelah Morteza Pouraliganji melakukan handball di kotak terlarang. Osako yang ditunjuk jadi algojo mampu menuntaskan tugasnya dengan sempurna.
Moral pemain Iran betul-betul ambruk usai gol kedua. Selain jadi lebih mudah diserang, mereka juga jadi tidak becus dalam menyerang. Sesekali agresivitas itu memang muncul, tetapi selalu dieksekusi secara sporadis sehingga tak mampu menghasilkan dampak apa-apa.
Di sisi lain, upaya Jepang terus menghebat untuk menambah gol serta mengamankan tiket final. Upaya itu berbuah konkret pada menit kedua injury time. Haraguchi, lewat aksi individualnya, menceploskan bola ke gawang Iran untuk memastikan laga berakhir dengan skor 3-0.
ADVERTISEMENT