Menelaah Peran Giroud: Tak Bikin Gol, tapi Penting untuk Prancis

16 Juli 2018 14:42 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi Olivier Giroud usai membantu Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. (Foto: Michael Dalder/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Olivier Giroud usai membantu Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. (Foto: Michael Dalder/Reuters)
ADVERTISEMENT
Alkisah, 20 tahun lalu, pelatih Prancis, Aime Jacquet membuat sebuah keputusan besar. Ia mematenkan Stéphane Guivarc'h sebagai penyerang tengah utama Prancis di Piala Dunia 2018.
ADVERTISEMENT
Pemilihan Guivarc’h membuat Jacquet menerima kritik hebat dari publik Prancis. Namun, ia tak sedikit pun mendengarkan kritik tersebut. Di sana, ia pelatihnya dan karena itu ia merasa punya hak untuk menentukan segalanya.
“Apa yang dilakukan oleh Jacquet untuk memasang Guivarc’h menjadi salah satu bab paling konyol saat Prancis menjuarai Piala Dunia 1998,” kata penulis Philippe Auclair dalam biografi Thierry Henry, yang berjudul ‘Thierry Henry’.
“Coba Anda tanya (Laurent) Blanc, (Didier) Deschamps, dan (Lilian) Thuram soal kontribusi Guivarc’h saat itu? Saya yakin mereka akan menjawab bahwa kontribusinya adalah pengorbanan tanpa pamrih. Bukan gol atau yang lain,” imbuh Auclair.
Berbicara statistik, Guivarc’h memang mengecewakan. Diberi kesempatan bermain selama 298 menit, penyerang yang saat itu memperkuat Newcastle United tersebut gagal mencetak satu gol pun.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, mencetak gol bukanlah target yang dibebankan kepada Guivarc’h. Olehnya, Guivarc’h lebih dibutuhkan untuk menjadi penarik perhatian lawan hingga membantu rekan satu timnya untuk mencetak gol.
Di Rusia, 20 tahun kemudian, apa yang dilakukan oleh Jacquet ditiru oleh Deschamps. Lewat Olivier Giroud yang serupa; tinggi, kokoh, dan mengenakan nomor punggung sembilan, ia berusaha menciptakan Guivarc’h jilid kedua.
Secara statistik, penampilan Giroud tak jauh berbeda dengan Guivarc’h: Gagal mencetak gol dalam enam penampilan—lima di antaranya sebagai starter atau jika ditotal sama dengan 546 menit. Mengecewakan memang, tapi, ya, itu memang bukan tugasnya.
Secara peran, Giroud menggebrak tugas utama setiap penyerang tengah untuk mencetak gol. oleh Deschamps, ia difungsikan sebagai kail yang bertujuan menggerogoti pertahanan lawan secara pelan-pelan.
ADVERTISEMENT
Dengan kontrol bola dan pergerakan di atas rata-rata, tak sulit bagi Giroud untuk menarik perhatian lawan. Dengan keahliannya mencari lubang, mudah baginya untuk menentukan kapan harusnya mengirimkan umpan ke pertahanan lawan.
Timnas Prancis mengangkat trofi Piala Dunia 2018 (Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS)
zoom-in-whitePerbesar
Timnas Prancis mengangkat trofi Piala Dunia 2018 (Foto: Kai Pfaffenbach/REUTERS)
Adanya Giroud membuat lawan tak tahu apa yang harus dilakukan. Membiarkannya bebas sama saja membuat pertahanan mereka dieksploitasi. Sementara itu, dengan memberikan penjagaan ketat, pemain yang lain bisa dengan mudah memasuki area yang lowong.
Gaya tersebut diadopsi ke dalam skema dasar serangan Prancis. Melalui Giroud, Kylian Mbappe dan Antoine Griezmann bisa dengan mudah mengeksplorasi ruang dan menciptakan peluang untuk mencetak gol.
Per Whoscored, Giroud tercatat hanya 1,1 kali kehilangan bola per pertandingan karena direbut lawan. Jumlah tersebut jauh lebih baik ketimbang rata-rata pemain Prancis lain, seperti Mbappe (2) dan Paul Pogba (2).
ADVERTISEMENT
Dari aspek defensif, Giroud menorehkan rata-rata 1,3 tekel dan 0,3 intersep per laga. Angka yang cukup tinggi untuk ukuran seorang penyerang. Dari catatan defensif ini, kita bisa melihat tugas lain dari Giroud.
Pria kelahiran Chambery ini kerap diminta melakukan pressing kepada para bek lawan. Bahkan, tidak jarang pula ia mundur hingga ke area depan pertahanan tim sendiri untuk menutup ruang atau ikut berjibaku merebut bola.
Lain lagi soal peran untuk rajin mengirimkan umpan terobosan ke pemain lain yang bergerak dari lini kedua. Dengan posisinya sebagai pemain paling depan, ia tercatat membukukan satu umpan kunci per pertandingan.
Awalnya, Giroud tak masuk dalam skema utama Deschamps untuk Prancis di Piala Dunia 2018. Dalam laga perdana mereka, menghadapi Australia, eks pelatih Juventus tersebut lebih memilih menggunakan Mbappe, Griezmann, dan Ousmane Dembele di depan.
ADVERTISEMENT
Olivier Giroud usai menjalani laga final Piala Dunia 2018 (Foto: Michael Dalder/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Olivier Giroud usai menjalani laga final Piala Dunia 2018 (Foto: Michael Dalder/Reuters)
Pilihan tersebut ternyata tak bisa memberikan hasil yang diinginkan. Dengan rata-rata usia pemain depan yang hanya 22 tahun, tinggi sekitar 172 cm, dan tipikal yang serupa, Prancis seakan butuh kartu As yang bisa menarik perhatian lawan.
Maka dipilihlah Giroud, yang tepat berusia 31 tahun dan memiliki tinggi 193 cm. Masuknya Giroud mengubah semua kebuntungan. Baru 10 menit di lapangan, berkontribusi besar atas gol kedua Les Blues yang diciptakan oleh Pogba di menit ke-80.
Giroud mengawali gol tersebut dengan lebih dulu mengontrol bola. Namun, alih-alih langsung melepaskan umpan, ia menunggu Pogba bergerak lebih dekat dengan kotak penalti lawan. Pilihannya tepat. Bola pas mengenai kaki Pogba sebelum berakhir dengan sepakan lob.
ADVERTISEMENT
Peran Giroud tak hanya dalam laga tersebut. Pada laga melawan Argentina, ia berkontribusi lewat assist atas gol kedua Mbappe. Pun demikian saat laga melawan Belgia lewat upayanya menarik perhatian Vincent Kompany, yang kemudian melepaskan Samuel Umtiti.
Penampilan apik Giroud selama bermain sebagai kail membuat Deschamps memberikan pujian. “Sikap yang ditunjukkan oleh Giroud menunjukkan kedewasaan. Ia tak pernah mengkomplain tugas apa yang saya berikan,” puji Deschamps.
Ekspresi Olivier Giroud saat Prancis melawan Belgia di semifinal Piala Dunia 2018. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Olivier Giroud saat Prancis melawan Belgia di semifinal Piala Dunia 2018. (Foto: Sergio Perez/Reuters)
“Ia mungkin tidak setajam pemain depan yang lain, tapi setiap tim membutuhkannya di setiap pertandingan. Ia memberikan banyak keuntungan, termasuk menarik perhatian pemain belakang lawan,” terang Deschamps.
Giroud tak melihat kegagalannya mencetak gol sebagai masalah. Dalam wawancara dengan ESPNFC, ia berkata: “Saya tak peduli apabila kami menjadi juara, meski saya tidak mampu mencetak gol. Karena bagi saya, hal terpenting adalah membantu tim ini menang.”
ADVERTISEMENT
Apa yang dilakukan oleh Giroud sepanjang Piala Dunia 2018 mendapatkan berkah: Prancis menjuarai Piala Dunia 2018. Meski gagal mencetak satu pun gol, setidaknya ia layak untuk dinobatkan sebagai legenda.
Kemampuan Giroud juga membantah stereotipe penyerang tengah yang diharuskan untuk tajam di depan gawang lawan. Ingat, yang terpenting adalah mencetak gol dibandingkan lawan, bukan siapa yang mencetak gol tersebut.