Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
Mengapa Barcelona Takluk dari Real Betis?
12 November 2018 14:42 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:05 WIB
ADVERTISEMENT
Secara mengejutkan, Barcelona takluk 3-4 dari Real Betis di pentas La Liga pekan-12, Minggu (11/11/2018) malam WIB, di Camp Nou. Ya, empat gol yang mengoyak jala gawang Blaugrana di kandang untuk pertama kalinya sejak 15 tahun ke belakang.
ADVERTISEMENT
Ironisnya lagi, Lionel Messi yang absen dalam lima laga sebelumnya sudah turun tangan, sejak awal pula. Namun, tetap saja tak mampu menghindarkan Barcelona dari kekalahan kandang pertama mereka di musim ini.
Messi menjadi Ironi
Tak bisa dimungkiri bahwa Barcelona tetap baik-baik saja tanpa Messi. Nyatanya lima pertandingan di lintas ajang sukses mereka lewati tanpa kekalahan. Catatan impresif tersebut tak dapat dilepaskan dari kejelian Valverde dalam mengalokasikan tugas Messi kepada Luis Suarez dan Philippe Coutinho. Toleh saja keberhasilan Barcelona saat menundukan Inter Milan di mathcday ketiga Liga Champions.
Meski mengampu sebagai penyerang utama, Suarez juga diutus untuk bergerak lebih dinamis dengan menjemput bola ke area tengah. Peran yang juga dilakukannya saat sukses mengukir hat-trick ke gawang Real Madrid.
ADVERTISEMENT
Well, ketiadaan Messi memang membuat Suarez menjadi pelontar peluru utama Barcelona. Total 5 gol berhasil dibuatnya hanya dalam empat pertandingan, sebelum menjamu Betis.
Nah, agresivitas macam ini yang tak ada dalam diri Suarez pada laga melawan Betis. Eksistensi pemain berjuluk El Pistolero itu terkikis dengan kehadiran Messi. Cuma tiga tembakan yang dibuat Suarez, dua kali lipat lebih sedikit dari Messi yang mencatat tujuh tembakan. Sebagai perbandingan, torehan tembakan Suarez juga mengalami penurunan signifikan dalam empat pertandingan sebelumnya tanpa Messi di angka tujuh.
Oke, pada akhirnya Messi memang tetap tampil superior berkat dwigol yang dibuatnya ke gawan Betis. Dalam perspektif lainnya, agresivitas Barcelona menjadi hanya terpusat kepadanya -- bukan kepada Suarez, bukan pula Malcom yang turun sebagai winger kiri.
ADVERTISEMENT
Nah, masuknya nama Malcom dalam daftar starter untuk pertama kalinya juga bukan tanpa alasan kuat. Sebelumnya Ousmane Dembele tak diizinkan mentas lantaran tindakan indispliner. Sialnya lagi, Coutinho juga kudu ditepikan karena dirundung cedera.
Padahal baik Dembele maupun Coutinho adalah pendulang peluang terbaik Barcelona sejauh ini --selain Messi dan Suarez. Lebih dari itu, keduanya juga terbukti klinis karena sudah memproduksi masing-masing 4 gol. Itulah mengapa produktivitas Barcelona menjadi mampet. Gamblangnya, ya, karena menjadi terlalu mengandalkan Messi.
Eror
Suka tidak suka, bukan cuma lini depan yang jadi problem Barcelona dalam kekalahan tersebut, tetapi juga koordinasi pertahanan. Andai barisan belakang mereka tampil ciamik, tak mungkin juga Betis mengukir empat gol.
Yang paling kentara adalah lemahnya Barcelona dalam mengantisipasi kepakan sayap Los Verdiblancos. Joaquin bisa dengan mudah menyodorkan bola ke jala mereka setelah menerima umpan silang Cristian Tello di sisi kanan. Sementara gol Sergio Canales di menit 84 juga tak akan tercipta andai Sergi Roberto tak terlambat menutup umpan mendatar Firpo.
ADVERTISEMENT
Garis pertahanan yang tinggi merupakan salah satu kebiasaan buruk Barcelona. Ya, menjadi buruk karena membuat lawan lebih leluasa dalam mencanangkan serangan balik. Dan semakin buruk karena mereka gagal dalam meredam kelemahan tersebut. Sergutnya Barcelona dalam mengantisipasi serangan balik justru tampak dalam gol pembuka Betis yang dicetak Junior Firpo.
Namun, tak cukup bijak untuk mengkambinghitamkan full-back Barcelona saja, Jordi Alba dan Roberto, dari kekalahan ini. Sebab pada dasarnya hasil negatif tersebut adalah kesalahan berjamaah sistem pertahanan Azulgrana.
Arthur Melo nihil mencatat aksi bertahan, tekel dan intersep. Sementara Ivan Rakitic yang tampil lebih mendingan justru meninggalkan lapangan lebih cepat lantaran diganjar kartu merah.
Terhitung hanya Sergio Busquets yang relatif konsisten. Begitu pula dengan Arturo Vidal yang, sayangnya, baru diturunkan Valverde pasca-rehat. Apesnya lagi, Marc-Andre ter Stegen yang relatif mampu menjaga konsistensi juga membuat blunder --yang berbuah gol Giovani Lo Celso.
ADVERTISEMENT
Mantan pelatih Athletic Bilbao itu sendiri mengutarakan bahwa kekalahan yang ditelan Barcelona tak terlepas dari kecerobohan anak asuhnya, khususnya di babak pertama.
"Mereka (Betis) membuat jalannya laga begitu berisiko buat kami, banyak pemain maju ke depan dan hanya beberapa yang diam di belakang. Gol mereka lahir dari erornya penempatan posisi dan kami tidak bisa menghentikan serangan balik mereka," kata Valverde seperti dilansir Football Espana.