Mengapresiasi 'Comeback' Bersejarah Belgia di Piala Dunia

3 Juli 2018 8:21 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Belgia merayakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Belgia merayakan kemenangan. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Di luar dugaan, langkah Belgia di babak 16 besar berjalan sangat sulit. Menghadapi Jepang di Rostov Arena pada Selasa (3/7/2018) dini hari WIB, Belgia tertinggal dua gol lebih dulu sebelum akhirnya mengakhiri laga dengan kemenangan 3-2.
ADVERTISEMENT
Jepang membuka skor lewat Genki Haraguchi pada menit ke-48, lalu Takashi Inui menggandakan keunggulan empat menit berselang. Belgia memulai comeback-nya melalui gol Jan Vertonghen pada menit ke-69, kemudian Marouane Fellaini menyamakan skor lima menit setelahnya, hingga akhirnya Belgia menang via gol Nacer Chadli pada masa injury time.
Sejatinya, Belgia tak perlu repot-repot melakukan comeback jika bisa memanfaatkan sejumlah peluang yang tersedia di babak pertama. Tercatat Romelu Lukaku dan kolega melepaskan 10 percobaan, tetapi hanya 2 yang mengarah gawang. Beruntung, respons yang diberikan mereka usai tertinggal sangat jitu.
Belgia memasukkan dua tenaga baru berwujud Fellaini dan Nacher Chadli dalam 25 menit akhir pertandingan. Sosok Fellaini yang unggul tinggi badan memberi gol penyama kedudukan lewat sundulan, sedangkan Chadli yang punya kecepatan mencetak gol kemenangan lewat skema serangan balik cepat yang diprakarsai Kevin De Bryune, Thomas Meunier, dan Lukaku.
ADVERTISEMENT
Pelatih Roberto Martinez pun mengapresiasi betul gol ketiga ini. Sosok asal Spanyol itu menyebut para pemainnya tidak kehilangan fokus dan bisa menemukan solusi di atas lapangan sehingga bisa menciptakan comeback yang hampir mustahil dan sangat bersejarah di Piala Dunia.
"Gol ketiga adalah hasil dari serangan balik yang cepat, sekitar enam detik kami membawa bola dari daerah sendiri ke daerah lawan dengan tiga pemain. Lalu ada Lukaku yang tidak egois. Dia bisa saja menyambut bola, tapi sadar ada Chadli yang punya kesempatan terbuka mencetak gol," katanya dilansir situs FIFA.
"Kenyataannya saat tertinggal 0-2, Anda harus bisa menemukan solusi dan bereaksi. Lebih dibutuhkan lagi keinginan dan kebersamaan dari para pemain yang putus asa untuk menunjukkan kebangkitan..
ADVERTISEMENT
"Jika Anda melihat statistik, tidak banyak pertandingan ketika Anda bisa membalikkan kedudukan usai tertinggal 0-2 di Piala Dunia. Saya rasa ini kembali kepada sikap para pemain yang tetap fokus, memelihara motivasi, dan tidak pernah menyerah. Ini adalah pencapaian yang luar biasa," tukasnya.
Pernyataan Martinez soal comeback Belgia yang sangat jarang terjadi di Piala Dunia memang benar adanya. Opta mencatat Belgia menjadi tim ketiga yang bisa membalikkan kedudukan usai tertinggal dua gol atau lebih di fase gugur.
Portugal pertama kali mencatatkannya pada edisi 1966. Portugal menghadapi Korea Utara di perempat final dan tertinggal 0-3 ketika babak pertama baru berjalan 25 menit. Sosok Eusebio da Silva lalu menjadi penyelamat dengan torehan empat golnya plus satu gol Jose Augusto untuk membawa Portugal berbalik menang 5-3.
ADVERTISEMENT
Di edisi 1970, giliran Jerman yang melakukan comeback. Berbeda dengan Belgia dan Portugal, Jerman melewati babak tambahan untuk membalikkan ketinggalan 0-2 dari Inggris pada babak perempat final. Franz Beckenbauer memperkecil jarak pada menit ke-68 yang disusul gol Uwe Seeler saat waktu normal tersisa delapan menit, hingga akhirnya Gerd Mueller menyempurnakan comeback Jerman memasuki menit ke-108.
Comeback memang bukan perkara mudah untuk dilakukan. Butuh mental baja untuk bangkit dari ketinggalan dan Belgia mampu menunjukkan bahwa mereka memiliki faktor tersebut. Tantangan mereka di babak perempat final lebih berat karena akan menghadapi juara Piala Dunia lima kali, Brasil.