Menghayati Juventus sebagai Perjalanan Baru untuk Sarri

28 Juni 2019 1:38 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Maurizio Sarri, pelatih anyar Juventus. Foto: Dok. Juventus/Twitter
zoom-in-whitePerbesar
Maurizio Sarri, pelatih anyar Juventus. Foto: Dok. Juventus/Twitter
ADVERTISEMENT
Sama seperti tidak ada seorang pun yang tahu pasti apa yang bakal ditemuinya dalam perjalanan sampai ia benar-benar berjalan, Maurizio Sarri juga tidak tahu pasti apa yang akan dihadapinya sebagai pelatih Juventus sampai ia benar-benar berdiri memimpin latihan dan laga.
ADVERTISEMENT
"Perasaan pertama saat tiba di sini adalah kesadaran bahwa saya sudah sampai di sebuah klub yang penting. Juventus memiliki sejarah yang lebih panjang, sementara Chelsea--klub yang juga penting bagi saya--adalah klub yang lebih baru," ujar Sarri, dilansir Football Italia.
"Terlepas dari faktor klub, orang-orang di dalamnya yang melahirkan perasaan itu. Tadi malam saya bertemu dengan sekelompok orang dengan mentalitas dan determinasi luar biasa. Impresi saya, klub ini ditopang oleh harmoni dan kekompakan yang hebat," jelas Sarri.
Melatih Juventus memang membanggakan. Di Italia sana, Si Nyonya Tua adalah klub yang berada satu langkah--atau mungkin berlangkah-langkah--di depan klub lainnya.
Para pemain Juventus merayakan gelar juara Serie A di stadion Allianz, Turin. Foto: REUTERS / Massimo Pinca
Ketika klub lain khawatir dengan kondisi finansial, laporan keuangan Juventus tak lagi berkawan dengan rugi sejak bertahun-tahun lalu. Ketika klub lain masih 'menumpang' di stadion pemerintah, Juventus mandiri dengan stadionnya sendiri.
ADVERTISEMENT
Status Sarri sebagai pelatih Juventus membuktikan bahwa perjalanannya yang hampir tiga dekade itu selalu menanjak. Sarri melatih klub dari divisi terbawah hingga akhirnya sampai ke Juventus yang notabene menutup delapan musim dengan delapan scudetto beruntun.
Namun penanjakan itu juga menegaskan bahwa ada perbedaan antara melatih klub-klub terdahulu, termasuk Chelsea, dengan Juventus. Hanya karena metode yang digunakan Sarri mampu mengantarkan Chelsea juara Liga Europa, bukan berarti metode tersebut bisa digunakannya di Juventus.
"Pada dasarnya, setiap pelatih harus menyampaikan filosofi sepak bolanya masing-masing. Namun, semakin jauh kamu melangkah di ranah ini, kamu harus semakin menghargai karakteristik pemain-pemainmu," kata Sarri.
"Analoginya seperti ini. Jika kamu memiliki tiga anak laki-laki, mereka akan tumbuh dengan karakter yang berbeda. Begitu pula saat menangani skuat. Bagi saya, perbedaan karakter itu adalah hal luar biasa," ujar mantan pelatih Napoli ini.
ADVERTISEMENT
Maurizio Sarri mendapatkan kebahagiaan di ujung musim. Foto: Phil Noble/Reuters
Menjadi pelatih sepak bola adalah perkara rumit. Yang mesti dipikirkan bukan cuma membangun strategi dan taktik, tapi juga mengasuh sekumpulan manusia dengan isi kepala dan karakter berbeda.
Tidak ada yang menyangkal memiliki tim yang diisi oleh talenta-talenta mumpuni macam Cristiano Ronaldo, Giorgio Chiellini, Paulo Dybala, atau bahkan Moise Keane sebagai keberuntungan. Tapi, jika salah satu pemain tidak bisa mengendalikan egonya dan tak mau bekerja sama, talenta dan nama besar hanya akan menjadi bumerang yang gemar menyerang balik.
Berangkat dari sini, Sarri melihat lebih mudah bagi seorang pemain hebat untuk membuat pelatih menjadi sosok yang hebat. Tapi, tidak sebaliknya.
"Di awal-awal kepelatihan dulu saya berpikir bahwa seorang manajer atau pelatih memiliki kualitas untuk mengubah para pemainnya. Kemudian pengalaman mengajarkan bahwa saya bisa berdampak sampai titik tertentu," jelas Sarri.
ADVERTISEMENT
"Tapi, untuk dapat melampaui titik tersebut, kualitas (karakter) pemainmu yang menentukan. Para pemain lebih penting bagi saya daripada saya bagi mereka, kecuali saya menemukan pemain muda yang masih bisa saya bentuk dan tingkatkan," ujar Sarri.
Perjalanan Sarri di Juventus mungkin akan menjadi perjalanan yang meditatif: Perjalanan yang membuatnya banyak berbicara kepada diri sendiri, perjalanan yang akan memaksanya untuk merombak nilai-nilai yang didapat di tempat lama.
Namun, sebaik-baiknya perjalanan adalah yang dihayati dengan membuka diri pada kemungkinan yang muncul. Barangkali, prinsip itu juga akan tetap dipegang Sarri dalam perjalanan barunya bersama Juventus.