Menunjuk Allegri sebagai Pelatih Manchester United Adalah Ide Buruk

24 September 2019 18:40 WIB
comment
3
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Allegri di pesta perayaan gelar juara Juventus. Foto: AFP/Isabella Bonotto
zoom-in-whitePerbesar
Allegri di pesta perayaan gelar juara Juventus. Foto: AFP/Isabella Bonotto
ADVERTISEMENT
Ole Gunnar Solskjaer sempat memberi sebuah harapan ketika membawa Manchester United menang 14 kali dalam 19 pertandingan sebagai pelatih interim. Namun, setelah itu semuanya berubah total. Mengutip Jordan Pundik, "It's all downhill from (t)here."
ADVERTISEMENT
Empat belas kemenangan itu membuat Solskjaer dirasa pantas untuk menangani Manchester United secara permanen. Akhirnya, kontrak pun disodorkan dan diteken olehnya. Pada titik itulah segala peruntungan sang pria Norwegia berubah.
Sejak menangani Manchester United sebagai pelatih permanen, Solskjaer sudah memimpin tim dalam 17 pertandingan. Hasilnya? Jauh sekali dari kata memuaskan. United hanya menang 5 kali, meraih 4 hasil imbang, dan menelan 8 kekalahan.
Dua dari delapan kekalahan itu diderita Manchester United di Premier League musim 2019/20 ini. Adalah dua klub London, Crystal Palace dan West Ham United, yang menghadiahkannya kepada mereka. United pun saat ini terjebak di peringkat delapan klasemen.
Ole Gunnar Solskjaer saat mendengar kritik yang menerpanya. Foto: Reuters/Andrew Yates
Kekalahan dari West Ham akhir pekan lalu membuat Solskjaer dihajar kritik dari kanan-kiri. Graeme Souness menyebut tim Manchester United ini sebagai yang terburuk dalam sejarah Premier League. Kemudian, ada Jose Mourinho yang berkata bahwa United sama sekali belum membaik sejak masih dia tukangi.
ADVERTISEMENT
Ceritanya mungkin akan lain seandainya Manchester United tampil cukup baik seperti saat dikalahkan Crystal Palace. United mampu mendominasi laga, menciptakan banyak peluang, dan mereka berhak menyalahkan absennya Fortuna dalam pertandingan itu.
Namun, tidak dengan laga melawan West Ham. Di laga itu United unggul dalam penguasaan bola dan jumlah umpan tetapi tampak kesulitan sekali menciptakan kans berarti. Dari sana, gosip mengenai pemecatan Solskjaer pun mulai bergaung. Dari situ pula nama Max Allegri sebagai calon suksesor muncul.
Allegri adalah pelatih dengan reputasi menterang. Selama lima musim membesut Juventus dia berhasil mempersembahkan 11 trofi domestik dan masuk dua kali ke final Liga Champions. Sebelum itu dia juga sudah membawa Milan meraih Scudetto dan sempat dianugerahi gelar Panchina d'Oro kala menangani Cagliari.
ADVERTISEMENT
Namun, manajemen Juventus menginginkan perubahan radikal. Allegri pun dicopot dan posisinya digantikan oleh Maurizio Sarri. Sejak kontraknya bersama Juventus habis, mantan gelandang Pescara era 1990-an itu belum mendapat pekerjaan baru.
Antonio Conte dan calon suksesornya, Massimiliano Allegri. Foto: AFP/Alberto Lingria
Allegri sendiri, pada musim panas lalu, sudah mengindikasikan bahwa dia punya niat pindah ke Premier League. Bersama kekasihnya, presenter televisi Ambra Angiolini, pria 52 tahun itu mengunjungi London untuk mengambil kursus intensif bahasa Inggris.
Sebetulnya, setelah kontraknya habis dengan Juventus, Allegri pernah menyatakan bakal absen melatih selama satu tahun. Akan tetapi, situasi Manchester United yang tak menentu membuat nama Allegri, bersama Laurent Blanc, disebut Tuttosport jadi kandidat pengganti Solskjaer.
Namun, jika nantinya Allegri ditunjuk untuk menangani Manchester United, itu akan menjadi keputusan yang perlu dipertanyakan. Sebab, Allegri bukan sosok pelatih mereka butuhkan. United butuh pelatih yang bisa menanamkan filosofi bermain dan Allegri bukan orangnya.
ADVERTISEMENT
Allegri bisa begitu dominan bersama Juventus karena klub itu sebelumnya sudah menjalani rehabilitasi di bawah Antonio Conte. Oleh Conte, identitas Juventus yang mengandalkan semangat juang dan kekuatan pertahanan itu dimunculkan kembali. Allegri kemudian meneruskan dan menyempurnakannya.
Manchester United saat ini membutuhkan pelatih-pelatih seperti Juergen Klopp, Pep Guardiola, atau bahkan Mauricio Pochettino. Mereka baru pantas menunjuk Allegri ketika segalanya sudah dibenahi. Hanya dengan stabilitas saja Allegri bisa berprestasi.
Namun, biar bagaimana juga, Allegri tetap patut dipertimbangkan terutama karena dialah sosok yang membuat Paul Labile Pogba jadi pemain 100 juta euro. Pogba saat ini masih berstatus bintang terbesar United dan dia butuh sosok yang bisa mengaktifkannya kembali.
Selain itu, Allegri sudah terbiasa bekerja dengan para pemenang. Mental juara tersebut tentu saja bisa jadi modal berharga baginya jika dipercaya duduk di kursi kepelatihan 'Iblis Merah'. Apalah artinya pemain berkualitas tanpa mental berkelas?
ADVERTISEMENT
Meski begitu, bisa jadi modal Allegri itu tidak akan cukup. Sebab, problem Manchester United saat ini sudah demikian kompleks. Bahkan, siapa pun pelatihnya, boleh jadi United tidak akan pernah bisa sukses lagi selama Ed Woodward dan jajaran direksi lain masih bertahan.