Menyimak 'Nyanyian' Lengkap Vigit Waluyo soal Dugaan Juara Settingan

25 Januari 2019 16:55 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:48 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tersangka kasus dugaan pengaturan pertandingan sepakbola Vigit Waluyo (kiri). (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka kasus dugaan pengaturan pertandingan sepakbola Vigit Waluyo (kiri). (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
ADVERTISEMENT
Vigit Waluyo bernyanyi. Usai menjalani pemeriksaan oleh Satgas Antimafia Bola di Polda Jatim, Kamis (24/1/2019), Vigit melontarkan sebagian pelurunya terkait dengan isu pengaturan skor yang belakangan ini merebak.
ADVERTISEMENT
Pernyataan Vigit tentu saja ditunggu-tunggu pecinta sepak bola nasional. Wajar saja, karena selama ini sosoknya banyak diperbincangkan sebagai salah satu orang yang diduga mengetahui--bahkan berperan--dalam kasus pengaturan skor di Tanah Air.
Nyanyian Vigit sontak membuat kuping sejumlah pihak panas. Pasalnya, ia secara terang-terangan menyebut-nyebut beberapa klub yang dibantunya di Liga 2. Tak hanya itu, Vigit juga bicara soal juara Liga 1 dan 2 yang diduga telah ditentukan sebelumnya.
Khusus menyoal juara setting-an, Vigit sejatinya tak berbicara secara terang benderang. Ia malah mengaku tak begitu mengetahui secara persis kondisi di Liga 1 karena tak pernah 'bermain' di sana. Untuk itu, kumparanBOLA mencoba untuk membeberkan pernyataan lengkap Vigit saat jumpa pers usai pemeriksaannya di Polda Jatim, kemarin.
ADVERTISEMENT
Pernyataan yang dilontarkan Vigit merupakan jawaban dari pertanyaan wartawan yang hadir ketika itu. Kami memiliki rekaman suara Vigit sekaligus mengeceknya kembali melalui video jumpa pers tersebut.
Karena itu, apa yang tertulis ialah pernyataan Vigit yang kami cek berdasarkan rekaman suara dan video yang beredar. Silakan simak berikut ini.
Skema pengaturan skor (match fixing) di sepak bola Indonesia. (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Skema pengaturan skor (match fixing) di sepak bola Indonesia. (Foto: Sabryna Putri Muviola/kumparan)
Wartawan: Pak, sejauh ini seperti apa mekanisme bisa diketahui dari awal sampai akhir laga, juaranya, itu apakah memang benar?
Vigit Waluyo: Jawaban itu seharusnya dijawab dari PSSI sendiri. Karena di dalam ini mereka yang lebih paham dari awal penjadwalan sampai penugasan wasit. Karena dalam penjadwalan itu tampak sekali siapa yang bertanding di awal dan bertanding pada penutupan terakhir, itu biasanya mereka yang didukung untuk prestasi lebih baik.
ADVERTISEMENT
Terus untuk nama-namanya bisa muncul itu?
Maksudnya, mas?
Sebelum liga dimulai, ada yang bilang juaranya sudah bisa diketahui?
Saya kira saya tidak paham tentang itu, saya tidak paham tentang itu.
Pak Vigit, untuk biaya pengaturan skor dari angka berapa sampai berapa?
Yang dimaksud pengaturan skor yang mana? Ini match fixing atau match setting? Karena gini, pada liga 2 itu sampai detik ini memang tidak ada uang besar, tidak ada sama sekali. Karena yang ada untuk kepentingan klub kami sendiri, itu kami lakukan untuk membiayai klub. Jadi Kami tidak mengatur skor, tidak pernah sama sekali, hanya kita mencari menang-kalah saja.
Kantor pusat PSSI. (Foto: ADEK BERRY / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Kantor pusat PSSI. (Foto: ADEK BERRY / AFP)
Menurut bapak, untuk menaikkan dari Liga 3 ke Liga 2 bayarkan Rp 115 juta?
ADVERTISEMENT
Saya kira, Intinya begini bahwa uang diberikan itu nominalnya enggak sebesar itu. Itu bukan untuk naikkan Mojokerto Putra ke liga 1, tidak seperti itu. Uang itu hanya kita pakai untuk memberikan kontribusi daripada tekanan-tekanan yang diberikan beberapa pihak, otomatis di wilayah perwasitan itu. Jadi kita berikan uang itu hanya untuk menjamin kita tidak dikerjai saja oleh mereka itu.
Bentuknya tekanan dan dikerjai bentuknya seperti apa?
Dikerjain seperti kasus di 2017, Mojokerto Putra itu, ada kejadian yang aneh. Saat pertandingan antara Persik dengan Mojokerto. Lalu, Kalteng Putra dengan Mojokerto Putra. Setelah pertandingan semua wasit dihukum PSSI. Itu mulai awal bahwa kami akan mencoba buat sinergi. Karena selama ini kami tidak pernah membuat sinergi dengan beberapa oknum di PSSI. Tapi di tahun 2018 ini, kami tetap ditekan seperti itu, kami melakukan komunikasi dengan mereka supaya tidak dikerjai di pertandingan-pertandingan home kita.
ADVERTISEMENT
Apakah pengaturan skor harus mengeluarkan uang berapa begitu?
Saya kurang paham maksudnya, untuk pengaturan skor apa, untuk Liga 3, 2 atau 1 saya enggak tahu. Karena kami enggak pernah di liga 1 kami hanya di liga 2.
Di liga 2?
Di liga 2 ini kami cuma untuk kepentingan kami sendiri, bukan main untuk kepentingan klub lain.
Selebrasi pemain PSS Sleman setelah penyerahan trofi Liga 2 2018.  (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain PSS Sleman setelah penyerahan trofi Liga 2 2018. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)
Juara Liga 2 PSS Sleman, bapak ikut campur tangan atau bagaimana dalam mengatur juara?
Saya katakan sejujurnya, waktu PSS Sleman di event 4 dan 8 besar memang kami tidak melibatkan banyak pihak. Tapi, karena memang itu sudah ada dalam permainan itu, memang beberapa oknum PSSI itu melindungi agar prestasi tim terjaga baik. Artinya, kondisi tim PSS Sleman sendiri itu memang bagus. Jadi dalam pertandingan apapun memang, dia tidak ada kesulitan memenangkan pertandingan. Cuma, kami memang menitipkan itu kepada Komite Wasit agar tetap dilindungi agar tidak ada kontaminasi dari pihak lain.
ADVERTISEMENT
Siapa saja yang biasanya berkecimpung?
Kebetulan hanya tahun ini bargaining (menawar) dengan oknum itu tak sampai meluas kemana-mana.
Banyak yang menyebut Anda kepanjangan rumah judi Internasional Thailand, seberapa jauh tuduhan itu, kalau tidak benar apakah laporkan balik, pencemaran nama baik?
Kalau saya katakan sejujurnya, saya tidak pernah punya bandar di Thailand atau di mana pun saya tidak pernah. Sudah saya katakan dari tadi, saya hanya mainkan uang saya sendiri untuk kepentingan klub saya sendiri yang saya bina. Karena klub ini tidak ada yang ngurusi, klub ini mati suri.
Kami tidak mencapai keuntungan apapun. Yang kami penuhi hanya kebutuhan agar klub itu bisa eksis saja. Kenapa itu dilakukan, karena saya sendiri harus memberikan satu gambaran kepada PSSI sendiri bahwa PSSI itu harus menyadarkan diri kepada anggotanya dan klub-klubnya. Seharusnya, dia menyadari klub ini butuh dana karena tidak ada APBD, harus sinergi dengan pemerintah. Intinya harus memberikan solusi tentang pendanaan. Kalau dana yang diberikan kecil mana mungkin klub itu bisa ikut kompetisi.
ADVERTISEMENT
Dengan masifnya tuduhan kepada Anda, kalau tidak benar apakah akan melaporkan balik?
Kebetulan kami tidak melakukan apapun, kami situasi...kami dalam posisi, ya menyadari bahwa pembinaan sepakbola tidak seperti itu. Masalah laporan dan lain-lain, tentu tidak pernah laporkan. Karena, yang bicara di media juga adik-adik saya sendiri, ada Bambang Suryo dan Gunawan itu bagian dari kami juga.
Informasi bapak mengetahui pengaturan skor yang dilakukan oknum PSSI?
PSSI ini sebenarnya, saya tidak paham semua, tapi yang saya tahu, PSSI perlu revormasi total. Artinya, dalam keadaan seperti ini semua pihak ada kepentingan masing-masing.
Salah satu contohnya di wilayah Komite Wasit, itu selalu menopang klub-klub yang memang dihuni oleh beberapa yang merangkap jabatan. Misalnya klub-klub itu ada pejabatnya di PSSI, dia punya klub dan lain-lain, begitu, itu yang saya tahu. Pengaturan skor sampai detik ini saya tidak mengetahui.
ADVERTISEMENT
Komite Wasit mengistimewakan klub, itu ada potensi menggunakan uang?
Itu seharusnya otomatis, kalau mereka mau prestasi, tentunya mereka bargaining position-nya dengan semua pihak. Karena begini, kuncinya adalah di penjadwalan dan di perwasitan. Dan kuncinya adalah kalau memang jadwalnya bermain di awal dan berakhir di pertandingan akhir, itu bisa kita lihat.
Bus rombongan pendukung Persija saat melewati Sarinah. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Bus rombongan pendukung Persija saat melewati Sarinah. (Foto: Helmi Afandi/kumparan)
Bisa dilihat apanya?
Jadi begini, misalkan, tim ini, di akhir kompetisinya, tim ini lawan ini, itu yang tuan rumah terakhir, pasti menurut saya, pasti ada settingan.
Seperti Persija kemarin ya di Liga 1?
Menurut saya, saya tidak menonton pertandingan, tapi saya berasumsinya seperti ini, saya pengalaman di bola. Pertandingan yang diatur akhir kompetisi rawan seperti itu.
ADVERTISEMENT
Berapa nominal yang diberikan kepada wasit?
Saya terbuka saja, artinya itu, saya kurang tahu pasti, tidak semua pemberian sama. Komite wasit, apa, apa, saya juga tidak paham. Yang ditanyakan ‘kan global, kami ga paham.
Komite Wasit yang dihubungi untuk back-up siapa?
Saya fokus ke kami sendiri saja, jadi enggak melebar kemana-mana. Artinya begini, dengan pengalaman 2017 itu, kami ini merasa dikerjai, artinya segala cara kami tekan agar wasit netral, kalau bisa bantu kami. Artinya, apapun akan kami lakukan untuk kemenangan kami. Terutama home, karena menang di home semua, kita lepas dari degradasi.
Yang kami rasakan kenapa kami masih dikerjain seperti ini. Makanya kami mencari solusinya agar kami mendapatkan tempat aman-lah. Barulah kami bargaining position dengan oknum PSSI itu.
ADVERTISEMENT
Bisa sebut nama?
Jadi begini, kami awalnya ketemu Mbah Putih, dia beri saran saya kepada Mas Asrul Koto untuk menemui beliau. Saya temui beliau. Setelah itu pertandingan kami aman-aman saja.
Maksudnya aman-aman saja?
Sudah tidak lagi diganggu dari perwasitan.
Ada jaminannya?
Enggak ada minta jaminan.
Tersangka kasus pengaturan skor, Vigit Waluyo (tengah). (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
zoom-in-whitePerbesar
Tersangka kasus pengaturan skor, Vigit Waluyo (tengah). (Foto: ANTARA FOTO/Umarul Faruq)
Sejauh ini sudah keluarkan biaya pribadi berapa untuk amankan pertandingan home?
Kadang kita beri, kadang dengan cara lain. Artinya, kita tekan dengan preasure aja. Artinya, kalau wasit ini kalau tidak ditekan, dia pasti tidak fair, dia pasti bela tim tamu.
Semenjak 2 tahun liga 'kan bergulir, 2 klub juara tapi pengurusnya sama, GW, apa bapak mengetahui?
Kalau itu memang buat pertanyaan, tapi secara pribadi saya enggak tahu. Itu perlu dijadikan suatu pertanyaan. Yang saya katakan tadi, saya hanya pemgalaman di bola, kalau memang mau prestasi baik, penjadwalan baik. Pertandingan awal dan akhir tim seperti itu.
ADVERTISEMENT
Sudah lama berkecimpung di sepak bola, padahal sepak bola merugi, apa yang buat betah?
Saya berbangga diri, diberikan pertanyaan yang buat saya lega. Kami sekelurga cinta bola. Dari awal kami kelola mulai amatir sampai profesional pernah kami lakukan. Kami punya .... (tidak terdengar jelas), mengelola klub yang memang susah. Termasuk juga klub-klub yang tidak bisa hidup, kecintaan kami saja. Awal pakai dana pribadi.
Dana pribadi habis berapa?
Saya dengan bapak saya habis lebih dari Rp 100 miliar bahkan sampai Rp 200 miliar selama puluhan tahun. Tidak menghasilkan sama sekali.
Berapa yang dikeluarkan untuk Komite Wasit?
Begini, Saya punya startegi yang berpikir biaya rendah tapi mereka percaya. Saya berikan berapa hal. Karena kalau saya lolos, Rp 1 miliar. Dalam perjalanan, yang penting kami aman dulu.
ADVERTISEMENT
Tapi, yang kita keluarkan mungkin hanya 25 juta sampai 50 juta. Itu untuk Komite Wasit. Awalnya, saya kasih 25-50 juta.
Kalau untuk wasitnya kita beri ada Rp 25 juta, Rp 50 juta, ada yang kita tekan. Pembagiannya mereka (wasit dan asisten wasit) bagi sendiri terserah.
Maman Abdurrahman (ketiga dari kanan) dan kawan-kawan melakukan konfrensi pers setelah diduga terlibat pengaturan skor. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Maman Abdurrahman (ketiga dari kanan) dan kawan-kawan melakukan konfrensi pers setelah diduga terlibat pengaturan skor. (Foto: Akbar Ramadhan/kumparan)
Ke Wasit atau pengelola liga?
Sampai saat ini kami tidak bersentuhan dengan mereka (pengelola liga). Sampai saat ini kami bersentuhan dengan Komite Wasit.
Andi Darussalam minta menangkan Kalteng Putra di Liga 2?
Iya betul itu. Memang betul sekali itu tidak bohong. Dia bilang ke saya 'Git, tolong bantu memenangkan pertandingan'. Walaupun akhirnya kalah juga karena pertandingan saat itu wasitnya semua dari Sumatera. Yang bermain Sumatera yaitu Semen padang dan bermain di Padang.
ADVERTISEMENT
Selama ini berapa klub liga 2 sering minta tolong bapak untuk bantu menangkan pertandingan?
Membantu memenangkan pertandingan, kami hanya 'bermain' di home enggak pernah 'bermain' di away. Karena setiap pertandingan home, setiap tim punya cara masing-masing untuk menangkan pertandingan. Klub yang dengan saya hanya Mojokerto Putra dengan (PSS) Sleman dengan Kalteng Putra juga.