Misi Guardiola: Sapu Bersih Semua Kompetisi dengan Gelar Juara

27 Januari 2019 6:33 WIB
clock
Diperbarui 21 Maret 2019 0:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, di laga melawan Liverpool. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Manchester City, Pep Guardiola, di laga melawan Liverpool. (Foto: Reuters/Jason Cairnduff)
ADVERTISEMENT
Demi menjadi klub besar, Manchester City perlu menjuarai semua kompetisi yang diikuti dalam satu musim. Itulah yang ingin direalisasikan sang juru taktik, Pep Guardiola.
ADVERTISEMENT
Bukan target muluk, mengingat kaki-kaki pemain City masih menapak di semua ajang musim 2018/19 --Premier League, Liga Champions, Piala Liga, dan Piala FA.
Namun, menilik papan tabel Premier League, kans The Citizens untuk menyapu bersih semua ajang sebagai kampiun lebih besar ketimbang kompetitornya. Karena saat ini Kevin de Bruyne dan kolega menjadi penantang terkuat Liverpool dalam perburuan gelar juara liga.
Selebrasi dari Gabriel Jesus usai mencetak gol. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi dari Gabriel Jesus usai mencetak gol. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Lebih-lebih City tengah dalam performa impresif. Sepanjang 2019, pasukan Guardiola masih sempurna lewat tujuh kemenangan di lintas ajang. Teraktual, City menjejak babak kelima Piala FA seusai menekuk Burnley dengan skor 5-0 di Stadion Etihad, Sabtu (26/1/2019) malam WIB. Rapor paripurna tersebut turut membuka jalan bagi City untuk menjadi klub besar.
ADVERTISEMENT
"Saya sangat senang dengan komitmen pemain. Tentu saja, kami memiliki beberapa celah yang mesti diperbaiki. Tapi, kami telah melakukan segalanya dengan baik dan saya puas dengan kemenangan ini dan mari menunggu undian babak selanjutnya pada Senin besok," ucap Guardiola dalam jumpa pers pasca laga dilansir laman resmi klub.
Untuk mewujudkan misinya, eks pelatih Bayern Muenchen itu berorientasi pada hasil. Semua laga pun dianggap penting, tak peduli itu kompetisi domestik yang bersifat knock-out. Itu ditunjukkan Guardiola dengan menurunkan pemain bintang ketika bersua tim-tim yang berlaga di liga level kedua atau ketiga.
Ambil contoh leg kedua babak semifinal Piala Liga melawan Burton Albion --tim kompetisi level ketiga Liga Inggris. Kendati sudah unggul agregat 9-0, pelatih 48 tahun itu masih memasukkan Sergio Aguero, Riyad Mahrez dan Kevin De Bruyne dalam starting XI.
ADVERTISEMENT
"Semua klub bermain untuk mencetak gol karena menginginkan kemenangan. Kami telah melakukan itu sejak awal. Memenangi delapan laga berturut-turut tentu merupakan sebuah prestasi. Oke, kami menghadapi lawan dengan kualitas di bawah kami, tetapi kami melakukan apa yang mesti kami lakukan," katanya.
Kendati begitu, Guardiola tak melupakan jadwal padat yang siap menghantam skuat asuhannya. Sebelum mengalahkan Burnley, City telah menjalani enam laga sepanjang Januari 2019. Pada Rabu (30/1) dini hari WIB, City bakal melawat ke markas Newcastle United dalam lanjutan Premier League.
Oleh karena itu, pelatih berkepala plontos itu perlu merancang plan sedetail mungkin, mengukur kekuatan lawan, dan mempersiapkan tim dengan sebaik-baiknya.
"Kami ingin berlaga di partai puncak Piala FA dan Liga Champions. Kami bakal bersaing sampai Premier League dan Piala Liga selesai. Itulah satu-satunya cara yang saya mengerti. Untuk itu, kami menganlisa laga demi laga dan mempersiapkan diri dengan sebaik-baiknya," tutupnya.
ADVERTISEMENT