Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
Stadion Camp Nou sempat menghadirkan memori kelam untuk Virgil van Dijk . Bukan ketika bek Belanda itu berseragam Liverpool, memang, melainkan saat dirinya masih memperkuat Celtic pada 2013.
ADVERTISEMENT
Bersama sang raksasa Skotlandia, Van Dijk mengarungi pertandingan akbar dengan menghadapi Barcelona di fase grup Liga Champions. Dua duel itu selalu berakhir dengan kekalahan Celtic.
Ketika melawan Barcelona di Camp Nou, Van Dijk dan kolega mendapatkan pengalaman tak menyenangkan. Tak tanggung-tanggung La Blaugrana asuhan Gerardo Martino melumat Celtic dengan skor 6-1. Bahkan, Celtic sempat tertinggal enam gol tanpa mampu membalas sampai menit ke-72.
Kekalahan telak tersebut begitu membekas di benak Van Dijk. Agar bisa melupakannya, Van Dijk berhasrat menorehkan hasil lebih baik saat Liverpool melawat ke Camp Nou pada laga semifinal Liga Champions, Kamis (2/5/2019) dini hari WIB.
"Itulah kali pertama, terakhir, dan satu-satunya pengalaman saya bermain di Camp Nou. Saya menyaksikan video pertandingan dan sebagai pemain belakang, Anda tentu merasa tak bermain baik saat tim kalah 1-6," ujar Van Dijk, dikutip dari FourFourTwo.
ADVERTISEMENT
"Saya tak sabar menantikan pertemuan lainnya melawan salah satu tim terbaik dunia. Kali ini bakal berbeda dibandingkan duel terakhir," ujarnya.
Pantaslah Van Dijk merasa optimistis. Pasalnya, pemain Belanda itu tak lagi datang bersama Celtic yang notabene berstatus underdog di Eropa, melainkan Liverpool sebagai unggulan juara.
Terlebih lagi, Liverpool bermodalkan pertahanan solid. Mereka membukukan kebobolan paling sedikit di Premier League dengan 20 gol saja dan cuma menderita 9 kemasukan di Liga Champions. Khusus catatan terakhir, Liverpool hanya kalah dari Barcelona yang hanya mengalami 6 kemasukan.
Sempat dituturkan oleh Van Dijk bahwa pertahanan solid Liverpool tak lepas dari taktik gegenpressing ala Juergen Klopp. Dalam sistem ini, setiap pemain harus melakukan pressing setiap kehilangan bola. Dengan begitu, aliran bola ke kotak penalti Liverpool tereduksi dan tugas pemain belakang lebih ringan.
ADVERTISEMENT
Sistem gegenpressing, menurut Van Dijk, juga bakal ampuh untuk meredam Lionel Messi. Pemilik nama terakhir memang patut mendapatkan perhatian khusus setelah memimpin bursa topskorer Liga Champions dengan torehan 10 gol.
Ya, saya melihat Messi sebagai pemain terbaik dunia seperti yang sudah dikatakan sebelumnya. Namun, Anda bisa melihat sistem pertahanan kami. Tim ini tidak bertahan dalam format satu lawan satu, melainkan secara bersama. Kami sudah siap," ucap Van Dijk .