Neymar Menangis Bukan karena Dia Lemah

27 Juni 2018 12:59 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspresi Neymar usai laga vs Kosta Rika. (Foto: Reuters/Lee Smith)
zoom-in-whitePerbesar
Ekspresi Neymar usai laga vs Kosta Rika. (Foto: Reuters/Lee Smith)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Ada yang tidak biasa dari cara Neymar Junior merayakan kemenangan Brasil atas Kosta Rika pada laga matchday kedua, Jumat (22/6/2018) pekan lalu. Di saat rekan-rekannya larut dalam sorak sorai bahagia, pemain 26 tahun tersebut justru tenggelam dalam tangis.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan itu, Neymar mencetak gol perdananya di Piala Dunia 2018. Menerima umpan matang Douglas Costa, penyerang yang memperkuat Paris Saint-Germain di level klub itu kemudian menaklukkan kiper Kosta Rika, Keylor Navas, dari jarak dekat. Gol Neymar di menit ketujuh injury time babak kedua itu membawa Brasil menang 2-0 atas The Ticos.
Tak lama setelah Neymar mencetak gol, wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir. Neymar pun berlutut sembari menutupi wajahnya untuk menyembunyikan air mata yang mengalir di pipinya. Apa yang ditunjukkan mantan pemain Santos itu lantas membuat publik Brasil bertanya-tanya. Ada apa dengannya? Apakah Neymar tidak cukup kuat menanggung beban sebagai pemain bintang Selecao?
Well, pertanyaan-pertanyaan itu akhirnya dijawab oleh sang pelatih, Tite, dalam konferensi pers jelang partai matchday ketiga menghadapi Serbia. Menurut Tite, tangis itu sama sekali bukan tanda bahwa Neymar punya mental yang lemah.
ADVERTISEMENT
"Tangis itu tidak menunjukkan adanya ketidakseimbangan emosi," kata Tite seperti dilansir Reuters. "Aku paham bahwa memang harus ada keseimbangan antara akal sehat dan emosi, dan ada momen ketika yang kau butuhkan adalah ketenangan dan kepala dingin."
Tite kemudian melanjutkan pembelaannya kepada Neymar dengan sedikit cerita. Rupa-rupanya, Tite pun pernah menangis setelah berhasil membawa Brasil menang untuk pertama kalinya sebagai pelatih. Saat itu, pada babak kualifikasi zona Amerika Selatan menghadapi Ekuador dua tahun silam, Brasil menang 3-0.
Tite pernah menangis seperti Neymar. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
zoom-in-whitePerbesar
Tite pernah menangis seperti Neymar. (Foto: Reuters/Hannah McKay)
"Ketika aku menelepon istriku, aku menangis bahagia, dengan penuh kepuasan, karena memang begitulah diriku. Aku adalah sosok yang emosional. Aku menangis dengan kebanggaan karena kami berada di bawah tekanan luar biasa untuk bermain bagus," kenang Tite.
ADVERTISEMENT
Terakhir, Tite kembali mengatakan apa yang sebelumnya sudah dia kemukakan selepas pertandingan menghadapi Kosta Rika. Yakni, agar keberhasilan atau kegagalan Brasil tidak dibebankan kepada Neymar seorang.
"Menang atau kalah, yang bermain adalah seluruh anggota tim," tegasnya.
Menghadapi Serbia di Spartak Stadium, Kamis (28/6) dini hari WIB, Brasil butuh hasil imbang untuk lolos ke 16 besar. Dengan koleksi empat poin, mereka kini berada di puncak klasemen Grup E. Meski poin mereka sama dengan Swiss, Brasil unggul dalam urusan selisih gol.