Nominasi Puskas Award 2019: Mencari Gol Terbaik dari yang Terbaik

20 Agustus 2019 14:53 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wendell Lira, pemenang FIFA Puskas Award 2015. Foto: OLIVIER MORIN / AFP
zoom-in-whitePerbesar
Wendell Lira, pemenang FIFA Puskas Award 2015. Foto: OLIVIER MORIN / AFP
ADVERTISEMENT
Gol adalah hal yang paling esensial dalam sepak bola. Ketika bola secara keseluruhan sudah melewati garis gawang, bagaimanapun caranya asalkan legal, itu adalah sebuah gol.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, tak bisa dimungkiri juga bahwa hampir semua pencinta sepak bola di dunia terobsesi dengan proses dari pembuatan gol tersebut. Banyak yang menilai sebuah gol dari sisi estetikanya. Gol-gol yang tercipta dari tendangan salto atau dribel solo biasanya dinilai lebih tinggi ketimbang sekadar tap-in di mulut gawang.
Dari situ, FIFA, selaku organisasi yang menaungi sepak bola dunia, membikin penghargaan untuk gol yang—tentu saja secara subjektif—paling indah dalam satu kalender musim.
Penghargaan tersebut diberi nama FIFA Puskas Award. Nama penghargaan yang diciptakan pada 2009 ini diambil dari pesepak bola legendaris Hongaria, Ferenc Puskas. Menariknya, FIFA tak membeda-bedakan pemain sepak bola pria atau wanita di penghargaan ini.
Untuk penghargaan ini, FIFA membeberkan kriteria-kriterianya. Yang pertama, gol tersebut harus indah, yang berarti sangat subjektif. Yang kedua, gol tersebut tak boleh dipengaruhi oleh hal-hal tertentu, seperti negara atau gender sang pemain.
ADVERTISEMENT
Ketiga, gol tersebut tak boleh berasal dari kesalahan lawan, atau terdefleksi. Yang terakhir, gol tersebut harus mendukung fair play, misalnya sang pencetak gol tidak boleh berkelakuan buruk dalam waktu gol itu tercipta.
Pada awalnya, pemenang penghargaan ini hanya dipilih oleh panel FIFA. Namun, sejak 2013, penghargaan ini dibuka ke khalayak umum via polling daring.
Megabintang sepak bola asal Portugal, Cristiano Ronaldo, menjadi pemenang perdana penghargaan ini. Sepakan jarak jauhnya di laga Liga Champions melawan FC Porto dianggap sebagai gol keren pada tahun 2009 itu.
Setelah Ronaldo, ada beberapa pesepak bola top yang pernah memenangi penghargaan ini, seperti Neymar dan Zlatan Ibrahimovic. Menariknya, FIFA Puskas Award tak melulu dimenangi pesepak bola papan atas. Pesepak bola asal Malaysia, Mohd Faiz Subri, pernah memenangi penghargaan ini pada 2016 lalu.
ADVERTISEMENT
Faiz sedang meraih penghargaan FIFA Puskas Awards. Foto: Getty Images
Nah, FIFA baru-baru ini mengumumkan 10 nominasi peraih FIFA Puskas Award 2019. Tentu saja, ada nama-nama tenar, pemain yang kurang familiar, dan wakil dari sepak bola wanita.
Siapa saja mereka? Dan, seberapa keren, sih, gol yang mereka cetak? Simak di bawah ini.
Matheus Cunha (RB Leipzig vs Bayer Leverkusen – 6 April 2019)
Gol yang dicetak Cunha ke gawang Leverkusen ini begitu menyenangkan untuk dilihat. Aesthitically pleasing, kata anak Jakarta Selatan.
Penyerang asal Brasil itu mengelabui bek Leverkusen, Wendell, dengan gerakan roulette yang mulus. Tanpa melakukan sentuhan, Cunha kemudian mencungkil bola melewati kiper Leverkusen, Lukas Hradecky, yang hanya bisa melongo.
Ajara Nchout (Timnas Wanita Kamerun vs Timnas Wanita Selandia Baru – 20 Juni 2019)
ADVERTISEMENT
Nchout menciptakan ini di pertandingan Grup E Piala Dunia Wanita 2019. Pemain sayap Timnas Wanita Kamerun itu mengecoh pemain belakang Selandia Baru, lalu menceploskan bola ke sisi kiri gawang lawannya.
Nilai gol ini semakin bertambah mengingat Nchout menciptakan gol tersebut di menit ke-90+5. Oh, ya, gol ini juga membuat Kamerun menang dengan skor 2-1. Luar biasa, Nchout!
Zlatan Ibrahimovic (Los Angeles Galaxy vs Toronto FC – 15 September 2018)
Ibrahimovic merupakan langganan di nominasi FIFA Puskas Award. Legenda asal Swedia ini pernah memenangi penghargaan ini pada 2014 silam lewat gol salto jarak jauhnya ke gawang Timnas Inggris.
Kemampuan acrobat Ibrahimovic kembali membawanya masuk ke nominasi FIFA Puskas Award 2019. Golnya ke gawang Toronto FC ia cetak dengan tendangan memutar yang jamak dilihat di taekwondo—Ibrahimovic memiliki sabuk hitam untuk taekwondo.
ADVERTISEMENT
Namun, jangan lupa, Ibrahimovic sudah berusia 37 tahun kala mencetak gol tersebut. Usia tampaknya tak menjadi penghalang baginya untuk melakukan hal-hal ajaib seperti gol ke gawang Toronto itu.
Fabio Quagliarella (Sampdoria vs Napoli – 2 September 2018)
Seperti Ibrahimovic, Quagliarella juga sudah uzur ketika menciptakan gol ini; saat itu usia Quagliarella menginjak 35 tahun. Namun, penyerang Sampdoria itu membuktikan bahwa kelenturan sekaligus instingnya masih tetap di level tertinggi.
Quagliarella sukses mengantisipasi umpan silang Bartosz Bereszynski yang satu langkah di belakangnya. Sang penyerang melompat, lalu melakukan back-heel ketika bola masih di udara! Menariknya, Quagliarella tak melakukan selebrasi untuk merayakan gol yang super keren itu. Maklum, Napoli merupakan eks klubnya, sekaligus tempat kelahirannya.
ADVERTISEMENT
Billie Simpson (Cliftonville Ladies FC vs Sion Swifts Ladies FC – 9 Agustus 2018)
Kami akan maklum apabila kalian masih asing dengan nama Billie Simpson. Ia adalah pesepak bola wanita yang bermain untuk Cliftonville Ladies FC, sebuah klub sepak bola wanita yang berkompetisi di level tertinggi Liga Irlandia Utara.
Meskipun begitu, jangan remehkan gol Simpson yang satu ini. Dengan mahir, ia membaca arah tendangan gawang kiper Sion Swifts. Sebelum bola menyentuh tanah, Simpson melepas tendangan geledek yang kemudian masuk ke gawang lawannya. Jujur saja, gol Simpson ini mengingatkan kami kepada drive shoot andalan Tsubasa Ozora dalam komik Captain Tsubasa.
Juan Fernando Quintero (River Plate vs Racing Club – 10 Februari 2019)
ADVERTISEMENT
Quintero menjadi satu-satunya pemain yang masuk ke nominasi ini lewat gol dari set-piece. Ya, gol gelandang serang asal Kolombia ini merupakan tendangan bebas.
Kendati begitu, tendangan bebas Quintero bukanlah tendangan bebas biasa. Dari jarak sekitar 28 meter, Quintero melepaskan tendangan yang mengarah ke sisi kiri atas gawang Racing. Hebatnya, tendangan bebas itu tak dilakukan di tengah, tetapi hampir mendekati pinggir lapangan.
Lionel Messi (Barcelona vs Real Betis – 17 Maret 2019)
Messi merupakan ahli dalam membuat sesuatu yang spesial terlihat begitu mudah dilakukan. Gol ini adalah salah satunya.
Setelah melewati adangan pemain Betis, Messi menyodorkan bola kepada Ivan Rakitic. Tanpa waktu lama, gelandang asal Kroasia itu mengembalikan bola kembali kepada Messi. Tanpa diduga, La Pulga mencungkil bola, alih-alih melepaskan tembakan keras.
ADVERTISEMENT
Kiper Betis, Pau Lopez, yang sudah memasang kuda-kuda untuk mengantisipasi tendangan kencang, hanya mampu terpana melihat bola melewati kepalanya dan masuk ke gawangnya. Terlihat tanpa upaya, tetapi gol ini sungguh indah.
Amy Rodriguez (Utah Royals vs Sky Blue FC – 16 Juni 2019)
Rodriguez adalah pesepak bola wanita yang memperkuat Utah Royals, klub yang berkompetisi di National Women League Soccer (NWSL) Amerika Serikat. Nama Rodriguez mulai populer berkat golnya ini.
Gol Rodriguez ini terasa spesial karena ia melakukan ini hampir sendirian. Sukses menerima bola hasil tekel rekan setimnya, Rodriguez mendribel bola dari areanya sendiri. Beberapa meter dari kotak penalti Sky Blue, ia melepaskan tembakan yang menukik mulus, tanpa mampu diantisipasi oleh kiper lawannya.
ADVERTISEMENT
Andros Townsend (Crystal Palace vs Manchester City – 22 Desember 2018)
Townsend barangkali hanya akan diingat sebagai pemain sayap Inggris yang tak benar-benar mampu memenuhi potensinya. Namun, golnya ke gawang City ini akan selalu diingat sebagai gol paling indah yang tercipta di Premier League.
Townsend, yang siaga di luar kotak penalti City saat timnya mendapat tendangan bebas, mengantisipasi bola sapuan lawannya yang tak sempurna. Ketika bola hampir mencapai tanah, eks penggawa Tottenham Hotspur itu mengayunkan kaki kirinya, lalu menyepak bola dengan presisi.
Alhasil, bola melaju kencang, tetapi akurat, ke sisi kiri atas gawang Ederson Moraes. Gol ini terasa semakin manis karena Palace sukses mengalahkan City yang begitu perkasa.
ADVERTISEMENT
Daniel Zsori (Debrecen FC vs Ferencvaros FC – 16 Februari 2019)
Memasuki injury time babak kedua, Debrecen masih imbang dengan rival utamanya di Liga Hongaria, Ferencvaros. Sebagai tuan rumah, Debrecen jelas mengincar kemenangan.
Putus asa, pemain belakang Debrecen kemudian melepaskan umpan jauh saat pertandingan memasuki menit ke 90+3. Untungnya, umpan tersebut dibaca dengan baik oleh Daniel Zsori. Namun, tak ada yang menyangka bahwa bocah berusia 18 tahun itu akan melakukan tendangan overhead di antara dua bek Ferencvaros.
Gol pun tercipta. Debrecen sukses memenangi pertandingan berkat gol luar biasa yang diciptakan Zsori itu.
Oleh karena itu, kalau boleh memilih, gol Zsori inilah yang kami pilih di antara nominasi FIFA Puskas Award 2019 lainnya. Golnya saja sudah spektakuler, ditambah dengan arti gol ini bagi timnya.
ADVERTISEMENT
Take a bow, Zsori!