Para Penyerang Buas Serie A di Era yang Panas

24 Januari 2018 14:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ronaldo de Lima di Inter Milan. (Foto: Mike Hewitt)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo de Lima di Inter Milan. (Foto: Mike Hewitt)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Akhir 1990-an hingga awal 2000-an menjadi periode keemasan Serie A Italia.
ADVERTISEMENT
Banyak hal yang bisa menjadi tolok ukur untuk pernyataan di atas. Mulai dari persaingan juara yang melibatkan banyak kesebelasan hingga transaksi jual beli pemain yang menghabiskan nominal uang tak kecil.
Selain hal tersebut, banyaknya pemain bintang, terutama di posisi penyerang, jadi magnet Serie A saat itu. Pada suatu masa, Serie A pernah dikenal sebagai pelabuhan pemain depan untuk mencari nama, tapi juga produsen pemain depan papan atas.
Nah, untuk mengingat momen tersebut, kumparan (kumparan.com) memberi daftar penyerang yang pantas dinobatkan sebagai yang terbaik selama berkarier di Serie A, terutama pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Berikut daftarnya:
Gabriel Batistuta
Lewat penampilan apik bersama Tim Nasional (Timnas) Argentina pada Copa America 1991, Gabriel Batistuta datang ke Italia. Bersama Manuel Rui Costa dan Francesco Baiano, ia coba mengembalikan fitrah Fiorentina sebagai kesebelasan papan atas Serie A.
ADVERTISEMENT
Batistuta tak membutuhkan waktu adaptasi yang lama. Musim 1997/98 hingga 1999/00 bahkan selalu diakhiri oleh Batistuta dengan torehan gol di atas 20. Kiprah Batistuta bersama Fiorentina berakhir setelah ia memutuskan hijrah ke AS Roma pada musim panas 2000.
Keputusan Batistuta untuk bergabung Roma tak salah. Pada musim 2000/01, ia meraih gelar juara Serie A untuk pertama kalinya. 12 musim bermain di Serie A, pemain berjuluk ‘Batigol’ tersebut membukukan total 198 gol.
Hernan Crespo
Sulit untuk tidak memasukkan nama Hernan Crespo di daftar ini. Mencetak 101 gol dalam enam musim menjadi bukti sahih bagaimana pemain asal Argentina ini adalah penyerang berbahaya, terutama pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an.
Nama Crespo dibesarkan oleh Parma, setelah ia tampil apik selama Olimpiade 1996. Empat musim di Parma, Crespo memberi gelar Coppa Italia1998/99, Piala Super Italia 1999, dan Piala UEFA 1999.
ADVERTISEMENT
Karier Crespo di Parma tak berlangsung lama, setelah ia memutuskan hijrah ke Lazio pada musim panas 2000. Lewat biaya transfer yang nyaris mencapai 40 juta euro, ia menjadi pemain termahal dunia saat itu. Sayang, karier Crespo di Lazio tak berjalan menyenangkan, usai rival sekota Roma tersebut dilanda krisis keuangan.
Filippo Inzaghi
Meski tak memiliki kemampuan teknik yang apik, Filippo Inzaghi pantas dinobatkan sebagai penyerang terbaik Serie A, terutama pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an. Ia cepat, pandai, dan oportunis saat mendapatkan peluang mencetak gol.
Nama Inzaghi bersinar saat ia bermain untuk Atalanta pada musim 1996/97. Selain mengakhiri musim sebagai pencetak gol terbanyak Serie A musim itu, Inzaghi juga berhasil mencetak gol ke semua kesebelasan yang dihadapi oleh La Dea. Pada akhir musim, ia memutuskan untuk bergabung dengan Juventus.
ADVERTISEMENT
Dari 1995/96 hingga 2004/05, Inzaghi membukukan total 87 gol dari 195 penamplan di Serie A. Secara tim, pada tempo yang sama, Inzaghi membantu Juventus, serta Milan, meraih delapan gelar di semua kompetisi.
Andriy Shevchenko
Shevchenko kala memperkuat Milan. (Foto: Denis Charlet/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Shevchenko kala memperkuat Milan. (Foto: Denis Charlet/AFP)
Andriy Shevchenko adalah paket komplet penyerang tengah. Tak heran, ketika kariernya bersama Dynamo Kiev begitu moncer, AC Milan memutuskan untuk mendatangkannya, meski harga transfernya tak masuk akal untuk ukuran pemain muda.
Bersama Milan, ketajaman Shevchenko makin menjadi-jadi. Pada musim perdananya berkostum Rossoneri, ia bahkan mencetak 24 gol dari 32 pertandingan di Serie A. Catatan apik tersebut berlanjut dengan lima gelar untuk Milan di semua ajang.
Delapan musim berkostum Milan, Shevchenko membukukan total 175 gol. Dengan angka tersebut, ia menjadi pencetak gol kedua terbanyak Milan di bawah Gunnar Nordahl yang membukukan 221 gol.
ADVERTISEMENT
Ronaldo
Ronaldo dan Inter bak pasangan yang dikutuk. (Foto: Claudio Villa/Allsport)
zoom-in-whitePerbesar
Ronaldo dan Inter bak pasangan yang dikutuk. (Foto: Claudio Villa/Allsport)
Rasanya tak pantas jika membicarakan penyerang papan atas Italia pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an jika tak memasukkan nama Ronaldo Luis Nazario da Lima. Lima musim berkostum Inter, Ronaldo berhasil membukukan 49 gol.
Ronaldo datang ke Italia dengan harga 22 juta euro. Angka tersebut membuatnya menjadi pemain termahal dunia saat itu dan menjadikannya sebagai pemain kedua yang memecahkan rekor transfer dunia setelah Diego Maradona.
Karier Ronaldo di Inter rusak oleh cedera. Ia bahkan absen selama musim 2000/01 karena kondisi kakinya tak kunjung membaik. Pada musim panas 2002, Ronaldo hijrah ke Madrid, setelah Los Blancos berani menebus 46 juta euro diajukan Inter.
Di luar lima nama yang disebutkan di atas, masih banyak penyerang lain yang bersinar pada akhir 1990-an hingga awal 2000-an, seperti Alessandro Del Piero, Francesco Totti, Christian Vieri, dsb. Kami memilih memasukkan lima nama di atas, karena kelimanya secara konsisten tampil tajam pada periode tersebut.
ADVERTISEMENT
=====
*) kumparanBOLA berkolaborasi dengan Super Soccer TV menghadirkan tayangan-tayangan Serie A di kumparan. Nantikan tanggal mainnya!