Patrick Vieira: 'No Comment' soal Jadi Suksesor Wenger

23 April 2018 12:40 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih New York City FC, Patrick Vieira.  (Foto: Eduardo Munoz Alvarez/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih New York City FC, Patrick Vieira. (Foto: Eduardo Munoz Alvarez/AFP)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Patrick Vieira. Dari sekian pria yang dijagokan menjadi suksesor Arsene Wenger, dialah yang berada di urutan terdepan.
ADVERTISEMENT
Nama-nama lain memang tidak kalah mentereng: Thomas Tuchel, Carlo Ancelotti, Luis Enrique, hingga Brendan Rodgers. Ya, Anda tidak salah baca, bahkan Rodgers —yang gagal bersama Liverpool— turut masuk dalam bursa. Meski begitu, Rodgers terbilang sukses ketika menukangi Celtic di Liga Skotlandia.
Di antara nama-nama itu, Vieira-lah yang punya hubungan paling dekat dengan Wenger. Ia mengabdi untuk Wenger (dan Arsenal) selama sembilan tahun, sebelum memutuskan untuk hengkang ke Juventus pada 2005.
Kini, hari-hari Vieira dihabiskan bersama klub yang berbasis di New York, New York City FC. Ia bekerja sebagai pelatih kepala di sana. Kendati jauh dari persaingan papan atas klub-klub Eropa, Vieira dinilai cukup cakap untuk menukangi Arsenal. Setidaknya demikian menurut Manajer Manchester City, Pep Guardiola.
ADVERTISEMENT
“Saya lebih condong kepada Vieira karena potensi kepelatihannya, meski yang lain juga demikian,” kata Guardiola kepada Daily Mail.
Lalu, apa kata Vieira sendiri? Ia emoh menanggapi rumor untuk saat ini.
“Saya cuma mau bicara soal pertandingan, tidak yang lain. Saya tidak punya komentar apa-apa,” ujarnya seperti dilansir Soccerway. Pertandingan yang dimaksud adalah laga timnya melawan Portland Timbers di MLS. New York City FC menang 3-0 pada laga tersebut.
Vieira (kanan) di North London Derby. (Foto: AFP/Paul Vicente)
zoom-in-whitePerbesar
Vieira (kanan) di North London Derby. (Foto: AFP/Paul Vicente)
Satu yang perlu diperhatikan Arsenal, jika ingin menunjuk Vieira sebagai suksesor Wenger, adalah catatannya bersama New York City FC. Dari 81 laga, dia hanya memperoleh rata-rata 1,62 poin per laga. Tidak buruk, tetapi juga tidak istimewa.
Arsenal punya ke-khas-an: sepak bola yang ofensif dan dimainkan dengan cair. Namun, bagi siapa pun yang menangani mereka kelak, ia tidak hanya dituntut untuk mempertahankan gaya tersebut, tetapi juga memberikan sesuatu yang gagal didapatkan Wenger dalam lebih dari sedekade terakhir: hasil apik di liga.
ADVERTISEMENT
Tentu, para petinggi Arsenal tidak bisa asal pilih pelatih. Anda masih ingat, bukan, apa yang terjadi dengan Manchester United ketika Sir Alex Ferguson memilih David Moyes sebagai suksesornya pada 2013?