Pengalaman, Amunisi Tambahan Liverpool saat Lawan Bayern

13 Maret 2019 20:16 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Juergen Klopp bersiap hadapi Bayern Muenchen di laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2018/19. Foto: Reuters/Carl Recine
zoom-in-whitePerbesar
Juergen Klopp bersiap hadapi Bayern Muenchen di laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2018/19. Foto: Reuters/Carl Recine
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Liga Champions seharusnya tidak memberikan ingatan menyenangkan bagi Juergen Klopp. Dua kali menjejak ke partai puncak, dua kali pula langkahnya kandas. Pertama dengan Borussia Dortmund pada 2012/13. Kedua bersama Liverpool pada 2017/18.
ADVERTISEMENT
Tak perlu berhitung mundur kelewat jauh, Liga Champions 2018/19 memberi Liverpool mimpi buruk berupa dua kekalahan di fase grup. Pertama, pertandingan melawan Napoli yang berakhir dengan hasil minor 0-1.
Kedua, laga tandang melawan Crvena Zvezda yang tuntas dengan kekalahan 0-2. Beruntung Liverpool dapat bangkit dari dua kekalahan tersebut dan lolos ke fase gugur.
Tapi, dua hasil tak sedap itu bukan berarti membayang-bayangi Klopp. Daripada berlarut-larut mengingat cerita kekalahan, ia lebih suka untuk menggunakan pengalamannya sebagai senjata di leg kedua babak 16 besar nanti.
Berkaca pada perjalanan musim lalu, Liverpool berjalan ke final dengan lawan-lawan yang tak mudah. Walau demikian, kemenangan demi kemenangan tetap disegel. Melawan FC Porto, Liverpool mematrikan kemenangan agregat 5-0.
ADVERTISEMENT
Melawan Manchester City, kemenangan agregat 5-1 direngkuh. Menghadapi AS Roma yang berhasil menorehkan comeback atas Barcelona, kemenangan agregat 7-6 menjadi bagian Liverpool.
Laga melawan Roma memang menjadi pengecualian, sebab keunggulan besar 5-2 justru diraih di leg pertama. Pada putaran terakhir, Roma justru menang 4-2.
"Satu-satunya hal yang dapat kami gunakan dari musim lalu adalah pengalaman. Biasanya, penentuannya memang tidak muncul sejak leg pertama. Itulah yang kami rasakan dan hadapi pada musim lalu," jelas Klopp kepada The Guardian.
"Kami bukan bocah yang langsung berpikir kalau kami tidak menang di leg pertama, kami akan langsung kalah. Kami memiliki peluang dan itulah yang kami butuhkan," ucap Klopp.
Laga leg pertama babak 16 besar ditutup Liverpool dengan skor imbang tanpa gol melawan Bayern Muenchen. Namun, apa yang terjadi di masa lampau membuktikan bahwa leg kedua memang acap menjadi kunci.
ADVERTISEMENT
Liverpool berlatih jelang laga melawan Bayern Muenchen di babak 16 besar Liga Champions 2018/19. Foto: Reuters/Carl Recine
Berhitung mundur hingga semifinal Liga Champions 1980/81, Liverpool berhasil menyingkirkan Bayern usai menutup laga leg kedua dengan skor 1-1. Tiket final itu direngkuh karena Liverpool menyegel hasil seri di kandang Bayern, sementara leg pertama juga tuntas dengan skor kacamata.
"Makin ke sini, setiap tim yang bertanding semakin hebat. Kalau kalian memiliki keunggulan besar di leg pertama, ya, itu bakal membantu. Tapi, kalaupun keunggulan kalian tipis-tipis saja, seperti 1-0 atau 2-0 di laga kandang, tidak memberikan perbedaan kentara. Kalau situasinya seperti itu, pengalaman akan memainkan perannya," ucap Klopp.
"Kami hanya memiliki pengalaman di Liga Champions selama setahun. Ya, memang cuma musim lalu, tapi pengalaman itu memang kami miliki. Dua tahun sebelumnya kami ada di Liga Europa. Itu artinya, kami cukup sukses saat bermain di kompetisi macam ini. Kesadaran itulah yang kami butuhkan untuk percaya diri. Tapi saya ingatkan lagi, kepercayaan diri saja tidak cukup. Kami harus bermain hebat malam ini," jelas Klopp.
ADVERTISEMENT
***
Laga leg kedua babak 16 besar Liga Champions 2018/19 antara Bayern Muenchen dan Liverpool akan dihelat di Allianz Arena pada Kamis (14/3/2019). Sepak mula akan berlangsung pada pukul 03:00 WIB.