Percayalah, Manchester City Memang Butuh Kehadiran Alexis Sanchez

9 Januari 2018 16:12 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sanchez, dibutuhkan City. (Foto: John Sibley/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Sanchez, dibutuhkan City. (Foto: John Sibley/Reuters)
ADVERTISEMENT
Cinta lama Alexis Sanchez dan Pep Guardiola kembali menyeruak di jendela transfer kali ini. Reuni mantan pemain-pelatih Barcelona itu santer terdengar di awal musim ini, walau akhirnya batal terealisasi.
ADVERTISEMENT
Nah, kini dengan masa bakti yang hanya tinggal semusim plus (lagi-lagi) minimnya peluang Arsenal untuk meraih mahkota Premier League, romansa mereka kembali merebak. Berdasarkan laporan The Guardian, Guardiola berani mengeluarkan 30 juta poundsterling agar Arsenal mengizinkan Sanchez pergi ke Etihad Stadium.
Pada perburuan di awal musim, rasa pesimistis menyerang City dengan kencang akibat kegagalannya karena hanya finis di posisi ketiga di edisi 2016/2017.
Namun, kondisi saat ini berbeda. City sedang di atas angin karena unggul dengan margin 15 angka dari Manchester United di peringkat kedua. Sampai di sini, secara urgensi mungkin City tak lagi membutuhkan Sanchez karena skuat yang mereka miliki sudah terbukti mumpuni.
Kurang apalagi coba, 64 gol berhasil mereka lesakkan dalam 22 pertandingan -- 2,9 gol per laga dalam rata-rata. Raheem Sterling yang sempat diragukan justru menjelma sebagai topskorer tim lewat 14 golnya, satu gol lebih banyak dari Sergio Aguero. Disusul Gabriel Jesus dengan delapan gol.
ADVERTISEMENT
Sedangkan total 25 gol dihasilkan oleh Kevin De Bruyne, Leroy Sane, dan David Silva. Ini cukup membuktikan minimnya kebutuhan City akan sosok seorang penyerang. Namun, fakta akan produktivitas City tak lantas membuat kedatangan Sanchez akan sia-sia.
Seperti masalah yang juga dialami Liverpool dan Chelsea, City tengah dilanda badai cedera akibat padatnya jadwal. Gabriel Jesus jadi korban paling anyar setelah mengalami cedera lutut.
Mantan penyerang Palmeiras itu menyusul Benjamin Mendy dan Vincent Kompany yang lebih dulu ditepikan. Bahkan, sadisnya virus cedera nyaris merenggut De Bruyne yang jadi kreator serangan City.
Beruntung bagi The Citizens, pemain asal Belgia itu sembuh dengan cepat dan langsung tampil saat mereka mencukur Watford 3-1 di Premier League pekan 22 lalu.
ADVERTISEMENT
Dari situ terbukti jika Guardiola tidak bisa tidak memasang para pemain pilarnya. Selain De Bruyne, Ederson Moraes, dan Fernandinho yang rutin tampil di tiap laga City pada ajang Premier League, Guardiola juga perlahan tak bisa mengesampingkan Sterling.
Gelandang yang dibeli dari Liverpool itu selalu diturunkan sejak pekan kesepuluh. Belum lagi dengan Liga Champions, Piala Liga, dan Piala FA yang jadi panggungnya mentas selain Premier League.
Yang jadi problemnya adalah Guardiola sendiri tak bisa menyingkirkan Sterling yang terbukti beberapa kali muncul sebagai pemecah kebuntuan bagi timnya.
Leroy Sane yang sempat tampil moncer di awal musim juga pernah dirotasi Guardiola. Masalahnya, Bernardo Silva yang disiapkan sebagai alternatif tak kunjung mencapai performa terbaiknya seperti saat masih membela AS Monaco.
ADVERTISEMENT
Selain itu, dinamika Premier League yang tinggi membuat Guardiola kudu bergerak cepat untuk menambal sektor-sektor penting yang jadi andalannya di musim ini. Ya, beberapa kontestan lain perlahan mulai bisa mengantisipasi jurus Guardiola yang mengandalkan sisi sayapnya.
Tiga laga Premier League terakhir kontra Watford, Crystal Palace, dan Newcastle jadi buktinya. Di sana Aguero yang bertugas sebagai penyerang utama lebih sering bergerak ke tepi seperti Sterling, Sane, atau Bernardo Silva yang memang diplot di sektor tersebut.
Aguero dan Sane merayakan gol. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
zoom-in-whitePerbesar
Aguero dan Sane merayakan gol. (Foto: REUTERS/Phil Noble)
Sayangnya, taring City tak segarang sebelumnya. Hanya empat gol yang berhasil mereka ciptakan dari tiga laga tersebut. Malah Nicolas Otamendi dan kawan-kawan hanya unggul tipis 1-0 atas Newcastle dan imbang dengan skor kacamata. Padahal di pertemuan pertama mereka berhasil melibas The Eagles lima gol tanpa balas.
ADVERTISEMENT
Jadi, tak ada alasan untuk Guardiola tidak membeli Sanchez di jendela transfer musim dingin ini. Sanchez yang baru mengemas tujuh gol dan tiga assist memang tak ada apa-apanya dibandingkan dengan Aguero, Sterling, dan Jesus.
Eits, tunggu dulu, Asenal yang cuma punya Mesut Oezil jelas tak bisa dibandingkan dengan City yang punya Kevin De Bruyne dan David Silva sebagai pemrakarsa peluang.
Bukan berarti permainan Oezil buruk, buktinya 3,4 umpan kunci berhasil dibukukannya di tiap laga. Bisa ditebak, Sanchez yang berada di peringkat kedua di Arsenal dengan rata-rata 2,7.
Setelah kehadiran Alexandre Lacazette, Sanchez memang mengemban tugas lebih karena juga diplot sebaga pemrakarsa peluang. Itulah mengapa dirinya hanya memproduksi tujuh gol sejauh ini.
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang tugas penciptaan peluang, itulah alasan Guardiola mendatangkan Sanchez ke Barcelona di musim 2011/2012. Ya, sebagai tambahan untuk menyokong Lionel Messi yang jadi mesin gol utama timnya saat itu.
Pemain yang pernah merumput bersama Udinese itu berbagi tempat bersama Cesc Fabregas dan Pedro Rodriguez dalam skema 4-3-3 dan 3-4-3. Nah, pakem tiga penyerang tersebut masih jadi andalan Guardiola bersama City.
Sanchez tak hanya akan menjadi bahan rotasi yang ideal bagi Sterling atau Sane di sisi sayap, tapi juga sebagai opsi untuk Aguero.
Total 24 gol dan 10 assist yang diciptakan Sanchez saat menjadi penyerang utama di musim lalu bisa jadi bukti sahih ketajamannya. Kami sama sekali tak meragukan produktivitas Aguero yang sudah mengemas 13 gol sejauh ini dan rata-rata 23,3 gol yang dicetaknya.
ADVERTISEMENT
Namun, Aguero adalah penyerang murni yang tak begitu maksimal untuk mengakomodir skema Guardiola yang gemar mengeksploitasi sisi tepi. Dalam hal ini, Jesus lebih fasih akan tetapi dia masih terjangkit cedera dan Sanchez, akan jadi pilihan tepat bagi City.
Selain itu kedatangan Sanchez akan menambah varian kreasi peluang dari sisi sayap. Baik Sterling dan Sane adalah tipikal pemain yang andal dalam melakukan penetrasi, kendati begitu keduanya tak begitu mahir dalam melepaskan umpan kunci.
Hal itu yang jadi latar belakang Guardiola tak bisa berpaling dari De Bruyne dan David Silva sebagai kreator serangan. Nama yang disebut belakangan memang sempat tak diturunkan karena urusan internal. Namun untuk De Bruyne, dia tetap menjadi pilihan utama kendati sempat mengalami cedera ringan.
ADVERTISEMENT
Untung cuma ringan, jika kemungkinan buruk terjadi dan ekspemain Chelsea itu harus menepi dalam waktu yang lama? Bisa buyar titel Premier League di depan mata.
De Bruyne, pemain kepercayaan Pep Guardiola.  (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
zoom-in-whitePerbesar
De Bruyne, pemain kepercayaan Pep Guardiola. (Foto: Reuters/Eddie Keogh)
Melihat gejala negatif yang tengah menggoyang konsistensi City dan padatnya jadwal yang membentang, membuat Guardiola harus merekrut personel anyar di musim ini.
Dan Sanchez adalah jawaban sempurna untuk mengatasi masalah tersebut. Selain bisa berperan sebagai ujung tombak, pemain berpaspor Cile itu juga mampu mengemban tugas sebagai tukang penetrasi serta distributor umpan kunci dari sisi sayap.