Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
Perikemanusiaan Guardiola yang Menjaga Performa Silva
28 Juli 2018 21:54 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:07 WIB
ADVERTISEMENT
Boleh jadi dengan peran free-eight-nya bersama Kevin de Bruyne, David Silva menjadi salah satu kunci di balik keberhasilan Manchester City memecahkan berbagai rekor ketika menjuarai Premier League musim lalu. Bukan berarti hidup Silva mulus-mulus saja. Malah ada air mata di baliknya.
ADVERTISEMENT
Episode sedih dalam kehidupan Silva terjadi pada Desember 2017. Anaknya, Mateo, saat itu terlahir dengan kondisi prematur di salah satu rumah sakit di Spanyol. Itu berarti, keluarga mantan gelandang Valencia itu tak dipersilakan untuk membawa Mateo pulang ke rumah sampai dia stabil. Beruntung, kondisi Mateo sudah stabil sejak Mei silam.
Dalam kurun waktu tersebut, fokus Silva jadi terpecah. Di satu sisi gelandang berusia 32 tahun itu harus memikirkan nasib anaknya, di sisi lainnya Silva harus memikirkan sepak bolanya. Kesulitan Silva direspons Pep Guardiola dengan menonjolkan sifat perikemanusiaan.
Manajer The Citizens tersebut enggan memaksakan Silva bermain. Silva dibebaskan pulang ke Spanyol kapan saja ia mau. Dan Silva pun absen lebih dari 10 laga dalam lintas kompetisi dari Desember hingga Mei. Keputusan ini pada akhirnya menjaga performa Silva di atas lapangan tetap trengginas karena pikirannya jadi jauh lebih tenang usai mengikuti perkembangan anaknya secara berkala.
ADVERTISEMENT
"Momen itu adalah momen terburuk dalam hidup saya, tapi terima kasih Tuhan, dia (Mateo) adalah seorang petarung. Dia memberikan saya kekuatan untuk terus berjuang tak hanya dalam karier saya, tapi juga dalam kehidupan. Sekarang, kondisinya sudah sehat, ujar gelandang Spanyol itu kepada ITV Granada Report.
"Saya juga bersyukur karena Guardiola membuat segalanya jadi mudah untuk saya. Terima kasih karena dia sangat mengerti bahwa saya butuh waktu bersama keluarga dan anak saya saat itu. Dengan pertolongannya, segalanya jadi membaik sekarang."
"Dia membuat hal-hal yang mulanya terasa ruwet, menjadi mudah. Karena dia selalu mengatakan bahwa yang terpenting pemain-pemainnya harus bahagia dan menikmati sepak bola. Dengan perlakuannya itu, wajar jika dia disebut sebagai salah satu manajer terbaik di muka bumi ini," pungkasnya.
ADVERTISEMENT