Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tubuhnya ceking, rambutnya berantakan, dan wajahnya terlihat kekanakan. Kostum yang dia kenakan, dengan angka 79 di bagian belakang, juga terlihat kedodoran. Namun, apalah artinya penampilan. Bagi Joao Felix Sequeira, yang terpenting adalah bagaimana bermain sepak bola dengan baik dan benar.
ADVERTISEMENT
Kata paling mudah untuk mendeskripsikan Felix adalah 'sensasi'. Musim 2018/19 ini merupakan musim perdananya di tim senior Benfica. Yang menarik, pemain berumur 19 tahun ini sebenarnya belum benar-benar lepas dari status pemain junior. Namanya masih tercantum dalam daftar pemain Benfica B. Meski demikian, Felix sudah lebih hebat dari rekan-rekan seusianya. Itulah mengapa, dia kini sudah naik kelas menjadi andalan tim senior Benfica.
Pertandingan leg I perempat final Liga Europa menghadapi Eintracht Frankfurt di Estadio da Luz, Jumat (12/4/2019) dini hari WIB, jadi pembuktian teranyar betapa besar potensi seorang Felix. Benfica menang 4-2 pada laga tersebut dan seluruh gol mereka lahir berkat kontribusi Felix. Selain mencetak hat-trick, striker bertinggi 180 cm ini juga menyumbangkan satu assist untuk gol yang dilesakkan Ruben Dias.
ADVERTISEMENT
Gol-gol Felix di laga melawan Eintracht itu begitu istimewa karena lahir dengan tiga cara berbeda. Pertama, lewat eksekusi penalti. Kedua, lewat tendangan dari luar kotak penalti. Ketiga, melalui penyelesaian akhir sempurna di dalam kotak penalti memanfaatkan sebuah umpan tarik mendatar. Dalam pertandingan itu, Felix menjadi penyerang yang nyaris sempurna.
Apa yang dilakukan Felix itu membawanya pada beberapa rekor. Di usia 19 tahun dan 152 hari, Felix jadi pencetak hat-trick termuda di Liga Europa/Piala UEFA sejak Sergio Aguero (19 tahun dan 124 hari) pada 2007. Selain itu, dia juga jadi pemain termuda Benfica sekaligus Portugal yang mencetak gol di ajang tersebut, mengalahkan sang legenda agung Eusebio.
Tak kalah pentingnya, Felix juga merupakan pencetak hat-trick pertama Benfica di kompetisi antarklub Eropa sejak Antonio Pacheco melakukannya pada 1992 di Piala UEFA menghadapi NK Izola. Tak heran jika seusai melesakkan gol ketiganya dia menangis terharu sambil duduk bersimpuh.
ADVERTISEMENT
Pertandingan melawan Eintracht merupakan jadi ajang pembuktian Felix bahwa hype yang selama ini mengiringinya bukanlah sebuah pepesan kosong. Sejak bursa transfer Januari 2019 lalu, menyusul penampilan gemilang di Liga NOS —di mana saat ini dia sudah mengoleksi 10 gol & 4 assist, Felix menjadi incaran berbagai klub top Eropa seperti Juventus dan Manchester City. Benfica sendiri berusaha memagari pemain mudanya ini dengan memasang klausul rilis senilai 120 juta euro.
Dalam laga melawan Eintracht terlihat betapa kompletnya kemampuan Felix. Dalam proses penciptaan 3 gol dan 1 assist tadi, dia membukukan 4 tembakan, 3 umpan kunci, 1 dribel sukses, serta 1 duel udara berhasil. Felix pun diberi ponten 9,9 oleh situs statistik WhoScored.
ADVERTISEMENT
Catatan Felix ini tentu saja akan semakin membuat namanya dikenal. Klub-klub yang memburu tanda tangannya di bursa transfer musim panas nanti juga dijamin akan semakin banyak. Namun, sebelum itu semua, Felix masih punya tugas bersama Benfica.
Di Liga Europa, kemenangan 4-2 atas Eintracht belum sepenuhnya menggaransi kelolosan ke semifinal. Jika tim Jerman itu menang 2-0 di kandangnya, maka Benfica akan tersingkir. Kemudian, di ajang Liga NOS, Felix masih punya tanggung jawab membawa Benfica jadi juara. Saat ini, tim berjuluk Aguias itu duduk di puncak klasemen. Akan tetapi, mereka masih harus bersaing ketat dengan Porto yang sama-sama mengoleksi poin 69.