Persija Segera Gelar Evaluasi Usai Kegagalan di Piala Indonesia

7 Agustus 2019 18:13 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Selebrasi pemain Persija Jakarta, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi pemain Persija Jakarta, di Stadion Gelora Bung Karno, Jakarta. Foto: Nugroho Sejati/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Perhelatan Piala Indonesia edisi 2018 baru saja rampung. Bagi Persija Jakarta, gelaran kali ini mesti dilalui dengan hasil negatif lantaran kalah di partai puncak oleh PSM Makassar.
ADVERTISEMENT
Atas pencapaian ini, manajemen Persija segera berbenah. Selepas tak lagi manggung di Piala Indonesia, awak 'Macan Kemayoran' diminta mengalihkan fokus ke Liga 1.
''Inilah sepak bola. Partai terakhir yang bisa dikatakan sangat sulit bagi kami. Tapi manajemen dan pelatih sudah bertekad membawa tim ke peringkat atas,'' kata CEO Persija, Ferry Paulus, pada Rabu (7/8).
Persija sejatinya punya modal berharga menjalani leg kedua Selasa (6/8) lalu. Sebab, tatkala menjalani leg pertama di Jakarta pada 28 Juli lalu, Persija mampu memetik hasil positif dengan menyudahi laga dengan skor 1-0.
Akan tetapi, hasil di Makassar tak berpihak kepada mereka. Di pengujung laga, Ismed Sofyan kalah dengan skor 2-0.
Sejumlah pemain PSM Makassar berebut bola dengan pemain Persija Jakarta pada pertandingan final Piala Indonesia di Stadion Andi Mattalatta, Selasa (6/8). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Sementara di Liga 1, Persija tengah terseok-seok karena berada di zona merah. Saat ini, mereka berada di urutan ke-17 dengan raihan tujuh poin --hasil satu kemenangan, empat kali imbang, dan tiga kali kalah.
ADVERTISEMENT
Well, bisa saja posisi ini lebih baik ke depannya. Sebab, Persija masih menabung empat pertandingan tunda. Syaratnya tak mudah karena mereka mesti bisa menyapu bersih rangkaian partai tunda tersebut.
Tapi, untuk bisa menapaki tangga teratas, Ferry menyebut ada beberapa evaluasi yang akan dilakukan oleh manajemen. Utamanya soal strukturisasi pemain.
''Kami rapuh di lini belakang. Pada putaran kedua nanti kami coba bawa (mendatangkan) pemain berposisi bek. Ada beberapa kandidat pemain tim nasional, dan sudah ada negosiasi,'' ujar Ferry.
"Tapi sampai saat ini kita masih melakukan negosiasi dengan klub dari pemain tersebut. Ini memang tidak mudah, tapi kita akan all out. Karena labelnya transfer atau membeli pemain bertujuan untuk menambah amunisi kami di putaran kedua,'' jelasnya.
ADVERTISEMENT
Selebrasi pemain Persija di pertandingan final leg 1 Piala Indonesia 2019 antara Persija Jakarta vs PSM Makassar di Stadion Utama GBK, Jakarta, Minggu (21/7). Foto: Nugroho Sejati/kumparan
Tak berlebihan menyoroti pertahanan Persija. Sepanjang tujuh laga, jala Persija sudah 12 kali koyak. Sebaliknya, mereka baru mencetak 9 gol ke gawang lawan. Cukup menggambarkan buruknya pertahanan Persija.
Persoalan lini belakang juga disebabkan beberapa faktor. Pertama, badai cedera yang menghantam para pemain. Alhasil, Julio Banuelos pun mesti melakukan rotasi di setiap pertandingan.
Kedua, belum padunya dua benteng kokoh di depan pos penjaga gawang. Memang, ada pemain seperti Steven Paulle, Maman Abdurrahman, serta Ryuji Utomo. Tapi, perlu dicatat, hanya mereka yang berposisi bek tengah murni. Itulah sebabnya Tony Sucipto didapuk sebagai bek tengah dalam tiga laga terakhir.