Perubahan Gaya Bermain Membawa Madura United Melaju Kencang di Liga 1

29 Mei 2019 19:25 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Madura United merayakan gol. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Madura United merayakan gol. Foto: ANTARA FOTO/Saiful Bahri
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kau dapat berdebat dalam banyak hal. Tapi, untuk sepakat menyatakan bahwa Madura United merupakan salah satu tim dengan penampilan paling memukau di Liga 1 2019 (sejauh ini), tampaknya tak perlu ada perdebatan sedikit pun.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan statistik, tim 'Sape Kerrab' termasuk yang tertinggi capaiannya dibandingkan dengan tim-tim lain. Tiga kemenangan pada tiga laga awal liga berhasil mereka dapat, dengan rincian sembilan gol dan hanya sekali kebobolan. Lebih dari itu, yang paling penting, mereka adalah penghuni urutan teratas klasemen sementara Liga 1.
Sebetulnya, tim yang musim ini dilatih Dejan Antonic tersebut sudah menunjukkan tanda-tanda keperkasaan mereka sejak dua musim terakhir.
Namun, saat itu mereka punya kelemahan besar di lini pertahanan. Mereka kerap kesulitan menghadapi tim-tim yang mengandalkan serangan cepat. Dampaknya, cukup banyak gol yang berasal dari situasi demikian.
Salah satu yang paling pas untuk membuktikan soal ini adalah saat mereka berhadapan dengan Persebaya Surabaya di Stadion Gelora Bung Tomo pada Oktober tahun lalu. Pada pertandingan itu, Madura United takluk dengan skor 0-4 di mana dua gol terakhir dari empat gol tersebut berasal dari situasi serangan balik cepat.
ADVERTISEMENT
Pesepak bola Persebaya Surabaya Irfan Jaya (kiri) mencoba melewati hadangan pesepak bola Madura United Andik Vermansah (kanan) saat pertandingan semifinal Piala Presiden 2019 leg pertama di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya, Jawa Timur, Rabu (3/4). Foto: ANTARA FOTO/Moch Asim
Hal semacam ini jelas menjadi catatan yang tak menyenangkan bagi 'Sape Kerrab'. Terlebih, tak hanya sekali-dua mereka mesti menderita karena situasi serupa. Pada laga-laga seperti saat menghadapi Arema FC, Borneo FC, dan beberapa tim lain, hal demikian juga terjadi.
Maka, jelang Liga 1 2019 dimulai, lini pertahanan menjadi salah satu aspek yang paling diperhatikan manajemen tim.
Mereka mendatangkan sejumlah pemain dengan kualitas mumpuni untuk memperkuat lini tersebut. Beberapa di antaranya adalah Jaimerson Xavier (Persija Jakarta), Marckho Sandy (Sriwijaya FC), serta Zulfiandi (Sriwijaya FC) yang musim lalu memang mencuri perhatian bersama tim masing-masing.
Sosok Jaimerson akan menjadi pengganti pas bagi Fachrudin Aryanto yang musim ini tengah mengalami cedera. Sementara itu, Marckho menjadi tumpuan di sisi kanan pertahanan, menggantikan peran Alfath Fathier yang aspek bertahannya tak begitu menonjol. Adapun Zulfiandi, pemain Timnas ini diplot di posisi gelandang bertahan sekaligus penyeimbang permainan.
ADVERTISEMENT
Keberadaan para pemain tersebut pada akhirnya terbukti berhasil membuat pertahanan Madura United jauh lebih kokoh ketimbang dua musim terakhir. Sejauh ini, mereka baru bobol sekali. Itu pun dalam situasi bola mati, yakni saat berhadapan dengan Persela Lamongan pada pertandingan pertama.
Selebrasi Zulfiandi seusai menyarangkan bola ke gawang Thailand. Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Kokohnya lini pertahanan Madura United ini sendiri juga ditopang oleh perubahan gaya bermain yang dibawa Dejan Antonic, pelatih baru mereka. Bahkan, rasanya sosok inilah yang memegang peranan paling penting.
Di bawah Dejan, Madura United yang musim lalu acapkali turun dengan skema 4-3-3 lewat pendekatan menyerang yang agresif, kini selalu bermain dengan 4-2-3-1. Lewat skema itu, Dejan tampak meminta anak asuhnya untuk agak bermain lebih dalam saat bertahan, dengan Zulfiandi yang menjadi salah satu kunci.
ADVERTISEMENT
Mantan pemain Sriwijaya FC ini ditempatkan sebagai satu dari dua jangkar --jangkar lain adalah Asep Berlian. Di posisi tersebut, sangat jarang ia bergerak menjauh dari area permainan timnya sendiri.
Selain untuk menjaga kedalaman serta sekadar membuka ruang agar aliran bola tetap terjaga, hal ini memungkinkan dirinya untuk dapat mengatur tempo dan membantu build up dari belakang dengan lebih leluasa.
Sementara itu, khusus saat bertahan, Zulfiandi bertugas meng-cover posisi yang ditinggalkan satu dari dua bek sayap Madura United, terutama bek sayap kanan yang memang sering ditinggal pergi Marckho Sandy.
Pada momen bertahan lain, Zulfiandi juga beberapa kali berada di antara dua bek tengah --sejauh ini selalu diisi Jaimerson dan Fandry Imbiri. Baik itu sebagai bek tambahan, atau pun sekadar untuk membuka ruang.
ADVERTISEMENT
Cara Madura United dalam Menyerang
Perubahan yang dibawa Dejan Antonic ke Madura United tak hanya pada sektor pertahanan, tetapi juga lini penyerangan. Lebih tepatnya, cara mereka dalam menyerang.
Jika dua musim terakhir Madura United bersama Gomes De Oliveira selalu berusaha untuk mengedepankan penguasaan bola, musim ini, gaya tersebut agak berubah. Kecepatan yang dimiliki para pemain depan mereka, seperti Greg Nwokolo, Andik Vermansyah, serta Alberto Goncalves dan Aleksandar Rakic, membuat Antonic lebih mengedepankan permainan yang agak direct.
Dalam suatu pertandingan, para pemain Madura United yang berada di kedalaman cenderung membiarkan lawan-lawannya menguasai bola. Tatkala sang lawan mulai memasuki area permainan mereka, barulah pressing ketat dilancarkan.
Pressing ketat inilah yang beberapa kali membuat lawan kebingungan dan terpecah konsentrasinya, terlebih hal tersebut terkadang dilancarkan secara tiba-tiba. Pada situasi tertentu, hal semacam ini dapat membuat lawan tak nyaman sehingga memilih untuk tak berlama-lama menguasai bola, misalnya dengan langsung melepaskan operan atau bahkan membuang bola sejauh mungkin.
ADVERTISEMENT
Hal tersebut kemudian membuat para pemain Madura bisa dengan cepat mendapatkan penguasaan bola. Dan, saat itu terjadi, dengan cepat mereka melancarkan serangan.
Pemain Madura United dan manager Haruna Soemitro (kiri) menyapa suporter usai menang atas Persela dalam laga 8 besar Piala Presiden 2019. Foto: ANTARA FOTO/Syaiful Arif
Serangan-serangan ini sendiri terkadang dilakukan dengan umpan-umpan pendek yang super cepat, seperti saat mereka mencetak gol ketiga ke gawang Borneo FC. Namun, operan-operan panjang tampak lebih menonjol. Laga melawan Barito Putera pada Jumat (24/5/2019) lalu adalah salah satu contohnya.
Pada pertandingan tersebut, Madura United lebih sering ditekan. Namun, ketika lawan kehilangan penguasaan bola, mereka akan langsung menyerang balik dengan mengalirkan bola yang seringnya ke kedua sisi sayap. Skema ini tergambar jelas lewat gol yang dicetak Andik Vermansyah pada menit ke-58.
Saat itu, seorang pemain Barito kehilangan bola di sisi kanan pertahanan Madura United. Bola kemudian beralih ke penguasaan Zulfiandi yang tak lama langsung melepaskan umpan panjang ke sisi kiri penyerangan.
ADVERTISEMENT
Di sana, Andik menyambutnya. Ia menggiring bola beberapa langkah, melewati seorang pemain Barito, lalu melakukan sepakan kaki kiri yang tak mampu dihalau Muhammad Riyandi, penjaga gawang Barito Putera.
Belum Bermain dengan Skuat Terbaik
Kendati capaian Madura United sejauh ini terbilang sangat mengesankan, percaya atau tidak, mereka belum sekalipun bermain dengan skuat lengkap.
Alasannya, beberapa pemain yang seharusnya menjadi penghuni starting line up belum bisa diturunkan. Fachrudin Aryanto masih berkutat dengan cedera. Begitu pula dengan sang playmaker andalan, Zah Rahan Krangar.
Nah, saat mereka telah kembali nanti, kau bayangkan saja apa yang akan terjadi.