Piala Dunia 2010: 'False 10' yang Bikin Sneijder Menggila

30 Mei 2018 19:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sneijder di Piala Dunia 2010. (Foto: JAVIER SORIANO / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Sneijder di Piala Dunia 2010. (Foto: JAVIER SORIANO / AFP)
ADVERTISEMENT
Evolusi taktik adalah sebuah keniscayaan di dunia sepak bola. Salah satu taktik yang pernah digunakan adalah false 10, dan salah satu pemain yang benar-benar fasih memainkannya adalah Wesley Sneijder.
ADVERTISEMENT
Mengingat sosok Sneijder, ingatan para pecinta sepak bola dunia kebanyakan akan terlempar kepada musim gemilangnya pada musim 2009/2010 silam. Membela Inter Milan di bawah asuhan Jose Mourinho, Sneijder menjadi bagian penting dari skuat Nerrazzuri yang meraih treble.
Pada musim 2009/2010 tersebut, Inter tampil begitu ciamik. Di bawah asuhan Jose Mourinho, yang memasuki musim keduanya bersama Inter ketika itu, mereka menjadi tim yang kuat dan apik dari segi taktik. Meski ditinggal Zlatan Ibrahimovic yang hengkang ke Barcelona, kekuatan Inter tidak menurun sama sekali.
Terjaganya kekuatan Inter ini karena pada bursa transfer musim panas, Mou melakukan kebijakan transfer yang apik. Selain merekrut Diego Milito, Lucio, serta kedatangan Samuel Eto'o dari Barcelona, ada satu nama yang membuat permainan Inter menjadi lebih sempurna, baik secara skema maupun taktikal. Dia adalah Wesley Sneijder.
ADVERTISEMENT
Padahal, saat pertama dia datang, keraguan sempat menyeruak setelah Sneijder mengalami perjalanan yang kurang apik bersama Real Madrid. Lalu, apa yang pada akhirnya membuat Sneijder berkembang sedemikian rupa? Salah satunya adalah peran false 10 yang dia jalani. Peran yang membuat kemampuan Sneijder termaksimalkan, tak hanya di Inter, tapi juga Timnas Belanda.
Apa Itu False 10?
Pada sekitar 2010 sampai 2011-an, ada sebuah tren taktik yang mulai muncul ke permukaan. Selain kemunculan beberapa tren taktik seperti pressing agresif ala Marcelo Bielsa yang mulai terlihat di Barcelona, serta peran false 9 yang diperankan secara apik oleh Lionel Messi, ada satu peran juga yang muncul. Dia adalah false 10.
False 10, merunut dari The Guardian dan Onefootball, berbeda jauh dengan peran false 9. False 10 adalah peran yang identik dengan peran trequartista. Pemain yang diserahi peran tersebut memiliki daerah operasi di area sepertiga akhir lapangan lawan, menjadi penghubung antara lini tengah dan lini depan, memudahkan penyerang buat mendapatkan ruang di lini depan.
ADVERTISEMENT
Namun, false 10 beda dengan trequartista. Pemain yang menjalankan peran false 10 diberikan kebebasan yang lebih untuk beroperasi di lapangan. Beda dengan false 9, daerah operasi pemain yang dibebani peran false 10 terbatas di area sepertiga akhir pertahanan lawan, mulai dari tengah, sisi kiri, dan sisi kanan. Kadang, pemain dengan peran false 10 ini mundur sampai ke dalam lini tengah.
Sneijder berduel.dengan pemain Spanyol. (Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Sneijder berduel.dengan pemain Spanyol. (Foto: PIERRE-PHILIPPE MARCOU / AFP)
Kebebasan gerak di area tengah dan sepertiga akhir inilah yang membuat false 10 begitu berbahaya. Apalagi jika ditopang dengan lini tengah yang stabil, dia bisa menjadi ancaman buat lini pertahanan lawan. Peran ini juga yang membuat Sneijder begitu hidup di Inter Milan dan Timnas Belanda saat itu.
False 10 dan Pengaruhnya Terhadap Wesley Sneijder
ADVERTISEMENT
Mourinho, ketika di Inter, memang menekankan pertahanan sebagai dasar permainan timnya. Namun, dia juga tak lupa dengan sisi penyerangan, dan dia mesti berterima kasih kepada tiga pemain atas hidupnya lini serang Inter Milan. Milito sebagai penyerang inti, Eto'o sebagai pembuka ruang di depan, dan Sneijder sebagai distributor ulung dari area sepertiga akhir lapangan.
Peran false 10 yang diemban oleh Sneijder saat itu memberikannya kebebasan untuk beroperasi di area sepertiga akhir Inter. Hal ini membuatnya menjadi sosok penting, dengan torehan 8 gol dan 15 assist dari 41 penampilan yang dia torehkan bersama Inter di semua kompetisi.
Apiknya penampilan Sneijder di Inter ini terbawa ketika dia membela Tim Nasional (Timnas) Belanda. Hal ini dia tunjukkan selama membela Belanda dalam ajang Piala Dunia 2010.
ADVERTISEMENT
Diberikan kebebasan beroperasi di area tengah dan sepertiga akhir lawan, tak jarang Sneijder berlarian ke sana ke mari, meminta bola dari tengah untuk dialirkan ke depan. Menariknya, sama seperti Mou di Inter, pelatih Timnas Belanda kala itu, Bert van Marwijk, juga adalah sosok yang berlandaskan pada kekuatan pertahanan. Sneijder, Arjen Robben, dan Robin van Persie, menjadi pusat serangan.
Dengan kemiripan ini, tak heran kemampuan Sneijder begitu muncul di Piala Dunia 2010. Total, di ajang ini dia menorehkan lima gol, sama seperti David Villa, Thomas Mueller, dan Diego Forlan. Tidak hanya piawai menciptakan peluang, dia juga piawai mencetak gol lewat tembakan jarak jauh.
Memang pada akhirnya Belanda tidak juara setelah dikalahkan oleh Spamyol di final. Namun bagi Sneijder, ajang ini mungkin akan jadi ajang yang dia kenang selalu. Berkat peran false 10, dia bisa mengeluarkan semua potensi yang ada pada dirinya, termasuk ketika Belanda mengalahkan Brasil di babak perempat final.
ADVERTISEMENT
***
Seiring dengan berjalannya waktu, usia menggeregoti kemampuan Sneijder. Umpan-umpan akuratmya tidak terlihat. Kemampuannya mengejar bola juga berkurang karena stamina yang turun. Pada akhirnya, dia sulit kembali kepada performa gemilang yang pernah dia tunjukkan pada Piala Dunia 2010 silam.
Namun, setidaknya pernah ada masa bahwa peran false 10 dijalankan dengan begitu fasih. Selayak Messi yang dianggap sebagai model false 9 paling fasih, Sneijder juga adalah pemain model false 10 yang sangat ciamik. Permainannya di Inter pada musim 2009/2010 serta di Piala Dunia 2010 bersama Timnas Belanda adalah bukti nyata.