Pleidoi dan Apologi dari Laga Prancis vs Denmark yang Membosankan

27 Juni 2018 14:00 WIB
comment
2
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Eriksen pada pertandingan menghadapi Prancis. (Foto: Reuters/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Eriksen pada pertandingan menghadapi Prancis. (Foto: Reuters/Carl Recine)
ADVERTISEMENT
Ketika bertemu pada laga matchday ketiga Grup C, Selasa (26/6/2018) malam WIB, Prancis dan Denmark menghasilkan pertandingan pertama yang berakhir tanpa gol di Piala Dunia 2018. Hasilnya, penonton yang sudah memadati Stadion Luzhniki di Moskow pun kecewa dan mencemooh para pemain yang bertanding.
ADVERTISEMENT
Pada pertandingan tersebut, hasil imbang memang bakal menguntungkan Prancis dan Denmark. Sebelum laga dimulai, kedua tim sudah berada di posisi satu dan dua. Dengan tambahan masing-masing satu angka, mereka dipastikan bakal lolos ke babak 16 besar.
Pada akhirnya, hasil imbang itulah yang diincar. Pelatih Denmark, Age Hareide, secara terang-terangan mengakui hal tersebut.
"Kami menghadapi salah satu tim dengan kemampuan serangan balik terbaik di dunia, jadi sangatlah bodoh apabila kami memberi mereka banyak ruang. Kami bertahan di kedalaman dan kami berusaha keras untuk meraih hasil yang diinginkan. Kami puas dengan hasil 0-0 itu," ujar Hareide seperti dilansir stuff.co.nz.
Hal serupa disampaikan oleh pemain bintang Denmark, Christian Eriksen. Sosok yang memperkuat Tottenham Hotspur di level klub itu mengamini pernyataan pelatihnya.
ADVERTISEMENT
"Ya, kami mendapatkan apa yang kami inginkan. Mungkin, untuk para fans itu sedikit mengecewakan. Namun, aku akan memastikan bahwa jika mereka datang ke pertandingan selanjutnya, mereka akan menyaksikan penampilan yang lebih menyenangkan," tutur Eriksen.
Pada pertandingan tersebut, Denmark memang tampil defensif. WhoScored mencatat bahwa mereka hanya mencatatkan penguasaan bola sebesar 32% dan melepaskan 5 tembakan dengan 2 di antaranya mengarah ke gawang.
Nah, hal berbeda ditunjukkan oleh Prancis. Sebenarnya, anak-anak asuh Didier Deschamps itu mampu tampil lebih dominan dengan penguasaan bola mencapai 68%. Namun, dari sana, mereka hanya mampu menghasilkan 11 tembakan dengan 3 di antaranya tepat sasaran.
Griezmann di laga vs Denmark. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
zoom-in-whitePerbesar
Griezmann di laga vs Denmark. (Foto: Reuters/Maxim Shemetov)
Buruknya kualitas serangan Prancis itu membuat pemain bintang Les Bleus, Antoine Griezmann, dihujani pertanyaan dari pewarta di mixed zone. Para pewarta itu bertanya apakah cara bermain Prancis membuat dirinya frustrasi. Secara mengejutkan, pemain 27 tahun itu, seperti dikutip dari ESPNFC, menjawab, "Frustrasi? Tidak, kok. Aku sudah terbiasa bermain seperti itu."
ADVERTISEMENT
"Di level klub, kami sering bermain seperti itu. Memang benar bahwa cara demikian tidak sedap dipandang mata. Aku minta maaf kepada orang-orang yang mengharapkan banyak gol dan gerakan-gerakan indah. Kami memang tidak berniat menampilkan hal-hal itu," lanjut Griezmann.
"Kami sekarang sudah lolos sebagai juara grup. Hal itu bisa jadi sudah cukup bagus, bisa juga tidak. Kenyataannya adalah, siapa pun lawannya, Anda harus mengalahkan mereka untuk terus melaju. Kami percaya akan kemampuan diri kami. Kami tahu bahwa masih banyak hal yang kudu dibenahi, tetapi kami juga percaya diri," pungkas penyerang Atletico Madrid tersebut.
Griezmann sendiri, pada pertandingan itu, tidak bermain penuh. Dia ditarik keluar pada menit ke-69 untuk digantikan oleh Nabil Fekir. Selama berada di lapangan, Griezmann mencatatkan 2 tembakan, 2 dribel, serta akurasi umpan 71%.
ADVERTISEMENT