Prancis Introspeksi Diri Jelang Final Piala Dunia

13 Juli 2018 17:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pogba bersinar di laga melawan Australia. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
zoom-in-whitePerbesar
Pogba bersinar di laga melawan Australia. (Foto: REUTERS/Toru Hanai)
ADVERTISEMENT
Final kedua dalam dua tahun terakhir bakal dijalani Timnas Prancis. Gelandang mereka, Paul Pogba, pun berharap agar hasilnya bisa berbeda dan berpihak kepada Les Bleus.
ADVERTISEMENT
Kesempatan pertama didapatkan Prancis pada Piala Eropa 2016, turnamen yang digelar di negara sendiri. Saat itu, Hugo Lloris dan kolega bersua menelan kekalahan 0-1 dari Portugal. Menurut Paul Pogba, kegagalan Prancis tak lepas dari sikap para pemain menjelang final. Pasukan Didier Deschamps dianggap merasa sudah menang sebelum bertanding.
Maklum saja, langkah mereka tergolong lebih meyakinkan dengan mengalahkan Jerman, sang juara Piala Dunia 2014, di semifinal. Sementara, Portugal cuma mengalahkan Wales dan itulah kemenangan pertama Selecao das Aquinas dalam kurun 90 menit di Piala Eropa 2016.
"Saya tidak akan berbohong. Sebelum final Piala Eropa, kami berpikir tugas sudah selesai. Seolah-olah kami sudah menjadi juara setelah mengalahkan Jerman," tutur Pogba seperti dilansir oleh Telegraph.
ADVERTISEMENT
Para pemain Prancis menuruni podium setelah final Piala Eropa 2016. (Foto: Franck Fife/AFP)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Prancis menuruni podium setelah final Piala Eropa 2016. (Foto: Franck Fife/AFP)
Situasinya tidak jauh berbeda dengan final Piala Dunia 2018 yang mempertemukan Prancis dan Kroasia di Luzhniki Stadium, Minggu (15/7/2018) malam WIB. Prancis pantas diunggulkan karena lebih mewah secara materi. Pun demikian menyoal tradisi karena inilah kesempatan pertama Kroasia tampil di final Piala Dunia.
Namun, Prancis tentu tak mau jika hasilnya sama dengan Piala Eropa 2016. Pogba lantas mendorong rekan-rekan setimnya untuk mengusung sikap berbeda menjelang partai puncak nanti.
"Kesalahan serupa tidak boleh diulangi. Maka itu, kami melakukan persiapan dengan pendekatan berbeda. Kami benar-benar ingin memenangi pertandingan final," ucap Pogba.
"Semoga kami tidak kalah dalam final kali ini demi menjalani liburan yang indah. Sebab, periode libur setelah Piala Eropa terasa sungguh buruk. Rasa sakit karena kalah di pertandingan final masih tersisa sampai sekarang," ujarnya menambahkan.
ADVERTISEMENT
Michel Platini menyelamati Didier Deschamps. (Foto: AFP/Gabriel Bouys)
zoom-in-whitePerbesar
Michel Platini menyelamati Didier Deschamps. (Foto: AFP/Gabriel Bouys)
Agar liburan buruk tak terulang, Pogba coba melupakan fakta-fakta sejarah yang membuat timnya jemawa. Salah satunya kesuksesan Les Bleus menjuarai Piala Dunia 1998. Dalam perjalanan di turnamen ini, Prancis juga sempat mengalahkan Kroasia di semifinal.
Bagi Pogba, kesuksesan Zinedine Zidane dan kawan-kawan ketika itu adalah lembaran masa lalu yang sempat membahagiakan publik Prancis. Dan, kini adalah saatnya pasukan Didier Deschamps menuliskan sejarahnya sendiri.
"Memang ada bintang (menandakan jumlah gelar juara Piala Dunia) di seragam, tetapi bukan kami yang memenanginya. Kami ingin memasuki lapangan dan merebut bintang sendiri. Tidak mudah karena ini final Piala Dunia. Dua tim, satu piala," pungkas Pogba.