Pratinjau: Antisipasi-antisipasi Persija untuk Mengubur Home United

7 Mei 2018 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampines Rovers vs Persija Jakarta di AFC Cup (Foto: Dok. Media Persija)
zoom-in-whitePerbesar
Tampines Rovers vs Persija Jakarta di AFC Cup (Foto: Dok. Media Persija)
ADVERTISEMENT
Di atas kertas, Persija Jakarta punya banyak modal untuk memenangi leg pertama semifinal zona Asia Tenggara AFC Cup melawan Home United di Stadion Jalan Besar, Singapura, Selasa (8/5/2018).
ADVERTISEMENT
Modal pertama Persija adalah kemenangan atas Tampines Rovers pada partai pamungkas grup H. Tiga poin tersebut memperpanjang catatan tidak terkalahkan Persija dalam lima pertandingan terakhir di kompetisi level kedua Asia itu.
Hal selanjutnya yang membuat Persija berada di tempat yang diunggulkan adalah jadwal padat yang mesti dilewati oleh Home United. Tiga hari sebelum pertandingan menghadapi Persija atau tepatnya pada Sabtu (5/5), mereka harus menjamu Warriors dalam ajang S-League.
Kendati begitu, ada hal-hal yang mesti diwaspadai skuat asuhan Stefano Cugurra agar mereka bisa mengalahkan Home United dan mencuri gol tandang. Apa sajakah hal-hal itu? Berikut ini selengkapnya.
Teror Home United dari Bola Mati
Ada satu hal yang harus disoroti oleh Teco--demikian Cuggura disapa--sebagai kekurangan yang dimiliki pemain belakangnya. Adalah antisipasi bola mati. Dari lima gol yang bersarang ke gawang Persija dalam ajang Go-Jek Liga 1, 3 di antaranya berasal dari situasi bola mati.
ADVERTISEMENT
Keberadaan bek jangkung mereka, Jaimerson Xavier, tidak bisa menjadi jaminan bahwa mereka bisa menghalau bola-bola atas yang dikirim lawannya ke dalam kotak penalti. Jika kekurangan tersebut tidak mendapatkan perhatian khusus, bukan tidak mungkin rencana mereka mencuri kemenangan di kandang lawan akan sirna.
Pasalnya, Home United merupakan tim yang piawai memanfaatkan skema bola mati. 7 dari 15 gol yang dicetak Home United di babak penyisihan grup berasal dari situasi bola mati. Izzdin Shafiq yang kerap jadi eksekutor punya akurasi tembakan dan umpan dengan sama baiknya. Hal tersebut membuat opsi mereka dalam mengakhiri serangan via bola mati lebih bervariatif.
Kesuksesan Home United meneror lawannya lewat skema bola mati disebabkan juga oleh kecakapan pemain-pemain Home United dalam mencari ruang di dalam kotak penalti. Klub asal Filipina, Ceres Negros, pernah merasakan bagaimana skema bola mati Home United begitu mematikan.
ADVERTISEMENT
Pertahanan Rapat dan Serangan Balik Home United
Ketika tidak menguasai bola, Home United berupaya bertahan di kedalaman. Mereka berusaha menutup setiap lubang di teritorial pertahanan sendiri. Home United juga menumpuk pemain di dalam kotak penalti sebagai upaya meminimalkan ruang yang bisa dimanfaatkan lawan-lawannya.
Selain itu, pelatih Home United, Aidil Sharin menginstruksikan kepada dua gelandang untuk berdiri di depan kotak penalti, yang kemungkinan, ditugaskan untuk menutup ruang bagi sepakan jarak jauh dan menginisiasi serangan balik.
Home United dominan mengarahkan serangan ke tepi lapangan ketika sudah memasuki area pertahanan lawan. Hal tersebut tidak lepas dari keberadaan pemain sayap yang punya kecepatan dan dribble yang ciamik. Cara menyerang seperti itu selalu diakhiri dengan umpan silang atas atau mendatar ke dalam kotak penalti.
ADVERTISEMENT
Jika cara tersebut gagal, pemain sayap Home United melakukan cut inside dan mengirim umpan tarik kepada pemain yang berada di lini kedua. Cara yang kedua ini selalu berbuah manis. Tidak heran apabila predikat pencetak gol terbanyak Home United dipegang oleh gelandang serang mereka, Song Ui-Young, yang sudah mengoleksi 5 gol selama fase grup AFC Cup.
Dari sekian cara serangan balik Home United, Persija bisa mematikannya dengan beberapa hal. Selain transisi menyerang ke bertahan yang baik, Persija harus melakukan penjagaan ketat kepada pemain sayap Home United. Khususnya, Faritz Hameed, yang selalu jadi pilihan utama mengisi pos sisi kanan.
Senjata Mematikan Persija Bernama Marko Simic
Jika merujuk pada cara bertahan Home United yang kerap bermain di kedalaman, Marko Simic dapat jadi senjata Persija untuk memenangi pertandingan.
ADVERTISEMENT
Pemain asal Kroasia itu punya daya jelajah yang tinggi. Dia tidak ragu untuk turun ke area tengah lapangan menjemput bola dan melakukan kombinasi. Selain itu, dengan bergerak ke daerah permainan sendiri, Simic bisa menarik garis pertahanan lawan dan menciptakan celah-celah yang dapat dimanfaatkan oleh pemain sayap mereka.
Atribut yang dimiliki Simic untuk mengubur Home United tidak hanya terletak pada daya jelajahnya yang tinggi. Pemain berusia 30 tahun itu punya atribut lainnya, seperti kecepatan, olah bola yang baik, dan tembakan keras nan akurat, baik dari open play maupun via bola mati.
Satu lagi yang mesti kita sepakati dari seorang Simic adalah efektivitasnya dalam bermain. Satu dua sentuhannya di dalam kotak penalti lawan bisa jadi petaka. Juara AFC Cup 2015, Johor Darul Takzim, pernah merasakannya. Lima sentuhan Simic di dalam kotak 16 dikonversikannya menjadi 4 gol. Sebuah catatan luar biasa, tentunya.
ADVERTISEMENT