Pratinjau Inggris vs Belgia: Ujian Sebelum Laga yang Lebih Berat

28 Juni 2018 13:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Para pemain Inggris merayakan gol. (Foto: REUTERS/Matthew Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Para pemain Inggris merayakan gol. (Foto: REUTERS/Matthew Childs)
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Timnas Belgia dan Timnas Inggris sudah memastikan diri lolos ke babak 16 besar. Sekarang, keduanya mesti bertemu untuk dua tujuan yang sama: menjadi juara grup sekaligus lolos dari sebuah ujian.
ADVERTISEMENT
Belgia dan Inggris akan saling bertemu dalam partai pamungkas Grup G Piala Dunia 2018 yang dihelat di Stadion Kaliningrad, Jumat (29/6/2018) dini hari WIB. Dengan sudah pastinya kedua tim masuk ke babak 16 besar, sebenarnya laga ini tidaklah terlalu penting-penting amat.
Namun, menilik hasil yang diraih kedua tim di laga sebelumnya, laga ini menjadi laga yang menarik untuk disaksikan. Di pertandingan pertama dan kedua, Inggris menang masing-masing dengan skor 2-1 atas Tunisia dan 6-1 atas Panama. Sedangkan Belgia, mereka menang masing-masing dengan skor 3-0 atas Panama dan 5-2 atas Tunisia.
Skor-skor besar tersebut menjanjikan pertemuan kedua tim nanti akan berlangsung seru dan seimbang. Namun, lebih jauh, laga ini sebenarnya lebih dari sekadar laga perebutan juara Grup G semata. Ada ujian yang tersemat di dalamnya.
ADVERTISEMENT
Belgia yang Atraktif dan Menakutkan
Dalam dua laga Piala Dunia 2018 yang sudah mereka jalani, Belgia mampu tampil atraktif sekaligus menakutkan. Selain karena materi pemainnya yang tidak jauh berbeda dari ajang Piala Dunia 2014 silam, formasi yang diterapkan oleh Roberto Martinez, pelatih Belgia, juga terbilang apik sekaligus penuh risiko.
Saat ini, Martinez menerapkan formasi dasar 3-4-2-1 untuk mengakomodir kemampuan para pemainnya. Skema ini, pada awalnya, mengundang kritik karena dianggap tidak memaksimalkan kemampuan para pemain Belgia. Bagaimana mungkin seorang Yannick Carrasco ditempatkan sebagai seorang wing-back?
Tapi, pada akhirnya, keraguan dari para pengamat ini dijawab Martinez lewat hasil nyata. Belgia dua kali menang di laga fase grup, sekaligus memastikan diri lolos ke babak 16 besar. Permainan Belgia pun terhitung atraktif sekaligus klinis.
ADVERTISEMENT
Selebrasi gol keempat Belgia. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi gol keempat Belgia. (Foto: REUTERS/Carl Recine)
Bergelimang pemain bertalenta, Martinez, sejauh ini, sudah memberikan peran yang tepat bagi para pemainnya. Kevin De Bruyne yang biasa berperan sebagai gelandang serang di City, sukses disulap sebagai gelandang poros yang menyokong penyerangan dengan umpan-umpan matang sekaligus acap muncul dari lini kedua.
Sementara itu, sosok Dries Mertens dan Eden Hazard yang biasa jadi inside forward, sukses dia berikan peran yang pas sebagai pendobrak lini pertahanan lawan lewat kemampuan dribel apik mereka. Yang paling apik adalah berjalannya peran Carrasco (plus Thomas Meunier) selaku wing-back. Kehadiran keduanya memberikan daya ledak di sayap.
Berkat strategi apik Martinez sejauh ini, Belgia sukses menorehkan 8 gol dan hanya kebobolan 2 gol dari 2 laga Piala Dunia yang sudah mereka jalani.
ADVERTISEMENT
Inggris yang Agresif dan Lebih Dewasa
Inggris, ketika tampil di ajang multinasional, kerap dicap sebagai tim yang serampangan dan bermental lemah. Di bawah asuhan Southgate, Inggris mengubah stigma tersebut. Pada ajang Piala Dunia 2018, mereka mampu tampil lebih dewasa.
Serupa dengan Belgia, Inggris juga menggunakan skema tiga bek. Yang bikin beda adalah, Inggris menggunakan skema 3-1-4-2. Mereka memasang dua penyerang, sekaligus menempatkan satu gelandang poros untuk melindungi tiga bek di belakang. Sekilas, hal ini tampak membuat pertahanan Inggris rapuh, karena hanya sosok Jordan Henderson saja yang melindungi bek.
Tapi, dari segi penyerangan, Inggris justru menggila. Selain 8 gol yang sudah dicetak dan kebobolan 2 gol yang ditorehkan (sama seperti Belgia), mereka juga sukses melepas 29 tembakan (15 tembakan tepat sasaran) selama dua laga ini. Hal ini menunjukkan agresivitas dari skuat Inggris itu sendiri.
ADVERTISEMENT
Pemain Inggris, John Stones merayakan gol. (Foto: REUTERS / Ivan Alvarado)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Inggris, John Stones merayakan gol. (Foto: REUTERS / Ivan Alvarado)
Kehadiran dua gelandang serang, serta wing-back yang lebih memiliki nafas menyerang, membuat serangan Inggris, terutama di area sepertiga akhir lawan, tak pernah mati. Adanya sosok gelandang serang yang menjaga aliran bola, serta dua sayap yang siap menyajikan permainan melebar, membuat Inggris leluasa mencecar pertahanan lawan.
Berbekal para pemain asuhan Pep Guardiola di skuat Inggris sekarang (John Stones, Kyle Walker, dan Raheem Sterling), Inggris mampu tampil sedikit lebih dewasa dan taktikal. Kehadiran para pemain muda juga membuat nafas permainan Inggris menjadi lebih hidup.
Prediksi
Melihat penampilan kedua tim yang apik, atraktif, sekaligus menakutkan, laga ini bisa saja menjadi laga yang banjir gol. Kehadiran para penyerang maut di kedua tim, seperti Harry Kane di Inggris, akan membuat kehadiran gol menjadi sesuatu yang niscaya. Meski Romelu Lukaku diberitakan tak akan main, ada sosok Michy Batshuayi yang juga tak kalah tajam.
ADVERTISEMENT
Namun, bisa saja laga antara Belgia melawan Inggris ini akan menjadi laga anti-klimaks. Di balik atraktifnya kedua tim sejauh ini, bisa saja di laga nanti keduanya, atau mungkin salah satu di antara Inggris dan Belgia, akan bermain lebih hati-hati. Ini tak lepas dari target juara grup yang menanti di depan mereka.
Maka, bisa dianggap bahwa kecerdasan taktikal pemain atau pelatih akan menentukan hasil dari laga nanti. Siapa yang lebih cerdas dan mampu memanfaatkan peluang sekecil apapun, dia yang akan menjadi pemenang di akhir laga. Jika menang dalam laga ini, setidaknya Belgia maupun Inggris lulus ujian awal untuk mentas di pertandingan fase gugur yang levelnya lebih tinggi.