Pratinjau: Kolektivitas Arsenal vs Kejutan Individual City

12 Agustus 2018 10:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pemain Arsenal dan City berebut bola (Foto: Reuters / Peter Cziborra)
zoom-in-whitePerbesar
Pemain Arsenal dan City berebut bola (Foto: Reuters / Peter Cziborra)
ADVERTISEMENT
Ambisi Manchester City untuk mempertahankan gelar Premier League menemui jalan terjal. Pasalnya, mereka akan berhadapan dengan lawan berat, Arsenal, pada laga pekan pertama di Emirates Stadium, Minggu (12/8/2018) pukul 22:00 WIB.
ADVERTISEMENT
Di atas kertas, City punya peluang yang amat besar untuk menutup laga ini dengan kemenangan. Melihat tiga pertemuan terakhir di semua ajang, anak asuh Pep Guardiola tersebut berhasil menyapu bersih kemenangan.
Meski demikian, City tak bisa jemawa. Arsenal boleh kalah secara riwayat pertemuan, tapi mereka amat istimewa dalam tiga laga terakhir di uji tanding pramusim dengan meraih tiga kemenangan atas kesebelasan-kesebelasan besar.
Melihat itu, bagaimana pertandingan ini bakal berjalan? Apakah pertemuan ini akan kembali jadi milik City? Atau justru Arsenal yang bakal menghentikan catatan buruk mereka?
Kejutan yang Bakal Menghiasi Starter Arsenal dan City
Kedatangan Unai Emery sebagai pelatih anyar diyakini bakal membawa perubahan untuk Arsenal. Satu kejutan yang diharapkan dalam laga ini adalah penampilan beberapa penggawa anyar sebagai penyempurna beberapa masalah musim lalu.
ADVERTISEMENT
Emery diprediksi bakal tampil dengan pola 4-2-3-1. Dengan pola tersebut, ia diyakini bakal menurunkan trio Alexandre Lacazette, Mesut Oezil, dan Henrikh Mkhitaryan di belakang Pierre-Emerick Aubameyang.
Kejutan Arsenal mungkin terlihat dari susunan pemain di sektor belakang. Tak hanya Lucas Torreira yang kemungkinan bakal mengisi pos gelandang bertahan, tapi juga Ainsley Maitland-Niles yang berpeluang untuk tampil sebagai bek kiri.
Bukan hanya Arsenal, Manchester City juga kemungkinan bakal menampilkan beberapa kejutan di susunan starter. Sejauh ini, yang paling berpeluang untuk diturunkan sebagai starter adalah Bernardo Silva di posisi gelandang serang.
Selain Silva, Aymeric Laporte dan Riyad Mahrez juga berpeluang besar untuk dimainkan sejak menit pertama. Laporte berpeluang untuk mengisi posisi Vincent Kompany, sementara Mahrez rencananya bakal menggantikan Raheem Sterling.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, kehadiran tiga pemain tersebut tak akan mengubah pola dasar City. Pep Guardiola dipastikan bakal tetap menggunakan pakem 4-3-3 dengan menurunkan nama-nama seperti Sergio Aguero, Leroy Sane, Kevin De Bruyne, Kyle Walker, dan Ederson.
Arsenal dan Kolektivitas
Selebrasi para pemain Arsenal di laga vs Chelsea. (Foto: Reuters/Paul Childs)
zoom-in-whitePerbesar
Selebrasi para pemain Arsenal di laga vs Chelsea. (Foto: Reuters/Paul Childs)
Dalam tiga laga uji tanding terakhir, Unai Emery hampir selalu menggunakan 4-2-3-1 sebagai pola dasar. Sementara itu, sebagai pola 4-1-4-1 dan 4-3-3 menjadi variasi yang digunakan untuk bertahan dan menyerang.
Pada pola tersebut, tampak bahwa kekuatan serangan Arsenal terletak pada kolektivitas dan cairnya serangan. Sebagai bukti, dalam tiga uji tanding tersebut, tampak bagaimana tak ada satu pun pemain yang amat sangat dominan.
Pada praktiknya, pakem dan taktik ini dimulai saat Arsenal mendapatkan bola. Dari sana, empat pemain terdepan langsung bergerak mengisi ruang yang kosong. Pergerakan mereka kemudian ditutup oleh umpan-umpan pendek saat memasuki sepertiga akhir daerah lawan.
ADVERTISEMENT
Arsenal diuntungkan oleh pergerakan empat pemain tersebut. Meski baru bermain bersama selama setengah musim, mereka mampu saling mengisi lubang hingga membaca pergerakan satu sama lain.
Kolektivitas dan cairnya serangan Arsenal disempurnakan oleh dukungan pemain lain yang ditugaskan untuk melakukan overlap. Nah, jika strategi ini berjalan mulus, bukan tidak mungkin kokohnya lini belakang City bisa dengan mudah ditembus.
Individu dan 'Faktor X' Manchester City
Sergio Aguero merayakan golnya ke gawang Chelsea di ajang Community Shield.  (Foto:  Reuters/John Sibley)
zoom-in-whitePerbesar
Sergio Aguero merayakan golnya ke gawang Chelsea di ajang Community Shield. (Foto: Reuters/John Sibley)
Status juara Manchester City memang patut untuk dibanggakan. Namun, melihat penampilan mereka selama melakoni masa pramusim, status tersebut tampak sama sekali tidak terlihat. Penampilan City amat jauh dari kata sempurna.
Salah satu persoalan City sejauh ini adalah kerja sama tim yang belum terjalin sempurna. Dengan kedatangan Riyad Mahrez di sisi kanan, serangan The Citizens memang membuat serangan mereka lebih berbahaya, tapi ia juga tak langsung mampu memberikan hasil.
ADVERTISEMENT
Salah satu keunggulan City adalah bagaimana mereka punya individu-individu yang bisa mengubah keadaan. Satu di antaranya adalah Sergio Aguero, yang kemungkinan besar turun sebagai penyerang utama.
Tuah Aguero terlihat dari laga Community Shield 2018. Dua aksinya yang didukung oleh dua kesalahan pemain belakang Chelsea, ternyata mampu memecahkan kebuntuan dan membantu mereka meraih kemenangan.
Selain Aguero, Leroy Sane dan Bernardo Silva juga bisa melakukan hal serupa. Melepas dua pemain tersebut di sepertiga akhir pertahanan Arsenal sama saja dengan membiarkan City mengkreasikan serangan.