PSIS Belum Panas di Jendela Transfer

2 Januari 2019 18:28 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Skuat PSIS Semarang jelang laga kontra PSMS Medan. (Foto: Dok. PSIS)
zoom-in-whitePerbesar
Skuat PSIS Semarang jelang laga kontra PSMS Medan. (Foto: Dok. PSIS)
ADVERTISEMENT
PSIS terbilang klub yang masih adem ayem dalam jendela transfer Liga 1 2019. Langkah 'Laskar Mahesa Jenar' masih sebatas negosiasi. Belum ada nama-nama yang didatangkan klub yang bermarkas di Stadion Jati Diri itu.
ADVERTISEMENT
Kabar mencengangkan justru mereka mendepak dua penggawa asing yang terbilang apik pada Liga 1 2018, Petar Planic dan Bruno Silva. Kebersamaan PSIS dengan Silva berakhir dan kini sang bomber memutuskan hijrah ke salah satu tim yang berlaga di kompetisi level tertinggi Arab Saudi.
Manajer PSIS, Wahyu Winarto membenarkan hal tersebut. Liluk, sapaan akrabnya, mengatakan striker 27 tahun itu tinggal selangkah lagi bermain di Liga Arab. 'Mahesa Jenar' tentu berat ditinggal bomber yang sudah mengoleksi 16 gol di Liga 1 2018 itu. Manajemen PSIS awalnya berharap Silva bisa memperpanjang kontraknya. Namun, apa daya sang striker sudah memutuskan masa depannya.
“Bruno sudah berpamitan dan kemungkinan besar akan merumput di Arab Saudi. Bruno juga mengaku cukup betah di PSIS. Dia mengatakan kesempatan merumput bersama PSIS merupakan kesempatan terbaik selama kariernya di sepak bola. Hanya saja, kami cukup berat jika harus bersaing masalah nilai kontrak dengan tim-tim Timur Tengah. Tentu secara finansial mereka lebih kuat. Namun, penawaran kami sudah maksimal. Manajemen juga sudah kerja maksimal dalam proses negosiasi,” tutur Liluk di situs resmi klub.
ADVERTISEMENT
Kepergian Silva dan Planic tentu membuat manajemen PSIS pusing. Mereka kudu kembali berburu pemain asing demi bersaing di Liga 1 2019.
Striker PSIS Bruno Silva (kiri) (Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan)
zoom-in-whitePerbesar
Striker PSIS Bruno Silva (kiri) (Foto: ANTARA FOTO/Aji Styawan)
“Manajemen tidak tinggal diam. Kami terus mencari pemain asing yang secara kualitas tentu kami berharap bisa dapat yang lebih baik dari Bruno. Memang dari dulu PSIS bisa melahirkan pemain-pemain asing berkualitas yang bisa tampil bagus di Indonesia. Musim kemarin kami membuktikan bisa tampil impresif dengan pemain-pemain yang mayoritas baru tampil di Liga 1. Makanya musim depan kami juga cukup optimistis bisa mendapatkan pemain-pemain yang berkualitas,” kata Liluk.
Sembari mencari pengganti Silva dan Planic, PSIS mencoba membangun tim secara perlahan. Jajaran pelatih dipermanenkan untuk musim 2019.
Pelatih kepala, Jafri Sastra, dan pelatih fisik, Budi Kurnia, diperpanjang kontraknya. Kedua nama tersebut punya rapor bagus di mata manajemen PSIS. Jafri yang masuk pada putaran kedua musim 2018 mampu membawa PSIS bertahan di Liga 1. Bahkan klub kebanggaan warga Semarang itu menghuni peringkat ke-10 klasemen akhir.
ADVERTISEMENT
Kesuksesan itu membawa Jafri dan Budi ditawari masa bakti hingga 2021. "Manajemen memberikan target pada 2019 bisa masuk ke delapan besar dan 2020 bisa masuk ke tiga besar. Pada 2018, tangan dingin Jafri Sasta mampu membuat Laskar Mahesa Jenar melesat dari zona degradasi menuju peringkat ke-10 klasemen akhir Liga 1 2018,” kata CEO PSIS Semarang, Yoyok Sukawi, Rabu (2/1/2019).
Jafri kembali mendapat panggungnya di Liga 1. Sebelumnya, nama pelatih kelahiran Padang itu mulai menanjak ketika membawa Semen Padang tampil di delapan besar Liga Super Indonesia 2014.
Raihan itu membuat Mitra Kukar kepincut akan jasanya. Jafri pun berlabuh ke Tenggarong pada 2015. Ia berhasil membawa Naga Mekes menjuarai Piala Jenderal Sudirman 2015.
ADVERTISEMENT
Sejumlah suporter klub PSIS Semarang, Panser Biru melakukan gerakan koreografi dalam pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia antara PSIS melawan Persebaya Surabaya di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/7) (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah suporter klub PSIS Semarang, Panser Biru melakukan gerakan koreografi dalam pertandingan lanjutan Liga 1 Indonesia antara PSIS melawan Persebaya Surabaya di Stadion Moch. Soebroto, Magelang, Jawa Tengah, Minggu (22/7) (Foto: ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)
Karier kepelatihannya kemudian diteruskan di Persipura Jayapura. Hanya saja, ia tak mampu membawa Mutiara Hitam keluar dari keterpurukan. Pada tengah musim 2016, Jafri memutuskan mundur dari kursi pelatih.
Ia lalu kembali menukangi Mitra Kukar. Namun, lagi-lagi ia memutuskan mengundurkan diri pada pertengahan musim 2017. Naga Mekes menjadi klub terakhir Liga 1 yang ia tangani sebelum berlabuh ke PSIS.
Pelatih 53 tahun itu lebih memilih menakhodai tim-tim Liga 2, seperti Celebest FC, PSPS Riau, dan Persis Solo. Sayang, kariernya tak begitu cemerlang di Liga 2.
Bersama Celebest, ia gagal mempertahankan klub berjuluk Tanduk Anoa bertahan di Liga 2. Jafri kemudian mengumumkan kepindahannya ke klub Liga 2 lain, PSPS Riau. Hanya saja, ikatan kerja sama bersama PSPS berlangsung singkat. Jafri yang direkrut pada akhir 2017 harus berpisah dengan PSPS pada Februari 2018.
ADVERTISEMENT
Rimba Liga 2 memang sangat keras. Namun, Jafri memutuskan melanjutkan kariernya di level kedua liga Indonesia itu. Persis Solo menjadi tujuan selanjutnya pada musim 2018.
Jafri membawa Persis ke papan atas klasemen Grup Barat. Sayang, pencapaian itu tak membuatnya bertahan. Laskar Samber Nyawa memutuskan mendepak Jafri pada pertengahan musim dan mengganti dengan Agus Yuwono.
Pengalaman buruk Jafri di klub sebelumnya tak terulang di PSIS. Melesatkan Laskar Mahesa Jenar dari zona degradasi ke peringkat ke-10 klasemen cukup membuat manajemen PSIS puas. Kini, pelatih berdarah Minang itu tengah menyiapkan ancang-ancang untuk berburu amunisi anyar.