PT LIB Sebut Badan Independen sebagai Solusi Pembenahan Wasit

8 Mei 2019 1:44 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi wasit Indonesia. Foto: Instagram/@pssi__fai
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi wasit Indonesia. Foto: Instagram/@pssi__fai
ADVERTISEMENT
Bhayangkara FC jadi tim pesakitan di leg kedua Piala Indonesia 2019. Kekalahan didapat dalam laga melawan PSM Makassar. Semakin miris karena 'The Guardian' mengklaim bahwa mereka gugur karena dikalahkan wasit Nusur Fadilah.
ADVERTISEMENT
Cerita minor pengadil lapangan berlanjut pada laga Persib Bandung melawan Borneo FC di ajang yang sama. Wasit Fariq Hitaba yang memimpin laga disebut membuat putusan kontroversi dengan memberikan 'Pangeran Biru' hadiah penalti.
Kontroversi ketiga terjadi saat laga Persija Jakarta melawan Bali United. Kali ini, Handri Kristanto dianggap punya andil di balik hadiah penalti bagi Persija.
Desakan agar perangkat pertandingan sepak bola Indonesia didukung dengan teknologi Video Assistant Referee alias VAR seketika mencuat. Peralatan yang juga digunakan di Piala Dunia 2018 itu dianggap jadi solusi praktis untuk membantu wasit memimpin pertandingan.
PT Liga Indonesia Baru (PT LIB) selaku operator kompetisi Liga 1 2019 segera merespons serangkaian peristiwa yang terjadi dalam beberapa waktu belakangan. Ribut-ribut soal putusan wasit coba dicari jalan keluarnya dengan menggelar diskusi dengan para perwakilan klub Liga 1.
ADVERTISEMENT
Dalam pertemuan yang digelar pada Selasa (7/5), malam WIB, di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, PT LIB menyebut akan membentuk bentuk Badan Independen Wasit untuk musim kompetisi 2019.
Ide pembentukan badan ini bukan datang dari PT LIB saja. PT LIB mengatakan sudah berkonsolidasi dengan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk mencari solusi permasalahan ini.
Direktur Utama PT LIB, Dirk Soplanit. Foto: Alan Kusuma/kumparan
''Jadi rencana terdekat, wasit tak lagi dikelola oleh PSSI atau PT LIB dan akan dilepas kepada Badan Independen. Dan lewat rapat Komite Eksekutif PSSI, PSSI dan para anggota Komite Eksekutif juga telah memutuskan badan itu dibentuk dan organisasinya juga sudah dibicarakan. Saat ini sudah tinggal mengisi orang-orangnya saja,'' kata Direktur Interim PT LIB, Dirk Soplanit.
ADVERTISEMENT
''Semula badan ini akan diisi oleh tenaga asing dari Asosiasi Sepak Bola Jepang (JFA) karena mereka sudah menjadi instruktur wasit-wasit Indonesia dalam dua tahun belakangan. Tetapi, belakangan rencana itu berubah dan akan menggandeng tenaga asing dari Inggris untuk mengisinya,'' lanjutnya.
PSSI sejatinya memiliki Komite Wasit PSSI untuk mengatur alur kerja wasit-wasit yang bertugas mengawal pertandingan. Akan tetapi, komite tersebut tengah tercoreng lantaran beberapa anggotanya tersandung kasus pengaturan skor.
Priyanto (mantan Komite Wasit PSSI), Anik Yuni Artikasari (wasit futsal), Nurul Safarid (wasit), dan Mansyur Lestaluhu (staf Direktur Wasit PSSI) adalah sederet nama yang sudah mendekam di balik jeruji besi. Mereka diamankan Satuan Tugas Anti-Mafia Bola dan ditetapkan jadi tersangka di balik pengaturan salah satu laga Liga 2 atas laporan mantan manajer Persibara Banjar Negara, Lasmi Indaryani.
ADVERTISEMENT
Jadi tersangkanya keempat orang tersebut jadi cerminan buruknya kinerja Komite Wasit PSSI. Dan oleh karenanya, Dirk berharap pembentukan Badan Independen Wasit yang berisikan oleh orang-orang yang mahir dalam bidangnya, dapat mencegah terjadinya persoalan serupa.
"Kami ingin publik sepak bola bisa kembali percaya. Bukan pekerjaan mudah dan hasilnya memang tak bisa langsung jadi. Tetapi, jika badan ini berisikan oleh tenaga asing, setidaknya PSSI sudah tak bisa masuk. Kami di PT LIB tak bisa mengintervensi kinerja mereka juga, karena mereka punya independensi yang tinggi dan tak mudah terpengaruh oleh siapa pun.''
''Dan dengan adanya mereka, harapan kita semua, wasit-wasit akan dapat dimonitor kinerjanya. Karena tentu mereka punya alat ukur: untuk mengevaluasi, menilai kinerja, menentukan wasit yang layak atau tidak memimpin laga,'' jelas Dirk.
ADVERTISEMENT
Solusi membentuk Badan Independen Wasit juga tak menutup rencana untuk menggunakan VAR. Akan tetapi, penggunaan VAR belum bisa terealisasi dalam musim kompetisi terdekat.
''Tak mudah menggunakannya karena penggunaan VAR juga saling bersinergi. Pertama, wasit harus ada kualifikasinya. Kedua, penggunaan VAR bisa saja menunggu approval dari FIFA atau AFC atau AFF. Ketiga, peralatan VAR juga harus ada sosialisasinya.''
''Jadi bisa kami katakan, penggunaan VAR tidak semudah yang dibayangkan. Dan jangan dengan adanya VAR malah jadi bumerang bagi kompetisi kita karena kita sendiri tak siap menggunakannya,'' tutup Dirk.