Respons Taktikal Indra Sjafri dan Kegagalan Timnas U-19

29 Oktober 2018 1:37 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pelatih Indonesia U-19, Indra Sjafri. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pelatih Indonesia U-19, Indra Sjafri. (Foto: Nugroho Sejati/kumparan)
ADVERTISEMENT
Harapan Timnas U-19 Indonesia mentas di Piala Dunia U-20 pupus. Kendati begitu, pelatih Indra Sjafri tak memendam kekecewaan.
ADVERTISEMENT
Berlaga melawan Jepang U-19 dalam perempat final Piala Asia U-19 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Minggu (28/10/2018) malam WIB, 'Garuda Nusantara' kalah 0-2. Kekalahan itu sekaligus mematikan kans Timnas U-19 berlaga di Piala Dunia U-20 2019.
Meski demikian, Indra menilai bahwa skuat asuhannya dapat bermain apik. Rachmat Irianto dan kolega mampu menafsirkan strategi dan instruksi yang ia racik dengan baik. Hasilnya terlihat di sepanjang babak pertama. Ya, saat itu, Jepang sulit membidik gawang Timnas U-19.
"Ada respons taktikal yang kami lihat dari hasil pertandingan Jepang (di fase grup) bahwa mereka perlu direspons dengan bermain tiga bek dengan satu pemain berfungsi jadi libero untuk menutup celah penetrasi dan terobosan mereka, yang saya pikir bagus. Jepang juga gagal melakukan serangan sesuai keinginan mereka," ucap eks juru taktik Bali United itu.
ADVERTISEMENT
Dalam laga ini, Indra menerapkan skema dasar 5-4-1. Itu dilakukan untuk menutup celah-celah di pertahanan dengan menggunakan banyak pemain. Efeknya, 'Samurai Biru Muda' kesulitan meneror gawang M. Riyandi.
Selain itu, catatan aksi defensif tim besutan Indra itu melonjak dengan 16 tekel, 3 intersep, dan 16 sapuan. Namun, Indra alpa. Jepang punya sederet penembak jitu yang bisa menjadi opsi untuk mengakhiri serangan.
"Gol pertama, contohnya, mereka bermain satu dua sentuhan, dribbling, dan tak berhasil (karena pertahanan kami kokoh). Tapi, kami lupa dengan skema lainnya, [yakni] tendangan jarak jauh. Mereka berhasil karena tak ada blok," kata Indra
Selepas jeda, Indra melakukan beberapa perubahan guna menambah daya ledak dan menyamakan skor. Langkah yang ditempuh Indra adalah meningkatkan agresivitas permainan dan memasukkan Todd Rivaldo Ferre pada menit ke-74.
ADVERTISEMENT
Pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang di perempat final AFC U-19 Championship. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
zoom-in-whitePerbesar
Pertandingan Timnas Indonesia vs Jepang di perempat final AFC U-19 Championship. (Foto: Iqbal Firdaus/kumparan)
Apa yang dilakukan Indra membuat kendali permainan sepanjang babak kedua dipegang oleh Timnas U-19. Itu terlihat dari penguasaan bola yang menyentuh 51% dan 3 tembakan mengarah ke gawang. Akan tetapi, perubahan yang dilakukan Indra tak lantas membuat Timnas U-19 menyamakan skor, apalagi membalikkan keadaan.
Kendati demikian, pelatih kelahiran Lubuk Nyiur, Sumatera Barat, itu tetap memberikan sanjungan kepada skuatnya karena mampu merespons permainan dan mencerna instruksi yang ia berikan dengan baik.
"Kami lihat respons taktik kami. Kami keluarkan bek tengah dan ganti gelandang. Ada perubahan strategi yang jelas di situ, untuk menyerang. Karena mau kalah 2-0, 3-0, hasilnya tetap sama," ucapnya.
"Dalam sepak bola tentu ada kalah dan ada menang, tetapi saya yakin bahwa level sepak bola Indonesia dengan Jepang atau negara lain cukup kompetitif. Dalam pertandingan tadi, error yang kami lakukan menghasilkan gol (bagi Jepang)," kata Indra menutup.
ADVERTISEMENT