Ronaldo Bukan Lagi Solusi bagi Portugal?

25 Maret 2019 20:55 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Portugal ditahan imbang Ukraina di babak kualifikasi Piala Eropa 2020. Foto: REUTERS/Rafael Marchante
zoom-in-whitePerbesar
Portugal ditahan imbang Ukraina di babak kualifikasi Piala Eropa 2020. Foto: REUTERS/Rafael Marchante
ADVERTISEMENT
Asa Portugal untuk memetik kemenangan kembali gagal. Kembalinya Cristiano Ronaldo ke dalam skuat pimpinan Fernando Santos itu tak memberikan dampak signifikan. Nyatanya, Selecao das Quinas hanya bermain dengan skor kacamata saat menjamu Ukraina di Kualifikasi Piala Eropa akhir pekan lalu. Ya, hasil imbang dalam tiga pertandingan beruntun.
ADVERTISEMENT
Ronaldo, yang terakhir kali mentas bersama negaranya pada Piala Dunia 2018, diharapkan mampu berbuat banyak, atau setidaknya bisa menularkan maginya kepada Bernardo Silva dan kawan-kawan kala bersua Ukraina.
Namun, hasilnya nihil. Dari 7 tembakan yang dilepaskannya, tak ada satu pun yang berbuah gol. Sampai di sini cukup membuktikan bahwa kehadiran Ronaldo tak berpengaruh kepada performa Portugal.
Eits, bukan cuma kami, lho, yang mengatakannya. Santos juga menegaskan bahwa penyandang lima titel Ballon d'Or itu gagal menjadi solusi atas permasalahan Portugal.
Santos bahkan mengatakan bahwa tak menutup kemungkinan bila ia mencadangkan Ronaldo dalam laga kedua Kualifikasi Piala Eropa Grup B melawan Serbia pada Selasa (26/3/2019) dini hari WIB.
ADVERTISEMENT
"Sekarang kami harus memikirkan pertandingan berikutnya. Dan bahkan dengan atau tanpa Cristiano," kata Santos seperti dilansir Goal.
"Kami harus memikirkan kolektivitas tim dan tidak terfokus pada pertanyaan apakah Cristiano bermain atau tidak."
Kolektivitas adalah zat yang hilang dari Portugal saat Ronaldo hadir. Ia bukan hanya menjadi pusat serangan, tetapi juga corong untuk melepaskan peluang.
Kontribusinya di Piala Dunia teranyar bisa dijadikan acuan. Bagaimana Ronaldo menjadi pemain dengan intensitas tembakan tertinggi di antara rekan-rekan setimya sebanyak 5, dua kali lipat lebih banyak dibanding Ricardo Quaresma di posisi kedua. Maka tak aneh bila 4 dari 5 gol Portugal lahir melalui eks pemain Sporting CP itu.
Sebaliknya, lini serang Portugal menjadi lebih cair saat Ronaldo absen. Saat menaklukkan Italia pada UEFA Nations League A Grup 3 September lalu misalnya, Santos mengaplikasi formasi dasar 4-3-3 dengan mengandalkan Andre Silva, Bruma, dan Bernardo Silva. Hasilnya tokcer, intensitas tembakan mereka ciamik dengan 6 shot on target, bandingkan dengan Italia yang cuma mengumpulkan setengahnya.
ADVERTISEMENT
Setelah Gli Azzurri, giliran Polandia yang mereka hempaskan. Santos kala itu menurunkan format 4-1-4-1 dengan Silva sebagai ujung tombak. Sementara Bernardo dan Rafa ditaruh sebagai gelandang sayap. Racikan Santos itu sukses berbuah 3 gol.
Namun, ketajaman Portugal hanya sampai di situ. Mereka hanya mampu mencetak sebiji gol di tiga pertandingan setelahnya. Mandulnya lini serang Portugal ini terkait erat dengan pampatnya keran gol Silva sebagai juru gedor tim sejak pengujung November lalu. Bila dirinci, cuma 2 gol yang mampu dibuatnya dalam 23 pertandingan di lintas ajang.
Andre Silva pada laga bersama Sevilla. Foto: ANDER GILLENEA / AFP
Sialnya, Portugal cuma Silva satu-satunya penyerang tengah yang mumpuni. Sisanya, hanya si one hit wonder, Eder, serta penyerang Braga yang masih nihil caps timnas, Paulinho.
ADVERTISEMENT
Sebenarnya Santos bukannya tanpa ekspektasi saat Ronaldo kembali. Ia masih berharap pemain andalannyaaitu mampu memperbaiki ketajaman lini depan. Koleksi 24 gol dan 8 assist yang dibuat Ronaldo untuk Juventus di seluruh ajang cukup dijadikan garansi.
Apalagi, Ronaldo sedang bagus-bagusnya setelah memborong tiga gol kemenangan Juventus atas Atletico Madrid di babak 16 besar Liga Champions lalu. Apes, pada akhirnya Ronaldo gagal menghidupkan produktivitas Portugal di hadapan Ukraina.
Namun, sukar dimungkiri bahwa Ronaldo memang ketiban apes malam itu. Penampilan gemilang Andriy Pyatov di bawah mistar gawang Ukraina jadi dasarnya. Ya, kiper gaek itu sukses meredam dua peluang emas Ronaldo dari dalam kotak penalti. Bila ditotal, Pyatov mencatatkan enam penyelamatan dan persentase tangkapan sukses mencapai 100% dalam duel tersebut.
ADVERTISEMENT
Pemain Polandia, Bartosz Bereszynski, dikepung Rafa Silva dan Mario Rui. Foto: Reuters/Radoslaw Jozwiak
Dalam perspektif lain, kuantitas ancaman yang dituai Portugal tidaklah buruk. Terhitung ada 18 upaya yang sudah mereka lepaskan. Jumlah tersebut jauh lebih banyak ketimbang Yevhen Konoplyanka dan kawan-kawan yang hanya mengukir 6. Jadi, argumen bahwa Ronaldo nihil kontribusi tak sepenuhnya benar.
Sebagaimana yang dikatakan Santos, ia mungkin saja menepikan Ronaldo dan mengedepankan kolektivitas. Akan tetapi, keputusan semacam ini bakal terbentur dengan performa Silva yang tengah jeblok. Belum lagi dengan minimnya stok penyerang tengah. So, kembali mengandalkan Ronaldo sebagai juru gedor utama bakal jadi langkah ideal bagi Santos.
Selain itu, kebijakan untuk menurunkan pasangan Georgina Rodríguez tersebut bakal jadi langkah penting demi mempersiapkan komposisi ideal untuk semifinal UEFA Nations League versus Swiss pada 5 Juni mendatang.
ADVERTISEMENT
Pertimbangan lainnya adalah performa Serbia yang sedang dalam kondisi on-fire. Mereka belum terkalahkan sejak tersingkir dari ajang Piala Dunia termutakhir. Bahkan, The Eagles sukses menahan imbang Jerman 1-1 tengah pekan lalu.
Oke, Mladen Krstajic memang telah kehilangan empat pemainnya, termasuk Aleksandar Kolarov dan Nemanja Matic. Akan tetapi, jangan lupa bahwa mereka masih punya Sergej Milinkovic-Savic, Aleksandar Mitrovic, serta Dusan Tadic untuk membungkam Estadio da Luz dini hari nanti.